Sekarang dapat kita lihat betapa ilmu kedokteran telah berpindah dari tataran komunitas ke tataran perusahaan sehingga menjadi industri nomer wahid hampir di setiap negara. Padahal kita tahu bahwa perawatan kesehatan itu tidak bisa dijadikan sebuah industri. Bagaimana suami-istri, keluarga, kelompok, komunitas, negara, atau dunia bisa kuat kalau kesehatan atau kesejahteraan mereka bukan sebuah prioritas? Yang terjadi saat ini lebih menitikberatkan pada bisnis ketimbang pelayanan sehingga menyebabkan banyak kesulitan, biaya pengobatan yang tinggi, ataupun tuntutan malpraktik.
Kita, baik itu dokter atau pasien memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat melalui saat-saat terburuk dalam hidup jika kita bersikap sebagai teman dekat dan saling menghormati. Hidup itu lebih besar dari penyakit, diagnosis, pengobatan atau mekanisme penyakit.
Berubah Menjadi Badut
Inilah yang dilakukan Patch Adams, seorang revolusioner sosial, DOKTER, badut, dan pria dengan segudang prestasi. Patch adalah pendiri Gesundheit! Institute, klinik pengobatan gratis di West Virginia ang telah merawat lebih dari 15.000 pasien. Patch melakukan pendekatan hubungan personal kepada pasien untuk membantu mereka sembuh, bukan semata pendekatan klinis yang diterapkan rumah sakit pada umumnya. Dia sering kali memakai hidung badut berwarna merah untuk menghibur anak-anak kecil yang sakit ataupun mengajak mereka yang gelisah berjalan-jalan menuruni perbukitan.
Sungguh perbuatan yang sangat mulia. Pertanyaannya, adakah klinik pengobatan gratis di tempat kita? yang tenaga medisnya dengan tulus melayani pasiennya 24 jam seperti di Gesundheit Institute? Seorang dokter yang berubah menjadi badut dan melakukan berbagai atraksi yang dilakukan badut umumnya agar pasiennya tersenyum dan tidak ketakutan?
Jujur, setelah membaca kisah inspiratifnya Patch Adams, seorang dokter eksentrik yang menyembuhkan dengan humor dan kebahagiaan. Aku seperti ingin menyelami dunia yang dilakukan Patch. Memang, aku tidak mungkin menjadi badut, tapi aku bisa menjadi apapun itu yang pada akhirnya dapat membuat pasienku merasakan kalau aku adalah sahabatnya.
ijal says
mencoba berprasangka baik saja, barangkali dosen liza tu ga da maksud untuk mengabaikan hubungan yang ‘sekedar’ aktifitas klinis saja antara dokter-pasien. Dosen liza mungkin menganggap bahwa kalo terlalu lama dengan satu pasien akan mengabaikan pasien lain. Dengan kata lain, dosen liza tu pengen semua pasien tu terlayani..apalagi kan katanya sekarang dimana2 tu kekurangan dokter
Ijal
goenk baik says
kalo kamu pilih yg mana neh?jadi dkter sedokter2nya atao dokter nyambi bisnis hahaha
kl km bnr2 jd dokter sedokter2nya wuih…mantap tu salut sesalut2nya dech:)
kalo bingung tar mlm sholat istikharak dl ya biar diberi pilihan yg pas sebelum terjun di dunia senyata nyatanya.
Piyoh says
Kalo abang..dukung yang mana terbaik buat kamu dech, soalnya prioritas orang beda-beda jadi dokternya…tapi kalo itu yang terbaik buat dua-duanya, malah lebih bagus, karena hidup cuma sekali, so buat keputusan yang terbaik…
Ojo kongsi…kleru…
Anonymous says
iya, ijal benar… tapi… susah diungkapkan dengan kata-kata..
doain aja ya gung!!!
wass
liza
Daniel Azhari says
Wawww…
Keren banget ya blognya..
Artikelnya berbobot bangettt
sukses terus ya….
mampir ya..!!
http://gitarkeren.blogspot.com
tukeran link ya…
liza fathiariani says
thx daniel azhari,..wah namamu sama seperti artis itu yaaa.. ada azharinya 🙂
iya bang hijrah,.semua depend on ourself.. semoga apa yang sedang dijalani adalah yang terbaik..
amiin
Dr Heru Noviat Herdata SpA says
Kunjungan balik dari saya.
Nice blog
Anonymous says
belajar forex
forex
bisnis internet
internet marketing