• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Traveling / Jogja yang Basah dan Prambanan yang Megah

October 31, 2018

Jogja yang Basah dan Prambanan yang Megah

Alam Jogja seolah enggan bersahabat denganku. Sejak hari pertama hingga malam terakhir aku di kota Gudeg ini, hujan terus turun dengan derasnya. Bahkan di beberapa wilayah dirundung banjir karena luapan air yang tak terbendung. Pun demikian dengan kesehatanku, rhinitis alergi yang kuderita kambuh karena cuaca yang tak menentu. Ditambah lagi dengan tubuhku yang sempat kuyup saat berjalan-jalan ke kawasan Malioboro pada malam hari. Walhasil, demam, batuk, dan pilek menjadi temanku selama 3 hari di Jogja.

tempat wisata jogja

Jogja yang basah

Padahal, ingin sekali rasanya berjalan-jalan ke tempat wisata di Yogyakarta, berfoto di palang nama Malioboro sambil membeli batik Jogja yang terkenal, menikmati pasar malam yang meriah, berputar-putar di Taman Sari. Ah, semuanya hanya angan belaka. Hujan dan tubuhku yang ringkih membuatku hanya mampu menghabiskan waktu di penginapan sambil mengikuti acara dari kantorku.

Selain ingin menghabiskan waktu di pusat kota Jogja, aku juga hendak melihat dengan mataku sendiri dan memegang langsung dengan jemariku candi-candi yang ada di sana. Tidak perlu ke Borobudur yang terletak di Jawa Tengah karena waktuku di Jogja sangat sempit. Cukup ke Candi Prambanan saja yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari hotel tempatku menginap, Eastpark Hotel Yogyakarta.

eastparc hotel yogyakarta

kamar berukuran 40 meter persegi dengan king bed, TV, mini bar, dan balkoni

Lokasi hotel bintang lima yang terletak di Jalan Kapas No. 1, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membuatku dengan mudah menjangkau Candi Prambanan. Hanya butuh waktu 20 menit untuk tiba ke candi dari hotel ini.

Baca juga : 5 Alasan Eastparc Hotel Yogyakarta Cocok Untuk Staycation Keluarga

Untuk menginap di Eastpark Hotel kita bisa memesannya lewat Pegipegi, tempat booking tiket pesawat, hotel, dan kereta api melalui situs web atau lewat aplikasi di smartphone android/IOS.

852930359 237004

Alam Jogja sepertinya kasihan melihat kegundah gulanaanku yang tidak bisa menikmati keindahannya. Ia juga seperti ingin membuktikan kepadaku kalau dirinya sebenarnya sangat ingin menjalin pertemanan dengan inong Aceh dan berujar dengan lantang, “Wahai Inong Aceh, jangan sedih, kita ini teman dan kita sama-sama istimewa.”

Dan di pagi hari sebelum kepulanganku, langit yang biasanya ditutupi awan kelabu kini terlihat biru. Rinai hujan yang biasanya terdengar lewat balkon hotel kini senyap. Hanya ada beberapa tetesan air yang tersisa di daun palm yang tumbuh di sepanjang restoran Verandah, restoran hotel tempatku sarapan, sisa hujan semalam. Aku pun tersenyum sumringah.

Segera aku hubungi seorang teman yang sedang menempuh pendidikannya di Kota Pelajar ini. Lalu dengan sepeda motornya kami beranjak menuju salah satu situs Wisata Indonesia yang ada di Jogja, Candi Prambanan.

Pagi hari di Jogja lumayan ramai, jalanan penuh dengan kendaraan. Seperti kata teman, Jogja yang sepi sudah tidak dapat ditemukan lagi kecuali di desa-desa. Sepanjang jalan aku melihat wilayah yang kutempuh untuk tiba ke Prambanan. Kuperhatikan bangunan-bangunananya yang mirip dengan perkotaan pada umumnya. Melewati tempat produksi bakpia yang menjadi makanan oleh-oleh dari Jogja, tumpukan salak pondoh di pinggir jalan yang merupakan buah kesukaanku, sampai akhirnya kami pun tiba di Prambanan.

candi prambanan

Candi Prambanan dari kejauhan

Pagi itu, candi terlihat sepi. Mungkin karena aku berkunjung pada jam kerja sehingga aktivitas di sana tidak ramai. Setelah membayar tiket masuk seharga tiga puluh ribu rupiah, aku pun melangkah ke dalam.

