Motif yang digunakan dalam batik Aceh mengandung makna falsafah hidup masyarakatnya. Motif pintu misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang melambangkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang hal ini. Ciri khas itu menandakan bahwa rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat-istiadat yang tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif itu mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Sedangkan motif bunga jeumpa-bunga kantil-diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya sangat indah. Kuatnya pengaruh Islam juga turut mewarnai motif-motif batik. Di antaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.
“Selain itu ada juga motif Rencong yang merupakan senjata khas Aceh. Awan berarak dari Kutacane, Motif Gayo berupa garis-garis dengan titik di tengahnya,” ungkap Khadijah, salah satu pengrajin di Rumah Batik tersebut.
Terlepas dari motif, penerapan padu padan batik dalam busana perempuan Aceh diwarnai dengan model celana panjang longgar. Hal itu menurut Khadijah menunjukkan persamaan derajat antara pria dan wanita.
Industri yang dikelola Dewan Kesenian Nasional (Dekranas) Aceh ini telah mengadakan pelatihan yang diikuti 30 peserta (17 perempuan dan 13 laki-laki) dari seluruh Aceh untuk membuat dan meningkatkan kualitas batik Aceh pada Mei-Juli 2007 silam. “Pelatihnya didatangkan dari Pekalongan dan Cirebon,” imbuh Khadijah.
Dalam kurun waktu sebulan, pengrajin batik Aceh ini telah mampu menghasilkan 200 potong kain batik yang masih dipasarkan di dalam Provinsi Aceh yang kerap dikunjungi oleh berbagai pihak dari yang berasal dari dan luar Aceh seperti di Bandara Sultan Iskandar Muda, Hermes Palace Hotel, Dekranas Aceh, dan Rumah Batik.”Sedangkan untuk promosi ke luar Aceh pemerintah selalu mengikutsertakan batik Aceh dalam pameran-pameran nasional,”papar wanita itu.
Harga batik Aceh pun bervariasi, tergantung jenis kain dan kombinasi warna yang digunakan. ”Untuk kain katun dengan satu kombinasi warna harganya sekitar Rp.200.000,”tambahnya.
Selain itu, Ketua PKK Aceh Darwati A Gani mengatakan bahwa dalam kurun waktu 1,5 tahun, batik Aceh sudah berkembang sedemikian bagus. “Sekarang ini banyak yang menggunakan produk batik Aceh,” sebut Darwati.
sumber gambar : www.visitaceh.com
Arioga says
Batik Aceh <– Plagiat budaya Jawa. Janganlah terlalu dipaksakan.
Anonymous says
sebenarnya bukan plagiat, melainkan ini menunjukkan prularisme dan kebinekaan negara kita. jadi ngga hanya batik jawa yang ada di Indonesia, tapi ada juga batik Padang, palembang, bali, dan juga Aceh. hal ini jelas memperkaya khazanah Indonesia
Arioga says
Hmmm, Kenapa waktu malaysia mengklaim batik juga bagian dari budaya mereka semua berteriak plagiat? Bukankah itu juga bagian dari memperkaya kazanah dunia?
Hahahaha
Anonymous says
nah, ini beda. setiap negara pasti punya ciri khasnya masing2. seperti indonesia punya batik, Aceh bagian dari Indonesia, ya ngga salah kan kalo memproduksi batik dengan modifikasi kebudayaan aceh sendiri. Nah, kalo ada negara lain yang meklaim budaya kita, jelas ini merupakan pencurian identitas bangsa.
Fanda says
Aku suka batik juga, tp sampe sekarang gak bisa membedakan masing2 batik yg punya ciri khas. Bagiku semuanya batik, unik, dan aku bangga aja waktu memakainya…
Salam kenal ya!
liza fathiariani says
@ fanda : salam kenal juga fanda. aku juga terkadang ngga bisa ngebedain yang mana batik solo, batik ini batik itu. cuma waktu ke rumah batik kalo tau itu adalah batik Aceh. salam kenal juga
Tisti Rabbani says
yuk, budayakan memakai batik warisan budaya (skrang malah unesco sdh mencanagkan bhw batik di indonesia sbg warisan dunia)
bangga memakai batik, bangga menjadi indonesia…
Sang Cerpenis bercerita says
linknya dah di add ya.
pakacil says
sepertinya tiap daerah di indonesia memang memiliki corak kain khas masing-masing, seperti di kalsel dengan kain sasirangan.
kalau bisa sih dipatenkan juga teknik pembuatannya.
sebagaiman jepang, yg berhasil mematenkan salah satu teknik pembuatan kain tradisional indonesia. 🙁
Rizky2009 says
batik aceh ternyata g kalah bagus ama batik jawa, makanya saking bagusnya batik indonesia sampai2 malingsia klaim
mnizar says
askm…salam kenalsaya M.nizar abdurrani, wartawan mediaonline, (udah pernah buka? buka dong)
saya tertarik sekali ingin mengangkat diskusi ttg batik aceh. bisa kah saya mengutip nama dan anda sebagai narasumber saya?
kontak saya di
wass
Agung Suryo says
batik oh batik…
yang jelas batik merupakan warisan budaya tak benda dari indonesia yang sudah terdaftar di unesco.
yang saya dengar terakhir bagaimana batik kini masuk daftar UNESCO adalah teknik membuat batik dengan canting dan lilin, sebuah cara khas Indonesia, yang kuno, dan–yang terpenting–bisa punah.
jadi kalo ada yang bicara batik itu dari jawa dan daearh
liza fathiariani says
setujuuuuuuuuuuuuu… agung emang TOP deh (ngga nyambung..)