• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Feature / Pesona Batik Aceh

September 6, 2009

Pesona Batik Aceh

Indah dan glamor. Itulah kesan pertama yang tertangkap saat menyaksikan pajangan batik di Rumah Batik Aceh yang berada di Desa Meunasah Manyang, Aceh Besar. Ternyata tidak hanya Pulau Jawa yang identik dengan pakaian tradisional Indonesia ini, tetapi Provinsi Aceh juga mempunyai potensi yang tidak kalah dalam menghasilkan busana yang istilahnya diambil dari Bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”.
Corak dan variasi batik Aceh jelas berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Rata-rata batik Aceh menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Keberanian memainkan warna itulah yang memberikan kesan glamor.
Motif yang digunakan dalam batik Aceh mengandung makna falsafah hidup masyarakatnya. Motif pintu misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang melambangkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang hal ini. Ciri khas itu menandakan bahwa rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat-istiadat yang tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif itu mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Sedangkan motif bunga jeumpa-bunga kantil-diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya sangat indah. Kuatnya pengaruh Islam juga turut mewarnai motif-motif batik. Di antaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.

“Selain itu ada juga motif Rencong yang merupakan senjata khas Aceh. Awan berarak dari Kutacane, Motif Gayo berupa garis-garis dengan titik di tengahnya,” ungkap Khadijah, salah satu pengrajin di Rumah Batik tersebut.

Terlepas dari motif, penerapan padu padan batik dalam busana perempuan Aceh diwarnai dengan model celana panjang longgar. Hal itu menurut Khadijah menunjukkan persamaan derajat antara pria dan wanita.

Industri yang dikelola Dewan Kesenian Nasional (Dekranas) Aceh ini telah mengadakan pelatihan yang diikuti 30 peserta (17 perempuan dan 13 laki-laki) dari seluruh Aceh untuk membuat dan meningkatkan kualitas batik Aceh pada Mei-Juli 2007 silam. “Pelatihnya didatangkan dari Pekalongan dan Cirebon,” imbuh Khadijah.

Dalam kurun waktu sebulan, pengrajin batik Aceh ini telah mampu menghasilkan 200 potong kain batik yang masih dipasarkan di dalam Provinsi Aceh yang kerap dikunjungi oleh berbagai pihak dari yang berasal dari dan luar Aceh seperti di Bandara Sultan Iskandar Muda, Hermes Palace Hotel, Dekranas Aceh, dan Rumah Batik.”Sedangkan untuk promosi ke luar Aceh pemerintah selalu mengikutsertakan batik Aceh dalam pameran-pameran nasional,”papar wanita itu.

Harga batik Aceh pun bervariasi, tergantung jenis kain dan kombinasi warna yang digunakan. ”Untuk kain katun dengan satu kombinasi warna harganya sekitar Rp.200.000,”tambahnya.

Selain itu, Ketua PKK Aceh Darwati A Gani mengatakan bahwa dalam kurun waktu 1,5 tahun, batik Aceh sudah berkembang sedemikian bagus. “Sekarang ini banyak yang menggunakan produk batik Aceh,” sebut Darwati.

Istri Irwandi Yusuf ini menyebutkan untuk lebih memperkenalkan batik motif Aceh kepada publik, pihaknya menganjurkan kepada pegawai pemerintahan untuk memakai batik Aceh saat bekerja. “Pegawai dinas-dinas perlu memakai batik, satu hari dalam seminggu, sehingga batik Aceh dipakai masyarakat dan menjadi kebanggaan kita bersama,” harapnya serius.(liza fathiariani)

sumber gambar : www.visitaceh.com

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Feature

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Arioga says

    September 6, 2009 at 4:58 PM

    Batik Aceh <– Plagiat budaya Jawa. Janganlah terlalu dipaksakan.

    Reply
  2. Anonymous says

    September 8, 2009 at 4:20 AM

    sebenarnya bukan plagiat, melainkan ini menunjukkan prularisme dan kebinekaan negara kita. jadi ngga hanya batik jawa yang ada di Indonesia, tapi ada juga batik Padang, palembang, bali, dan juga Aceh. hal ini jelas memperkaya khazanah Indonesia

    Reply
  3. Arioga says

    September 10, 2009 at 7:55 PM

    Hmmm, Kenapa waktu malaysia mengklaim batik juga bagian dari budaya mereka semua berteriak plagiat? Bukankah itu juga bagian dari memperkaya kazanah dunia?

    Hahahaha

    Reply
  4. Anonymous says

    September 11, 2009 at 2:42 AM

    nah, ini beda. setiap negara pasti punya ciri khasnya masing2. seperti indonesia punya batik, Aceh bagian dari Indonesia, ya ngga salah kan kalo memproduksi batik dengan modifikasi kebudayaan aceh sendiri. Nah, kalo ada negara lain yang meklaim budaya kita, jelas ini merupakan pencurian identitas bangsa.

    Reply
  5. Fanda says

    September 13, 2009 at 2:00 AM

    Aku suka batik juga, tp sampe sekarang gak bisa membedakan masing2 batik yg punya ciri khas. Bagiku semuanya batik, unik, dan aku bangga aja waktu memakainya…
    Salam kenal ya!

    Reply
  6. liza fathiariani says

    September 13, 2009 at 2:16 AM

    @ fanda : salam kenal juga fanda. aku juga terkadang ngga bisa ngebedain yang mana batik solo, batik ini batik itu. cuma waktu ke rumah batik kalo tau itu adalah batik Aceh. salam kenal juga

    Reply
  7. Tisti Rabbani says

    September 13, 2009 at 2:32 AM

    yuk, budayakan memakai batik warisan budaya (skrang malah unesco sdh mencanagkan bhw batik di indonesia sbg warisan dunia)

    bangga memakai batik, bangga menjadi indonesia…

    Reply
  8. Sang Cerpenis bercerita says

    September 13, 2009 at 8:50 AM

    linknya dah di add ya.

    Reply
  9. pakacil says

    September 13, 2009 at 6:34 PM

    sepertinya tiap daerah di indonesia memang memiliki corak kain khas masing-masing, seperti di kalsel dengan kain sasirangan.

    kalau bisa sih dipatenkan juga teknik pembuatannya.
    sebagaiman jepang, yg berhasil mematenkan salah satu teknik pembuatan kain tradisional indonesia. 🙁

    Reply
  10. Rizky2009 says

    September 14, 2009 at 4:37 PM

    batik aceh ternyata g kalah bagus ama batik jawa, makanya saking bagusnya batik indonesia sampai2 malingsia klaim

    Reply
  11. mnizar says

    September 24, 2009 at 4:02 AM

    askm…salam kenalsaya M.nizar abdurrani, wartawan mediaonline, (udah pernah buka? buka dong)
    saya tertarik sekali ingin mengangkat diskusi ttg batik aceh. bisa kah saya mengutip nama dan anda sebagai narasumber saya?
    kontak saya di

    wass

    Reply
  12. Agung Suryo says

    October 11, 2009 at 7:55 AM

    batik oh batik…
    yang jelas batik merupakan warisan budaya tak benda dari indonesia yang sudah terdaftar di unesco.

    yang saya dengar terakhir bagaimana batik kini masuk daftar UNESCO adalah teknik membuat batik dengan canting dan lilin, sebuah cara khas Indonesia, yang kuno, dan–yang terpenting–bisa punah.

    jadi kalo ada yang bicara batik itu dari jawa dan daearh

    Reply
  13. liza fathiariani says

    October 11, 2009 at 3:46 PM

    setujuuuuuuuuuuuuu… agung emang TOP deh (ngga nyambung..)

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d