Mungkin pertanyaan ini patut diajukan pada kita semua yang mengaku warga Indonesia dan berbahasa Indonesia. Sudah mahirkah kita berbahasa bahasa nasional negara ini? Jika jawabannya iya, apa buktinya? Dan jika jawabannya tidak tahu, mari kita uji dengan sebuah tes yang bernama UKBI.
Saya yakin untuk sebagian besar warga Indonesia tidak familiar dengan tes ini. Tetapi jika ditanya apakah saudara mengetahui TOEFL dan sudah pernah mengikuti serangkaian tesnya, maka saya yakin banyak di antara kita yang tahu dan pernah mengikuti ujian TOEFL. Apalagi bagi mahasiswa Unsyiah, tidak boleh sidang skripsi apabila nilai TOEFLnya kurang dari 450.
Demikian halnya dengan saya. Sepanjang hidup baru beberapa minggu yang lalu saya mengetahui tentang UKBI. Saat itu saya sedang mengikuti seleksi Duta Bahasa. Kami para peserta harus mengikuti serangkaian tes dan di antaranya adalah Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
UKBI, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Sambil mengernyitkan dahi saya bertanya pada diri, “Tes apaan pula itu? Baru kali ini saya mendengarnya.”
Selidik punya selidik ternyata Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia sama seperti tes TOEFL. Jika TOEFL berbahasa Inggris, maka tes ini diramu dalam Bahasa Indonesia. Ya, namanya saja uji kemahiran berbahasa Indonesia.
Karena benar-benar awam, sebelum mengikuti tes saya sempatkan diri mencari informasi di internet. Agar ada sedikit gambaran dan tidak terkejut saat diberikan soal, itulah tujuan saya menjelajah dunia maya. Dengan bantuan Paman Google, saya mengetikkan kata kunci “UKBI” pada mesin pencari. Sayangnya, hanya sedikit informasi yang saya dapatkan. Malah diusulkan oleh Google agar saya mengganti kata kunci dengan UKDI. Kalau UKDI sudah sangat saya pahami, soalnya UKDI itu adalah Ujian Kompetensi Dokter Indonesia. Setiap dokter harus lulus ujian ini dahulu baru bisa praktek mandiri. Jadi, kalau sudah jadi dokter otomatis sudah lulus UKDI.
Saya pun mengabaikan usulan mesin pencari nomer wahid di dunia itu. Tetap saja saya ketikkan UKBI dengan sedikit tambahan berupa kepanjangannya. Walhasil, hanya ada beberapa contoh soal yang dipaparkan. Namun, setidaknya saya sudah memiliki gambaran bagaimana ujian bahasa itu.
Contoh Soal UKBI Duta Bahasa
Jika TOEFL terdiri dari sesi listening, structure, reading, speaking dan writing, maka begitu pula dengan UKBI. Ujian ini terdiri dari lima bagian yaitu mendengarkan, kaidah berbahasa, membaca, berbicara dan menulis. Semuanya dalam bahasa Indonesia.
Sebelum mengikuti tes ini, saya merasa bahasa Indonesia yang mendominasi percakapan sehari-sehari saya sudahlah bagus. Nilai-nilai ujian pelajaran Bahasa Indonesia saya pun tidak jelek. Tetapi ketika panitia seleksi duta bahasa memberikan contoh soal, ternyata asumsi bahwa saya mahir bahasa Indonesia perlu dipertanyakan lagi. Saya salah menjawab contoh soal yang diberikan. Bukan tidak paham, tetapi karena kecerobohan. Saya tidak membaca soal kaidah berbahasa itu sampai selesai dan langsung saja menjawab pilihan gandanya. Syukurnya masih contoh, belum tes sebenarnya. Mungkin karena berpikir bahasa Indonesia itu mudah sehingga sering tidak berpikir panjang dalam menjawab. Dan itu benar-benar menjadi peringatan bagi saya untuk lebih berhati-hati.
“Jangan kau anggap enteng hal yang kau anggap enteng.” Begitu ucap salah satu guru saya saat SMP mengingatkan.
Ketika ujian dimulai, saya benar-benar memusatkan konsentrasi. Lebih-lebih pada sesi pertama yaitu mendengarkan yang terdiri dari 40 butir soal selama 25 menit. Kemampuan mendengarkan saya saat ikut tes TOEFL kurang baik sehingga ada kemungkinan hal yang sama terulang saat uji bahasa nasional ini. Maka saya pun mencoba mengerahkan kemampuan sebisanya. Begitu juga saat sesi kaidah berbahasa yang teridiri dari 25 soal selama 20 menit, setiap pertanyaan saya baca dengan teliti karena kecorobohan kerap kali menjadi bumerang dalam diri saya. Sesi membaca yang terdiri 40 butir soal selama 40 pun seperti itu. Pada tes kali ini, yang diuji hanya tiga bagian karena dianggap sudah memenuhi syarat untuk menilai kemahiran berbahasa seseorang.