Kawasan Candi Prambanan sangat bersih, tampak para perempuan dan laki-laki paro baya sedang mengayunkan sapu lidinya dan mengumpulkan dedaunan yang berjatuhan. Ketika memasuki kawasan candi, irama gamelan menyambutku. Pukulan gamelan itu diiringi dengan informasi tentang Candi Prambanan yang diucapkan oleh seorang laki-laki memandu kedatanganku. Sepertinya musik dan suara itu adalah rekaman karena pukulan gamelan dan desahan nafas sang orator tidak terdengar nyata.

Hal pertama yang aku lakukan ketika melihat candi dari kejauahan adalah mengambil gambar. Entah itu gambar candi atau gambar diri. Mengikuti pakem para milenial akan no pic hoax, maka foto yang kuabadikan lewat ponselku menjadi bukti nyata jika aku sudah bertandang ke Candi Prambanan.

candi prambanan

Rerumputan di selasar candi masih tampak basah karena sisa hujan semalam. Aroma tanah basah juga terasa menyejukkan. Di tambah lagi di seluruh area masuk candi ditumbuhi pepohonan besar nan rimbun sehingga semakin menyejukkan suasana. Langit yang sebelumnya biru kini mulai tampak abu-abu. Tapi belum ada tanda-tanda akan turun hujan sehingga kekhawatiranku sama sekali tidak bermakna. Aku pun menuju kompleks candi prambanan itu, dari batu prasasti yang terpajang di depan pintu masuk aku jadi tahu jika Candi aprambanan ini juga dinamakan Candi Roro Jongrang.

Beragam kisah lahir dan menjadi asal muasal berdirinya bangunan dari bebeatuan nan megah ini. Aku berdecak kagum akan mahakarya di depanku itu. Sungguh, arsitekturnya sangat mencengangkan. Memikirkan bagaimana candi ini dibangun membuatku menggelengkan kepala, tidak sampai pikiranku ke sana. Pun demikian dengan para arkeolog yang menemukan candi ini lalu membangunnya hingga berdiri kembali seperti semula, ah hebat sekali mereka.

candi prambanan

Selain Candi Roro Jongrang, ternyata masih terdapat beberapa candi lain di dalam komplek tersebut seperti Kalasan dan Sewu. Dengan menumpang kereta golf yang dikemudikan oleh seorang laki-laki muda dengan kulit albino, aku pun mengelilingi kompleks candi tersebut dan berhenti pada setiap candi yang kutemui. Sambil mengemudikan kereta, sang pemuda mengisahkan kepadaku sejarah candi-candi tersebut.

candi sewu

Candi Sewu adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan “Sewu” yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang. (sumber Wikipedia)

Ada dua hal yang menarik perhatianku selama mengunjungi candi tersebut. Aku memang tercengang dengan kemegahan mahakarya yang pikiranku tidak sanggup menjangkaunya, tapi rasa miris mendera ketika aku melihat laki-laki tua di balik tumpukan bebeatuan. Dengan peralatan sedanya ia terlihat sedang membersihkan batu-batu tersebut dari lumut yang mulai menyelimutinya. Di bawah matahari yang kian terik, perlahan dan penuh kelembutan ia membuang lumut tersebut. Hatiku mulai mengiba melihat pekerjaannya yang sudah tidak sesuai untuk usianya yang kian renta.

Perhatianku pun tak bisa kualihkan dari pemanjat candi yang sedang membersikan bebatuan paling atas dari lumut. Awalnya aku berpikir para pembersih candi ini menggunakan perlengkapan layaknya para atlet panjat tebing. Sayangnya, pikiranku keliru. Dari pengemudi kereta itu aku tahu jika mereka tidak dilengkapi dengan pengamanan yang sesuai standar. Ditakutkan hal itu bisa merusak bebatuan candi. Sungguh pekerjaan yang sangat berisiko. Apakah mereka dilindungi oleh asuransi ketenagakerjaan yang menjadi pelindung mereka saat terjadi kecelakaan kerja? Tanyaku dalam hati.

candi sewu

Para pekerja yang sedang membersihkan candi sewu dari lumut

Usai mengelilingi kompleks Candi Prambanan, aku pun segera kembali ke penginapan. Siang hari pesawat yang membawaku kembali ke Tanah Rencong akan lepas landas. Sebenarnya Bandara Adji Soecipto bisa langsung kusinggahi saat kembali dari candi karena ia terletak di tengah-tengah antara hotel tempatku menginap dan Candi Prambanan. Namun, karena masih ada keperluan lain yang harus kuselesaikan, aku pun kembali ke Eastpark baru kemudian berangkat menuju bandara.

candi sewu

Suatu hari nanti, aku ingin kembali lagi ke Jogja dan pengalamanku kali ini seharusnya menjadi pelajaran jika aku bertandang lagi. Ya, bulan-bulan menjelang akhir tahun bukanlah saat yang tepat jika aku ingin menikmati Jogja. Hujan akan menjadikanku terjebak di dalam penginapan dan tidak bisa menikmati keindahan kota nan istimewa ini.

