• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Life Story / LDR Setelah Menikah Itu

September 1, 2016

LDR Setelah Menikah Itu

cerita LDR

LDR Setelah Menikah Itu (silakan lanjutin sendiri ya) (Sumber foto: ldrmagazine(dot)com)

Distance gives us a reason to love harder.
– Anon

Hai sobat blogger dan pembaca setia blog liza-fathia.com tercinta, pada postingan kali ini saya ingin menulis tentang Cerita LDR setelah menikah yang saya alami. Mulai dari cerita LDR beda negara sampai cerita LDR beda kota. Kok banyak banget? Enggak banyak kok, cuma 2. Seperti sinetron yang kalau ratingnya bagus ada session 1 dan session 2, begitu juga dengan kisah long distance relationship saya.

Cerita LDR sesion pertama adalah setelah kami menikah. Saya dan suami tidak menjalani proses pacaran, lebih kurang dua tahun kami berteman sampai akhirnya timbul ketertarikan satu sama lain dan memutuskan untuk menikah. Sejak sebelum menikah, suami sudah tinggal di Berlin, Jerman untuk melanjutkan studi master dan doktoralnya. Jadi waktu lamaran dan menikah, suami pulang sebentar, lalu kembali lagi keperantauan. Sebentar bukan satu dua hari, tapi dua tiga bulan. Ya, kami sempat menikmati honeymoon bersama-sama selama dua bulan sebelum tinggal berjauhan (lagi).

Ada sih keinginan untuk ikut suami ke luar negeri sana termasuk membayangkan mau ngapain aja selama di Berlin nanti. Yang pasti saya mau jalan-jalan, makan-makan, foto-foto, dan menuliskannya di blog. Ya, seperti blogger kebanyakan. Tapi karena saat itu saya sedang melaksanakan program internship di sebuah rumah sakit di Bireuen, salah satuh kabupaten di Aceh, jadi keinginan tersebut ditunda. Suami maunya saya melanjutkan kuliah ketika ikut dengannya nanti. Jadi, sambil menunggu internship selesai, saya pun mempersiapkan diri dengan belajar, #ceileee.

Disela-sela menjalani profesi sebagai dokter internship, saya dinyatakan positif hamil oleh dokter. Sayangnya, kehamilan saya hanya bertahan 10 minggu. Yup, saya mengalami keguguran dan suami waktu itu sudah kembali ke Jerman. Saat menjalani kuretase, saya hanya ditemani oleh teman-teman dan saudara sepupu. Orang tua saya tinggal di kabupaten yang berbeda dan butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke Bireuen. Sedih banget, pokoknya.

Selesai internship, saya kembali ke Banda Aceh dan bekerja di rumah sakit di ibukota provinsi. Tentunya sambil tetap mempersiapkan diri untuk ikut suami. Pada saat yang bersamaan Pemerintah Aceh menyediakan beasiswa untuk putra-putri Aceh yang ingin melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri. Saya pun mendaftarkan diri dan syarat administrasi yang ditentukan berhasil saya penuhi. Hore, sebentar lagi aku bisa jalan-jalan sambil belajar di luar negeri. #mulaibermimpi

Di saat bersamaan, suami pulang dan saya Alhamdulillah hamil (lagi) setelah setahun pasca keguguran atau di tahun  kedua pernikahan. Walaupun LDRan, suami setiap tahun pulang ke Aceh. Tiga bulan bersama, 9 bulan berjauhan. Karena memiliki riwayat keguguran, saya diminta untuk mengurangi aktivitas oleh dokter kandungan. Apalagi pada bulan pertama saya sempat mengalami flek, jadi saya pun memutuskan untuk berhenti bekerja. Trimester pertama hamil, suami masih di Aceh. Trimester kedua sampai akhir trimester ketiga suami kembali ke Jerman. Beberapa minggu seebelum persalinan suami pulang lagi dan menemani sampai putri kami 1 bulan.

Memasuki trimester ketiga kehamilan, saya dan teman-teman yang lulus beasiswa Pemerintah Aceh namun nilai TOEFL belum sampai 550 diberikan pembekalan Bahasa Inggris selama dua bulan. Walaupun hamil besar, saya enjoy aja ikutan les. Bayi di kandungan pun demikian. Gerakannya aktif banget pas ada bule yang ngajari kami. Kayaknya dia semangat banget karena mau ikutan ayah ke luar negeri.

