“Wah, lucu sekali bayinya. Ngegemesin. Cewek ya? Tapi telinganya kok enggak ditindik?”
“Anaknya cantik. Tapi ini cewek atau cowok sih? Telinganya kok kosong, enggak dipakaikan anting?”
“Liz, kenapa Naqiya enggak ditindik? Kan lucu tuh kalau bayi ditindik.”
“Iiiih, mama Naqiya malas banget sih, masa enggak ditindik telinga bayinya.”
“Kok telinga Naqiya enggak ditindik sih? Nanti kalau ditindik pas udah besar, kesakitan, lho.”
“Mentang-mentang emaknya enggak pakai anting, anaknya juga enggak ditindik. Kasian Naqiya.”
“Naqiya enggak ditindik? Apa enggak berdosa?”
Fuihh… Kutipan di atas adalah sedikit dari berpuluh statement atau pertanyaan yang keluar dari mulut teman-teman, tetangga, atau kerabat saya perihal tindik telinga pada Naqiya. Saking banyaknya orang-orang yang bertanya atau mengungkapkan hal serupa, saya akhirnya memutuskan untuk menuliskan saja alasan saya dan suami tidak menindik telinga bayi kami Naqiya. Rencananya, kalau ada yang bertanya mengapa telinga putri kami polos alias tidak dipasang anting, maka saya akan menjawab, sila baca di blog saya saja. Hehehe. Lumayan kan? Bisa menambah satu postingan dan juga pengunjung.
Menindik (melubangi) daun telinga bayi perempuan lalu memasangkan anting memang sesuatu hal yang lumrah dilakukan. Tidak hanya di Indonesia, dibelahan negara manapun, tindik telinga bayi bukanlah sesuatu yang baru. Untuk menegaskan kalau sang bayi berjenis kelamin perempuan, maka anting-anting di telingalah kuncinya. Tidak heran jika banyak orang tua yang memutuskan untuk menindik telinga bayi perempuan mereka sejak umur satu bulan. Alasannya, karena pada umur yang masih sangat kecil itu telinga bayi masih sangat lembek dan belum begitu lasak sehingga mudah untuk ditindik. Ada juga orang tua yang menindik bayi mereka pada umur dua, empat, atau enam bulan.
Tindik Telinga Menurut Islam
Seperti yang dituliskan oleh Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi dalam bukunya “Bekal Menanti Si Buah Hati”(hal. 45-47), melubangi daun telinga (tindik) bayi perempuan untuk menempatkan perhiasan diperbolehkan oleh syariat, sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ahmad. Adapun untuk bayi laki-laki, hukumnya dibenci. Alasan perbedaan tersebut karena perempuan membutuhkan perhiasan, sehingga melubangi daun telinga merupakan kebutuhan baginya. Berbeda halnya dengan bayi laki-laki. Hal ini diperkuat dengan dua hadits sebagai berikut:
Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha dalam kisah sebelas wanita yang berkumpul membicarakan suami-suami mereka. Diantara perkataan Ummu Zar’in:
أَنَاسَ مِنْ حُلِيٍّ أُذُنَيَّ
“suamiku memberikanku perhiasan pada telingaku”
Dari penjelasan tersebut tidak ada yang mengatakan kalau belum ditindik atau tidak menindik bayi hukumnya dosa. Ayo… Siapa yang bilang berdosa?
Tindik Teling Menurut Kesehatan
Menurut ilmu kesehatan, tindik telinga juga diperbolehkan tapi dengan syarat peralatan yang digunakan harus steril. Selain itu, harus dipastikan juga bahwa bayi umur bayi telah mencapai enam bulan. Sebelum 6 bulan, imunitas bayi belum terbentuk sempurna. Kemudian, harus dipastikan juga sang bayi telah mendapatkan imunisasi DTP (difteri, tetanus, dan pertusis) untuk melindungi bayi dari kuman tetanus yang mungkin terdapat pada alat tersebut. Pemilihan anting yang akan digunakan juga harus diperhatikan. Sebaiknya gunakan anting yang terbuat dari bahan emas, platinum, atau baja untuk mencegah alergi. Selain bahan perhatikan juga model atau bentuk anting, pilihlah yang tidak mudah ditarik oleh anak.