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Traveling Tagged With: candi prambanan, ksi, steem, stempress, tempat wisata jogja, wisata indonesia

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Nathalia DP says

    November 1, 2018 at 4:18 PM

    Saya jg dulu pernah ke jogja pas hujan, jd ke mana2 pakai payung 😀

    Reply
  2. Evi says

    November 2, 2018 at 6:42 AM

    Kalau gua kasih hotelnya dekat destinasi wisata, sangat membantu dalam hal transportasi ya Mbak. Tiba-tiba membuat aku kangen pada Prambanan

    Reply
  3. Evi says

    November 2, 2018 at 6:43 AM

    Duh typo maaf. Maksudnya kalau lokasi hotelnya dekat destinasi….

    Reply
  4. Diah Kusumastuti says

    November 2, 2018 at 11:34 PM

    Indah sekali ya Mbak candinya.. begitu juga candi-candi lain selain Prambanan. Pasti bikin kangen nih ya, apalagi pas ke situ suasana basahnya kelihatan bikin sendu gimanaaa gitu. Hihihi. Sok tau saya ?

    Reply
  5. Marfa says

    November 3, 2018 at 3:22 AM

    Waaaah udah lama.banget aku ke Prambanan, terakhir smp skrg udah tingkat akhiran dong 🙂 kalau di candi gitu rasanya kaya di alam lain di film2 iya nggak siiih wkwkwk. Daaan lekas sehat kembali Kak Liza biar bisa jalan2 jauh dan menikmati wisataaa :3

    Reply
  6. dinilint says

    November 3, 2018 at 6:56 AM

    Serunya keliling Candi Prambanan & Candi Sewu. Aku jadi pengen juga gara-gara baca artikel ini.
    Hahaha,, dasar anaknya gampang kepingin.

    Reply
  7. Masirwin says

    November 3, 2018 at 1:02 PM

    Meski sering ke Jogja, tapi lum pernah ke candi yang megah diatas.. Semoga liburan awal tahun nanti bisa kesampaian tanpa Jogja yang basah hahaha

    Reply
  8. Rhoshandha says

    November 3, 2018 at 3:32 PM

    Wuah jogja hujan duluan ya
    Lumajang baru kemarin sore hujannya

    Aku dulu pernah ke prambanan. Foto2. Terus lupa fotonya ada dimana

    Reply
  9. Omith says

    November 3, 2018 at 4:45 PM

    Baca ini mengingatkan aku wkt april th ini pernah ikut half marathon di area prambanan, mendut candi sewu juga. Tempatnya indah banget ketika pagi hari, matahari mulai bersinar. Udaranya jg sejuk. Yg msh penasaran pingin dtg ke acara diprambanan, blom kesampean.

    Reply
  10. Jalan-Jalan KeNai says

    November 3, 2018 at 9:35 PM

    Saya belum pernah ke Prambanan. Tiap kali ke Jogja dan sekitarnya, pasti ke Borobudur melulu hahaha. Wajib nih suatu saat nanti saya megunjungi Prambanan

    Reply
  11. aisyahfichapucino says

    November 3, 2018 at 10:43 PM

    Aku sering tuh pakai pegi pegi.. enak banget.. simple.. mudah Atur Dan Cari hotel maupun tiket pesawat. Prambanan terakhir April tahun ini. Duh jadi pengen jalan jalan lagi ke Jogja.. ngangenin ya soalnya

    Reply
  12. Dikki Cantona Putra says

    November 4, 2018 at 12:37 AM

    Jogja mengingatkanku pada sebuah makanan yang snagat murah murah. Dan penginapan hotel pun skrng tidak perlu ribet lagi ya karena udh visa pesan secara online di pegipegi.com dan harganya oun bisa bersaing dan cukup murah

    Reply
  13. Reh Atemalem says

    November 6, 2018 at 8:51 PM

    Prambanan ini cantik banget ya.
    Aku pernah ajak anak main ke sini, trus dia nagih lagi, katanya kemarin belum puas. 🙂

    Reply
  14. Asad Agus Saputra says

    November 7, 2018 at 11:23 AM

    wah jogja lagi menangis alias mendung dan hujan tapi nginep di Hotel keceh gitu ya tetep asik ya kak hehe, leyeh2 di Hotel. Dan prambanan yg bikin kangen main kesana

    Reply
  15. evrinasp says

    November 8, 2018 at 6:05 AM

    Prambanannya sekarang lebih hijau, waktu saya ke Sana agak geesang dan panas

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

 

Loading Comments...
 

    %d