Namun Allah berkehendak lain. Sampai Naqiya mau lahiran, kampus yang ingin saya tuju tidak lagi menerima hasil TOEFL paper based, melainkan IELTS dengan band 6,5 atau IBT. Tidak ada jadwal tes IELTS di Aceh pada waktu itu dan kalau mau saya harus terbang ke Medan. Tapi, waktu itu saya lagi hamil besar, jadi sangat berisiko untuk naik pesawat. Akhirnya saya menyerah dan melepaskan beasiswa itu. Stress karena kesempatan ikut suami gagal, saya pun ikut tes menjadi pegawai BPJS Kesehatan dan suami pun mengizini. Siapa tahu lulus, kan?

Dan saya memang lulus menjadi pegawai BPJS Kesehatan, tapi saya tidak menyangka kalau penempatan saya bukan di Banda Aceh melainkan Aceh Barat Daya yang harus ditempuh selama 8 jam perjalanan darat. Itu artinya, saya enggak hanya jauh dari suami tetapi juga jauh dari orang tua. Hm, mau bagaimana lagi, saya sudah terlanjur mendatangani surat pernyataan yang kalau keluar dari pekerjaan saya sekarang saya harus bayar 200juta. Dapat uang darimana, say? Saya pun mencoba menerima keadaan dan kenyataan. Menjalani hari-hari di kampung orang bersama putri tercinta. Mamak pun tidak membiarkan saya sendiri, sebulan sekali beliau selalu mengunjungi saya dan cucunya.

Dan sekarang memasuki 4 tahun pernikahan kami, suami berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu dengan predikat cum laude. Sungguh itu adalah hadiah yang luar biasa untuk perjalanan long distance married kami. Dan bagaimanakah cara kami menjaga agar rumah tangga kami tetap harmonis meskipun tinggal berjauhan? Komunikasi dan saling percaya. Ya, kecanggihan teknologi membuat kami tetap bisa berkomunikasi sambil bertatap muka meski lewat layar kaca. Yang penting ada pulsa dan kuota internet. Kalau lagi asyik ngobrol lalu pulsa atau kuota internet habis, saya tinggal Beli Pulsa Online Murah & Terpercaya di  Tokopedia. Jadi, enggak perlu takut habis pulsa asalkan uang untuk beli pulsanya ada. Kan sudah kerja? Hehehehe.

Jujur saja, karena sibuk bekerja dan mengasuh bayi, saya kadang lupa menghubungi suami. Pernah juga beberapa kali lupa minta izin kalau mau pergi jauh. Dan yang paling ekstrim, di awal-awal pernikahan dan suami sudah kembali ke perantauan, saya lupa kalau saya sudah menikah. Jadi tanpa izin suami, saya pergi jalan-jalan bareng teman dan menginap di rumahnya. Reaksi suami gimana? Sudah bisa ditebak, saya diceramahi panjang kali lebar tentang kewajiban suami istri. Terus diulangi lagi? Ya, resiko LDRan. Hehehe.

Lalu, apakah cerita LDR saya berakhir seiring selesainya suami kuliah di negeri orang? Ternyata tidak saudara-saudara. Drama baru kini dimulai dan berjudul Cerita LDR session 2.  Lanjut lagi, Bu? Iya. Kali ini LDRannya beda kota, Banda Aceh – Aceh Barat Daya. Soalnya suami diterima bekerja sebagai dosen di salah satu kampus yang ada di Banda Aceh. Rasanya gimana? Makin baper dan bikin mewek.  Berat banget, Jendral. Kalau dulu, dalam setahun, selama tiga bulan suami full bersama. Sekarang? Dua minggu sekali kami baru bersama dan idi akhir pekan.

Solusinya bagaimana? Tidak mungkin suami tinggal bersama saya di pelosok Abdya. Ilmu yang ia miliki dibutuhkan oleh mahasiswa di kampus tempatnya mengajar. Jadi, sayalah yang akan mengajukan pindah tugas untuk ikut suami. Mohon doanya agar di acc ya manteman. Sambil menunggu keputusan atasan, ya nikmati aja lagi LDRan ini. Satu hal yang saya dan suami yakini bahwa bukanlah intensitas yang tinggi yang membuat rumah tangga kami tetap harmonis tetapi kualitas. Meskipun komunikasi kami lebih banyak lewat dunia maya dan hanya beberapa hari dalam sebulan kami bertemu muka, tetapi kami selalu berusaha agar kebersamaan ini memiliki kualitas yang tinggi sehingga walau jauh di mata tapi tetap dekat di hati. #bijaknihyeee