Lalu, kenapa Naqiya belum ditindik?
Memang sih, umur Naqiya sekarang sudah delapan bulan dan bayi mungil kami telah mendapatkan imunisasi DTP. Kenapa belum ditindik? Apakah saya mengikuti konvensi PBB yang melarang tindik pada bayi karena melanggar hak-hak anak?
Sebenarnya saya baru tahu kalau PBB sudah mengeluarkan larangan ini, tetapi kalau agama dan medis saja membolehkan, kenapa takut? Alasan saya belum menindik Naqiya adalah karena saya tidak tegaan melihat putri kecil saya itu kesakitan. Duh, teriris banget rasanya melihat dia menangis saat diimunisasi. Belum lagi betapa rewelnya dia pasca imunisasi.
Selain itu, saya sendiri baru ditindik saat kelas dua SD. Mamak ternyata juga tidak mau cepat-cepat menindik saya. Baru ketika saya minta ditindik, mamak menindik telinga saya pada tukang emas. Saya pun ingin melakukan hal yang sama untuk Naqiya. Biarlah dia ditindik saat dia besar nanti dan saat dia sendiri yang meminta.
Tidak ditindik = mirip cowok?
Aih, masa Naqiya yang cewek abis dibilang cowok sih? Padahal rambutnya panjang, wajahnya cewek abis, dan menggunakan pakaian perempuan. Ah itu cuma asumsi ibu-ibu yang kepingin Naqiya ditindik saja. Ingat, Naqiya bukan tidak saya tindik, tetapi belum ditindik!
Lidya says
aku baru tau ada larangan dari PBB, aku juga ditindik tapi malah sejak pakai jilbab kan ga pakai anting-anting, bahkan perhiasan lain juga aku gak pakai
pipit says
pas bayi anak saya juga ditindik.. tapi lama-kelamaan antingnya suka copot sendiri… dan ilang.. kalo pake anting yang bulet malah ditarik2.. jadi ya daripada kupingnya ikutan copot ya udah deh.. ga usah pake anting aja sekalian… mampet? biarin aja.. ntar dia aja mutusin sendiri kapan mau ditindik ulang..
jaklom says
Ooo begitu rupanya ya?
Astin Astanti says
Haaaaiii ketemu artikel ini, Fira akumlepas antingnya, karena dilepas mulu.
Sissy says
Baby aku juga nggak ditindik, sama sih banyak yang nanya begitu. Ada pula yg kasih alasan yang lebih horor lagi, kalo nggak ditindik kaya’ laki-laki dan nanti besarnya bisa jadi lesbian. Facepalm banget. Selalu aku jawab, nanti aja biar dia tindik sendiri pas udah besar, belum tentu juga dia ada nyali kalau misalnya disuntik aja takut. Hahaha
Liza Fathia says
bener banget mba, aku nunggu dia minta sendiri aja
Septi Carolina says
Saya sepakat sm ibu. Saya jga nunggu anak sya sndri yg minta bu. Kalaupun dia gak minta, ya gkpapa. Hak nya dia memilih kan? Toh tdk ada sm skli sangkut pautnya dgn “ntar kalo gede jd kyk cwo bla bla bla”… Ahhh, itu hanya omongan org2 yg blm terbuka pemikirannya.masih terjebak dgn hal2 kuno. Byk perempuan2 jga yg gak pake anting2, tp tetap cantik dan girly kok. intinya disini saya cmn mau menambahkan bu. Bayi (perempuan) kita sudah terlahir sempurna bagi kita, bukan begitu ibu2?? Jadi jgn dengarkan kata org2 yg mngatakan hal2 negatif ttg anak kita. Soal bayi ditindik supaya cantik… Lah memangnya klo gak ditindik gak cantik gitu?? Saya sbg ibu akan merasa sgt jahat sama anak saya kalau saya sampai harus mendengar tangisan dia yg meronta2 kesakitan, hanya utk mendengar