• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Opini / Sejarah Jas Hujan yang Terlewatkan

August 20, 2015

Sejarah Jas Hujan yang Terlewatkan

Kalau pejalan kaki harus menyediakan payung sebelum turun hujan, maka pengendara sepeda motor harus membawa jas hujan di dalam bagasi agar tidak basah rintik hujan mulai membasahi bumi. Ya, jas hujan adalah pakaian yang bersifat waterproof (antiair) yang bisa melindungi kita dari air hujan.

Sebenarnya jas hujan atau yang sering disebut mantel tidak hanya dipakai oleh mereka yang bermotor tetapi juga digandrungi oleh pejalan kaki. Lebih simpel dibandingkan harus menenteng payung dan dijamin tubuh kita tidak akan basah jika hujan disertai badai menerpa.

image

Lalu bagaimanakah sejarah penemuan jas hujan tersebut?

Sudah menjadi fitrah jika manusia memiliki akal untuk melindungi diri dari berbagai macam bahaya baik itu yang berasal dari alam atau buatan manusia. Melindungi diri dari hujan contohnya. Sejak zaman manusia purba, para Homo Sapiens telah mampu melindungi tubuh mereka dengan menggunakan kain dari bulu binatang yang telah dilapisi minyak sehingga pakaian tersebut bersifat antiair dan membuat tubuh menjadi hangat.

Seiring berjalan waktu, manusia semakin berinovasi dalam menciptakan jas hujan. Suku Inca telah mampu melindungi tubuh mereka dari hujan dengan membuat ekstrak getah dari kulit kayu yang diolesi ke pakaian mereka. Begitu pula dengan suku Inuit dan bangsa Viking yang merendam baju mereka ke dalam minyak ikan dengan tujuan yang sama. Tidak ketinggalan dengan masyarakat Saxon yang mengolesi kain tenunan mereka dengan lemak binatang untuk mengurangi penyerapan air.

Zaman pun semakin berkembang terutama saat Revolusi Industri terjadi. Dengan menggunakan bahan kimia tambahan, kain yang bersifat waterproof pun tercipta. Penemuan ini diprakarsai oleh ahli kimia Charles Macintosh pada tahub 1816. Dia mengembangkan lem dengan menggunakan produk dari penyulingan batu bara yang bernama naptha. Lem tersebut ia gunakan untuk lapisan tenun yang ditekan bersama kain wol denhan menggunakan rol. Jas hujan tersebut dipatenkan pada 1823.

Sayangnya, jas hujan yang tahan air itu sangat berat dan berbau karet. Tidak hanya itu, jas hujan yang dipatenkan Macintosh juga sangat berat kaku serta selalu bolong saat dijahit.

Manchitos kembali melakukan inovasi dengan menggandeng Thomas Hancock. Kali ini sang ahli kimia dan rekannya mengembangkan proses vulkanisasi yaitu memanaskan lateks dan menggabungkannya dengan sulfur dan akselerator. Hasilnya, karet menjadi kuat dan lebih elastis sehingga tercipta kain yang lebih lembut, mudah dijahit, dan kedap air tentunya.

Puluhan bahkan ratusan tahun berikutnya, inovasi untuk menghasilkan kain yang antiair semakin berkembang. Ditambah lagi dengan kemajuan di bidang teknik dan kimia sehingga bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan kain yang anti terhadap air juga semakin aplikatif.

Pada zaman sekarang, kain yang tahan air tersebut dapat dimodifikasi dan didesain menjadi jas hujan dengan berbagai jenis. Ada jas hujan ponco atau yang sering disebut jas hujan klebet, jas hujan overcoat yang berbentuk jaket atau mantel, jas hujan training, dan jas hujan rok atau gamis. Untuk yang model terakhir adalah desain terbaru yang sangat cocok dipakai oleh kaum perempuan.

Tidak hanya model jas hujan yang didesain semenarik mungkin, pemilihan warna terhadap baju antiair ini juga beragam. Umumnya warna yang dipilih adalah warna-warna terang yang berfungsi untuk memudahkan pemakainya terlihat saat hujan lebat terutama ketika jarak penglihatan berkurang.

Nah, itu dia sejarah jas hujan dari masa ke masa. Karena saya adalah pengendara motor, maka jas hujan ini tidak perna lupa saya masukkan ke dalam bagasi motor. Apalagi di musim yang tidak menentu seperti ini, kadang cerah dan kadang hujan. Jadi, untuk mengantisipasi, jas hujan rok selalu saya bawa ke mana-mana saat berkendara.

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Opini, Review Tagged With: jas hujan, jas hujan rok, jenis jas hujan, penemu jas hujan, sejarah jas hujan

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. ade anita says

    August 21, 2015 at 8:44 PM

    kalo aku lagi naksir jas hujan yang dijual di toko barang buatan jepang… itu dilipetnya ramping, motifnya keren karena dari plastik tebal yang jatuh, dan katanya sih awet alias gak cepet robek… sayang harganya mahal banget. harus nabung dulu biar bisa beli… tapi percaya sih kualitasnya bagus.

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 24, 2015 at 8:56 PM

      Ohya? Jadi penasaran juga saya mbak

      Reply
  2. turiscantik says

    August 22, 2015 at 9:45 AM

    jas ujan penting banget paling suka seperti yang mbak pake bener2 menutup badan

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 24, 2015 at 8:56 PM

      Terima kasih kakak

      Reply
  3. wisatania says

    August 22, 2015 at 10:20 PM

    Saya tuh malah tertarik dengan ide nulis tentang jas ujan.. koq ya kepikir dapet ide itu ya?? Keren banget..!

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 24, 2015 at 8:56 PM

      Hihihi… Mumpung lagi musim hujan mas

      Reply
  4. monda says

    August 23, 2015 at 6:15 AM

    kejadian deh ujan2an pas naik ojek, cuma bisa ngumpet di belakang jas ujan ojeker, basah kuyup seluruh badan, hadeeeh emang musti sedia sendiri deh jas hujan dalam tas

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 24, 2015 at 8:55 PM

      Beneran kak monda, harus nyiapin sendiri

      Reply
  5. Cut Inong Mutia says

    August 24, 2015 at 9:57 AM

    Baru tahu ada jas hujan gamis…

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 24, 2015 at 8:54 PM

      Ada emang kak nong…

      Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

 

Loading Comments...
 

    %d