No matter how many years pass, how much distance exists between us, wherever we are in the world – even if the universe itself tries to keep us separated – I will always find my way to you.
– Anon

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Life Story, Parenting, Uncategorized Tagged With: cerita LDR, LDR beda negara, LDR setelah menikah

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. naqiyapopo says

    September 1, 2016 at 5:07 PM

    cie cie…so sweet…

    Reply
  2. putirenobaiak says

    September 1, 2016 at 5:22 PM

    terharu uni bacanya Liza, semoga Allah mudahkan bersama selalu dan dekatan, segera…

    Reply
  3. winnymarlina says

    September 1, 2016 at 5:54 PM

    kata terakhirnya kak romantis

    Reply
  4. isra says

    September 1, 2016 at 8:51 PM

    I feel you kak.. Jauh dr suami.. Mana lg hamil jg.. Tp alhmdulillah isra cm selisih banda aceh-pijay. Seminggu sekali ada lah ketemunya. Cm berat jg krn lg skripsi plus hamil wktu tu.. :’) *ikutan curhat kekeke

    Reply
  5. Oline says

    September 2, 2016 at 8:48 AM

    Semoga selalu diberikan keberkahan dan kebahagiaan ya mba. LDR itu tidak mudah. Dan hanya oeang2 kuat saja yang bisa 🙂

    Reply
  6. Ruli retno says

    September 2, 2016 at 11:38 AM

    Kalian berdua hebat.. dgn keadaan seperti itu pasti cintanya makin kuat. Makin saling menguatkan dan saling menyayangi ya

    Reply
  7. rusydinat says

    September 2, 2016 at 11:53 AM

    mamakku juga udah LDRan dari jaman aku SD mba :3
    semangat yaa utntuk pejuang LDR apalagi setelah menikah in ^^

    Reply
  8. Rach Alida Bahaweres says

    September 2, 2016 at 12:26 PM

    Beneran aku nggak sanggup kalau LDR, mba Liza. Komitmen untuk berkomunikasi dalam LDR memang penting ya mba

    Reply
  9. Ihan Sunrise says

    September 2, 2016 at 1:29 PM

    LDR…. apapun namanya tetap saja tidak enak ya 😀 tapi seskali berjauhan sepertinya nggak masalah untuk menerbitkan kerinduan di antara dua hati 😀 btw, kalau ngajuin pindah gitu nggak masalah ya Za?

    Reply
  10. Witri Prasetyo Aji says

    September 2, 2016 at 6:24 PM

    Nggak tahu rasanya ldr… Hehe
    Tp. Kl ldr dgn suami. Smpe luar negeri itu… Jauhhh

    Reply
  11. Ira duniabiza says

    September 2, 2016 at 7:23 PM

    Suka salut sama yg LDR habis nikah.. kalai saya ga sanggup mba. Makanya dulu sebelum menikah kita sepakat untuk memilih di satu kota. Sebelumnya tinggal beda kota beda pulau.

    Salut, terharu bacanya mba. Kuality time ya yg penting..

    Reply
  12. Anne Adzkia says

    September 2, 2016 at 9:10 PM

    Saya juga mengalami LDR selama 5 tahun pasca nikah, dalam kondisi hamil juga. Alasannya mirip, saya PTT di Jawa, suami kerja di Halmahera. Tapi masih bisa ketemuan tiap 5 minggu sih. Sejak anak kedua usia 6 bulan, gak mau LDRan terlalu lama lagi. Paling lama 2 minggu sajaaa.

    Reply
  13. Ratna Dewi says

    September 2, 2016 at 9:34 PM

    Aku suka salut deh sama yang LDM soalnya kalo aku yang mengalaminya, ku tak sanggup. Suami DLK beberapa hari aja udah nggak bisa tidur. Trus dulu pas kerja aku nggak boleh DLK soalnya nanti suami takut nggak bisa tidur, hihihi.