Materi ujian berupa penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bidang seperti sejarah, ekonomi, kesehatan, kebudayaan, dan hukum. Sistem penilaiannya dibuat secara berjenjang yang terdiri dari; Istimewa dengan skor 750-900, sangat unggul 675-749, unggul 525-674, madya 375-524, semenjana 225-374, marginal 150-224 dan terbatas 0-149.
Pada hari penganugerahan Duta Bahasa tingkat Provinsi Aceh 2012, saat itu juga dibagikan sertifikat . Alhamdulillah nilai saya 753 yang berarti menduduki peringkat istimewa. Senang sekali rasanya ketika mengetahui bahwa saya telah mampu menguasai bahasa nasional negara saya dengan baik. Semoga anda pun demikian. Kalau belum pernah tes, tunggu apa lagi. Ayo ikutan ujian kemahiran berbahasa untuk mengetahui kemampuanmu berbahasa Indonesia.
Aulia says
semenjana itu baru dengar 😯
seadanya ya bu dok :))
liza says
iya bang aulia 🙂
anda benar
Aulia says
oiya tulis satu feature atau opini juga biar dimuat di seputaraceh, menarik kayaknya nih 🙂
liza says
ok
Pakde Cholik says
Selamat bu dokter.
Kita sebenarnya mengetahui bahagimana berbahasa yang baik namun sudah dikalahkan oleh kebiasaan berbicara menggunakan slank.
Hal yang sama juga dialami oleh bangsa2 yang lain.
Maklum jika kita menggunakan bahasa yang baku terasa kaku ya jeng.” Siapa gerangan pemilik rumah yang sangat bagus itu ?”, lebih sering diucapkan dengan ” Rumah siapa tuh ?” he he he he
Salam hangat dari Surabaya
liza says
sebenarnya tidak masalah menggunakan bahasa slank pakde, hanya saja saat ini kebanyakan dari kaum muda tidak bisa membedakan lagi yang mana bahasa slank dan yang mana bahasa yang sesuai dengan EYD
Belajar Cinta says
Andai saja UKBI dijadikan standar nasional, maka kita bisa bangga dengan bahasa sendiri 🙂
liza says
mudah-mudahan saja dapat direalisasikan ya
monda says
saya juga baru ini mendengar UKBI…
terima kasih ya ..
liza says
sama-sama monda
ceudah says
Gut gemacht, now..time to improve your English 🙂
liza says
ok! dont worry brother, i gonna improve my english
moersalijn says
kalo bahasa aceh na peu han uji jih?
sang harus ta peuget UKBA, bah lon juara jih 😀
meutia rahmah says
pernah dengar UKBI, bahasa asing kita pljari trkadang bhasa inndonesia sndiri blm kita kuasai yah..slmat ya bu dokter 🙂
liza says
iya rahma. dan kita bangga dengan bahasa asing dibanding dengan bahasa negeri sendiri
azhariscm says
baru tw ad UKBI, bila ingn menguji nya gmana dan dmana?
saya sndri nilai bhasa yang plng jelek diantara plajarn y lain saat sma.
bila bi dpat 7, nah mtmatka 9.
liza says
tesnya bisa di balai bahasa. hanya saja sosialisasi UKBI ini masih kurang
bbo says
Selamat ya bu…dapet nilai 753…
klu aku ikut kira” dapet nilai berapa ya ❓
Lidya says
selamat ya mbak
Fauzan says
Aku pernah ikut tes UKBI awal masuk kuliah tahun 2009 di yogyakarta. Tes nya lumayan juga, lebih susah dari TOEFL lho… waktu itu tes tanpa pesiapan karena dipanggil mendadak sam kajur jadi cuma dapet 608 score-nya… 😆 😆 😛
Jasa Penerjemah says
Hallo Liza,
Memang peran bahasa itu sangat teramat penting sekali. Dan naif bagi warga Indonesia sendiri yang tidak memahami Bahasa Indonesia secara benar. Anyway trims ya Liza mari berkunjung ke web saya..
Penerjemah Resmi Tersumpah says
Ini sangat Menarik dan harus di kembangkan supaya Kita Menjadi bangsa yang bangga akan bahasa sendiri bukan hanya mahir dalam bahasa asing