• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Kesehatan / Kenapa Orang Bisa Gangguan Jiwa? Ini Jawabannya!

December 17, 2015

Kenapa Orang Bisa Gangguan Jiwa? Ini Jawabannya!

Kali ini saya mau nulis kenapa orang bisa gangguan jiwa, soalnya banyak yang tanya, kenapa sih orang bisa sakit jiwa, awalnya normal tiba-tiba sudah ngamuk? awalnya baik tiba-tiba sudah suka marah, awalnya berprestasi tiba-tiba tidak mau lagi kesekolah?

Nah, gangguan jiwa ini banyak penyebabnya, bisa karena faktor keturunan, karena kerusakan organ, karena faktor lingkungan, dan bisa juga karena masalah sosial ekonomi. Karena keturunan, orang yang punya orang tua dengan gangguan jiwa punya resiko lebih besar mengalami gangguan jiwa dibandingkan mereka yang orang tuanya tyang normal, karena memang gangguan jiwa ini bisa diturunkan dari ibu/bapak ke anaknya. Nah, kalau kamu punya orang tua yang gangguan jiwa, kamu jangan khawatir, karena kalau kamu tahu gejala-gejalanya, kamu bisa cegah dan bisa mengobatinya sesegera mungkin, sehingga penyakitnya tidak berlanjut lebih parah.

Selanjutya, penyebab kedua adalah karena kerusakan organ, atau dikenal juga dengan gangguan jiwa mental organik. Misalkan seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas yang membuat organ dikepalanya rusak, dia bisa saja muncul gejala-gejala seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Saya sering punya pasien yang di bawa kerumah sakit karena suka ketawa sendiri, atau malas malasan. Setelah di periksa tidak ada riwayat keluarga sama sekali, tapi setelah diperiksa lebih jauh, ternyata si pasien pernah kecelakaan ketabrak motor, dan mengaku pernah dirawat di rumah sakit. setelah kepalanya di CT scan dan di konsultasikan ke ahli saraf, ketahuan deh kalau di kepala si pasien sudah ada yang rusak. Jadinya inilah penyebab kenapa kemudian dia mengalami gejala seperti orang gangguan jiwa.

Selain karena keturunan dan karena kerusakan pada organ tubuh, gangguan jiwa juga disebabkan karena masalah lingkungan dimana kamu tinggal. orang yang tinggal di daerah konflik misalnya, punya resiko untuk mengalami gangguan jiwa dibandingkan mereka yang tinggal di daerah yang aman. Mereka yang tinggal di daerah konflik sering mengalami ganggguan jiwa kecemasan, seperti gangguan stress pasca trauma, dan sebagainya. Anak remaja yang punya orang tua yang suka memukul, sering marah-marah sama anaknya, tidak memberikan kasih sayang kepada anaknya, juga membuat si anak beresiko tingggi mengalami gangguan jiwa. Jadinya memilih lingkungan tempat tinggal yang baik merupakan salah satu syarat agar kita juga punya kesehatan jiwa yang baik.

Selanjutnya, penyebab gangguan jiwa yang lain adalah faktor sosial ekonomi. Orang dengan status ekonomi rendah punya resiko gangguan jiwa yang tinggi, selain itu mereka juga sepertinya susah untuk sembuh, karena memang mereka punya akses yang terbatas ke rumah sakit. Bahasa gampangnya, karena tidak punya uang, ya tidak bisa berobat. Jadinya mereka terus-menerus menderita gangguan jiwa. Sebaliknya mereka yang punya kemampuan dari segi ekonomi, biasanya punya akses berobat yang lebih baik, cepat sembuh dan tidak selamanya harus menderita dengan gangguan jiwanya.

Nah, keempat faktor ini sebenarnya saling berhubungan satu sama lain. Orang yang punya riwayat keluarga misalnya, resikonya akan lebih rendah apabila ia tinggal di lingkungan yang baik. Sebaliknya mereka yang tidak punya riwayat keluarga, akan beresiko tinggi apabila tinggal di lingkungan yang tidak sehat.

Begitu juga dengan faktor ekonomi, kalau mereka tidak punya riwayat keluarga pun, akan tetap beresiko kalau punya status ekonomi yang rendah, sebaliknya kalau keadaan ekonominya baik, resikonya akan lebih rendah. Sekian dulu ya, semoga bermanfaat!