    Reply
  14. buzzerbeezz says

    September 2, 2016 at 10:03 PM

    Aamiin. Semoga keluarga Liza dan Bang Tunis segera bareng2 ya.. Kami juga dulu pernah LDR kok. Walaupun gak selama dan sejauh kalian, tapi rasanya sama. Hehehe

    Reply
  15. Tuty Queen says

    September 2, 2016 at 10:34 PM

    Wah..butuh pengorbanan banget ya mbak, saya tau betul gimana jauhnya daerah Aceh antar satu kota ke kota lainnya, yang penting bahagia ya mbak pada akhirnya

    Reply
  16. Reni Dwi Astuti says

    September 2, 2016 at 10:53 PM

    Saya juga pernah LDR an…mnrtku enak nggak LDR an…baper melulu kalo LDR an apalagi kalo pas hamil… ikut doain semoga bisa bersama satu atap lagi mbak

    Reply
  17. April Hamsa says

    September 3, 2016 at 5:12 AM

    Pernah juga LDRan abis nikah, tapi cuma 7 bulan sih dan belum ada anak. Kalau udah anak males ya mbk LDR-an. Moga2 bisa kumpul lagi ya Mbak Liza 🙂

    Reply
  18. Travelling Addict says

    September 3, 2016 at 11:57 AM

    Duh kebayang udah ga pacaran trus abis nikah langsung ldr 🙁

    Reply
  19. Nurul Fitri Fatkhani says

    September 3, 2016 at 3:03 PM

    Haduh, kalau keluar harus bayar 200 juta…? Huhuhu..banyak amat!
    Saya juga pernah LDR-an selama 6 bulan, Mbak 🙂

    Reply
  20. Rotun DF says

    September 3, 2016 at 3:26 PM

    Aaaakk..Kak Liza, semoga LDRnya sampai session 1 dan 2 aja ya. Jangan kayak tersanjung yang nggak kelar-kelar, hihi. Kak Liza pasti kuat. Dan iya, semoga pengajuan pindahnya diterima ya. Amin 🙂

    Reply
  21. Monda says

    September 3, 2016 at 7:15 PM

    I feel you Liza, semoga sabar ya mengurus pindahannya..
    aku tiga kali LDRan juga he..he.. tapi cuma beda propinsi aja

    Reply
  22. Keke Naima says

    September 5, 2016 at 4:01 PM

    Saya termasuk yang gak bisa LDR-an. Makanya suka takjub kalau membaca/mendengar cerita LDR 🙂

    Reply
  23. Nurin Ainistikmalia says

    September 8, 2016 at 6:58 AM

    MasyaAllah Mbak, luar biasa perjuangan LDR annya ya Mbak, semoga pengajuan pindah segera mendapat restu ya Mbak. Semoga bisa lekas kumpul lagi bersama suami

    Reply
  24. evrinasp says

    September 11, 2016 at 4:14 AM

    ada negatif postitifnya LDR after married, negatifnya ya jadi kurang aja ketika kumpul keluarga, positifnya bisa kangen2an hoho, aku LDR dari 2010 mbak sampai sekarang, tapi seminggu sekali puang sih hehe

    Reply
  25. Rumahku says

    September 20, 2016 at 10:54 PM

    Sama saya Mba, LDR pas masih masih pacaran aja, alhamdulillah sekarang LDRnya sudah pensiun,,

    Reply
    • Liza Fathia says

      September 21, 2016 at 1:05 PM

      alhamdulillah kalo sekarang enggak lagi Nikmati Citarasa Kari Khas Jepang di A&W Restoran

      Reply
  26. fairuzhumam says

    March 14, 2019 at 10:47 AM

    Baru bacca ini dari postingan soal rumah. Sekarang makin rame yang LDM ya kak. Dulu fairuz cuma 1 tahun aja udah gak kuat. Kayaknya kakak yang paling lama sejauh ini *yang fairuz kenal. Udah bisa bikin buku Inong Aceh LDM-an, lumayan rame tuh kak. hehe.

    Reply

Trackbacks

  1. Wisata Aceh Besar : Memetik Jamblang di Kebun Raja Lamuri | Seuramoe Liza says:
    September 6, 2016 at 12:19 PM

    […] Baca juga:  LDR Setelah Menikah Itu […]

    Reply
  2. Tips LDR Setelah Menikah | Seuramoe Liza says:
    October 31, 2016 at 4:49 PM

    […] sudah 4 tahun menjalani mahligai rumah tangga secara long distance relationship (LDR). (Baca: LDR Setelah Menikah Itu ) Jika boleh jujur, hidup berjauhan dengan orang tercinta itu sangat tidak mengenakkan. Biarlah […]

    Reply
  3. Pengajuan KPR BTN semakin mudah lewat BTN Properti | Seuramoe Liza says:
    February 1, 2017 at 4:37 PM

    […] (Pasti penasaran kenapa saya dan Bang Tunis tinggal berjauhan. Yuk Baca kisah LDR saya dan suami di sini : LDR setelah Menikah Itu) […]

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d