org2 mengatakan dia cantik atau hanya skedar menunjukkan identitas dia sbg “anak perempuan” dgn cara menyakiti telinganya. Kasihan sekali bayi2 kita bu kalo sampai harus merasakan kesakitan itu utk sesuatu yg dia belum tau atau dia butuhkan. Atau kalau pun ibu2 merasa PERLU menunjukkan bahwa bayi ibu perempuan, byk hal yg bsa ibu2 lakukan tanpa harus menyakiti bayi ibu. Mungkin dgn cara, membiarkan rambut anak ibu memanjang atau memakaikan baju2 lucu utk bayi ibu, itu tdk msalah bukan?? Itu bhkan sgt membantu. Saya hanya ingin membuka pikiran ibu2 yg mungkin ketika membaca komentar saya disini, masih berpikiran utk menindik telinga bayi ibu. Coba pikirkan baik2 lagi ya bu. Pikirkan segala konsekuensinya. Saya yakin ibu2 yg membaca komentar saya disini adalah ibu2 yg cerdas yg bisa memilih hal yg terbaik buat bayi ibu. Sekian dari saya. Terima kasih 🙂
zulham says
Mending tidak usah di tindik sm sekali,sy memiliki 3 anak perempuan usia 3 tahun,6 tahun dan 8 tahun. ALhamdulillah sehat selalu dan sangat cerdas semua nya. Mungkin ya di tindik bisa mengurangi sistem imune tubuh yg di sebabkan tuusukan benda ke daging telinga,yg bisa merusak ke jarimgan syaraf seumur hidup.Apalagi wanita muslim itu kan wajib berhijab,jd gw tdk melakukan hal yg tidak ada manfaat nya. Btw org arab dulu menindik anak wanita dgn jarum yg di panaskan mungkin agar steril,bisa kebayangkan sakitnya gmn. Dan di eropa skrg menindik anak2 wanita jg terbilang mahal karena di lakukan oleh seorang dokter khusus,nah di negara kita kebanyakan di lakukan oleh tukang emas yg tdk ahli dlm hal kesehatan,bisa terbayang deh begitu byk nya kuman dan virus di peralatan yg di pakai,hal ini bisa fatal krn berhubungan lgsg dgn darah menuju ke syaraf kepala mungkin ini yg mempengaruhi kecerdasan. Dan sy jg membandingkan anak sy dgn anak2 kerabat sy yg di tindik lebih rentan sakit dan kurang begitu cerdas…mgkin ini sharing saya yg bermanfaat
Reren Umi Nya Reihan says
Jd galau nih.. Anak aq usia 1bln.. Pngn di tindik tp kasian siihh emang pasti kesakitan… Cma kyk’y ada yg kurang gtu klo gk pake anting. Haduuhh jd galau ??
Ama says
Anak saya sekarang umur 4 bulan. Ditindik pas umir 1 bulan, gx tega ngliat pas ditindik aq jadi salting grogi dan pengen nangus, denger bayuku nangis. Dan pas 2 bulan, antingnya ketarik ama bajunya,, berdarah dan akhirnya q lepas. Dan sampai sekarang, akhirnya BUNTU, gx bz dipakein anting lagi. Dan yg satunya masih pake, lama kelamaan juga sama, pas 4 bulan ini, entah kenapa, malahan kadang nyenyeh (istilah jawanya) kadang bernanah dan berair gitu gx tega jg ngliatnya. Rewel sih enggak, cuma saya yg gx tegaan. Sama kayak bunda bunda juga, pas pakainya 1 anting ada yg negur, kok 1 antingnya, segera ditindik, gx elok, ada juga yg komwn cewek itu harus ditindik biar nanti klo punya suami ,, dibeliin suaminya,, dan bisa dipake… hadeww,,, mo bliin ,, tinggal bliin aja,,kan gx hrs dipake, disimpan kan bisa ,, hufftt…
Dan ini bayiku akhirnya dua duany gx pake anting dech,, kasian deh,, tapi ngliat kayaknya gx nyaman, lebih kasian lagi..