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Kesehatan Tagged With: kesehatan

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Mayya says

    December 17, 2015 at 12:47 PM

    Makasih sharingnya mbak! Jadi tertarik baca tulisan yang lain… aku selalu ingin tahu hal ini karena ibuku memiliki gangguan kepribadian narsistik dan aku ingin sekali bisa ‘hidup’ normal

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 3:53 PM

      Sama-sama mbak Mayya, semoga ibunya bisa segera hidup normal ya..

      Reply
  2. Lidya says

    December 17, 2015 at 12:52 PM

    fak tor ekonomi ini kelihatan ya mbak mendeteksinya dibanding yang keturunan, eh bener gak ya analisa saya 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 3:58 PM

      sepertinya sama-sama mudah dan sama-sama sulit deh mbak, soalnya ada juga yg ekonomi pas pasan, tapi aman2 aja tuh, sebaiknya yg kaya raya ya….hehe

      Reply
  3. ruli retno says

    December 17, 2015 at 1:33 PM

    Menurut sy hal yg ky gini ni rumit bgt. Sy selalu salut sm org2 yg mendalami keilmuan soal jiwa ini.. nice share mba..
    Template nya bagus..

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 4:00 PM

      Terima kasih mbak, ya kalau di pikir2 rumit, tapi kalau udah tiap hari bertemu pasien, jadi simple, malah menyenangkan 🙂

      Reply
  4. susanti dewi says

    December 17, 2015 at 1:50 PM

    saya kira gangguan jiwa itu hanya karena depresi berkelanjutan. Ternyata banyak faktornya ya..

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 4:03 PM

      Iya mbak, banyak, depresi hanya salah satu saja…

      Reply
  5. rizka says

    December 17, 2015 at 2:57 PM

    Jadi ingat 5 aksis buat diagnosa gangguan jiwa Mbak 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 4:06 PM

      Iya, sayangnya sekarang di DSM 5 gak pakai lagi sistem aksis, kalau PPDGJ masih ya?! 🙂

      Reply
  6. Sandrine Tungka says

    December 17, 2015 at 3:02 PM

    Owh ternyata gangguan jiwa itu bisa jadi dari faktor keturunan ya. Saya kira itu sesuatu yang keluar karena depresi saja. Pada akhirnya musti waspada juga ya dan dicegah sejak dini. Terima kasih atas informasinya.

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 17, 2015 at 4:07 PM

      Iya, sama-sama, semoga bermanfaat 🙂

      Reply
  7. mysukmana says

    December 18, 2015 at 1:40 PM

    gangguan jiwa sebenarnya bukan masalah ekonomi dll tapi itu juga menjadi faktor pendukung, mungkin karena kurang bersyukur saja menurut saya..tapi artikel dan tulisan mbak liza menarik nih, jadi nambah pengetahuan

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 20, 2015 at 9:04 AM

      Benar, Gangguan jiwa banyak sekali faktor pemicunya, dalam ilmu medis, faktor2 yang saya sebutkan itu yang sudah di buktikan lewat penelitian…

      Reply
  8. vatih says

    December 19, 2015 at 10:14 PM

    maskih mba artikelnya, sangat bermanfaat 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 20, 2015 at 9:03 AM

      Iya, sama-sama.. 🙂

      Reply
    • Liza Fathia says

      December 29, 2015 at 7:45 PM

      Sama sama 🙂

      Reply
  9. qolbun says

    December 19, 2015 at 10:17 PM

    oh ternyata itu penyebabnya.. baru tau, makasih mba

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 20, 2015 at 9:05 AM

      Iya, sama2 🙂

      Reply
  10. into says

    December 19, 2015 at 10:19 PM

    kalau lingkungannya mendukung inshaa allah orang itu nggak akan sampai kena gangguan jiwa sih. ini menurut saya, he

    Reply
    • Liza Fathia says

      December 20, 2015 at 9:05 AM

      Benar sekali 🙂

      Reply
  11. Rudy kurniawan says

    December 27, 2015 at 6:01 PM

    Thanks utk sharingnya..postingan yg mantap..
    ijin..

    Reply
  12. Rudy kurniawan says

    December 28, 2015 at 12:11 AM

    Thanks sharingnya mba..mantap.

    Reply
  13. Moersalin says

    January 9, 2016 at 4:28 PM

    kalau ini saya mah sudah tahu….

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d