Siapakah Teungku Peukan Abdya itu? Pertanyaan tersebut melintas di pikiran saya ketika memasuki rumah sakit (RS) kebanggaan masyarakat Aceh Barat Daya (Abdya) yang bernama RSUD Teungku Peukan. Tidak hanya namanya yang diabadikan menjadi nama rumah sakit umum daerah, kuburan Teungku Peukan pun terletak sangat spesial yaitu di samping Mesjid Jami Baitul Adhim Blangpidie. Pun demikian dengan nama tugu yang menjadi salah satu objek wisata Abdya, juga bernama Tugu Teuku Peukan.
Siapa sebenarnya Teungku Peukan tersebut? Apakah beliau seorang pahlawan sehingga nama selalu dikenang dan jasadnya begitu dimuliakan?
Pertanyaan yang selama ini masih bergantung di ingatan akhirnya terjawab ketika saya berkunjung ke Lembah Sabil, salah satu kecamatan yang terdapat di Abdya. Di sana terdapat sebuah tugu yang berbentuk bambu runcing yang berwarna kuning dan dinamai dengan Tugu Teungku Peukan. Lokasi tersebut dipugar dengan baik dan sering dikunjungi baik oleh warga Abdya maupun dari luar. Saya pun bertanya kepada teman seperjalanan saya, tetapi ia tidak tahu kenapa tugu tersebut berada disana.
Baca juga : Ceuraceu, Air Terjun yang Tersembunyi di Hutan Abdya
Akhirnya, Google juga yang menjadi juaranya. Saya pun mengetikkan kata kunci “Teungku Peukan Abdya” dan tidak lama kemudian keluarlah beragam informasi tentang sosok yang selama ini menjadi perhatian saya. Ternyata Teungku Peukan adalah salah satu pahlawan dari Aceh Barat Daya yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengusir Belanda dari tanah air tercinta.
Jika kita menelusuri kembali sejarah Teungku Peukan Abdya, ternyata pahlawan yang juga merupakan seorang ulama ini adalah anak dari ulama kharismatik Teungku Adam atau yang lebih dikenal dengan Teungku Padang Ganting dan Siti Zulaikha. Teungku Peukan lahir di Sawang, Aceh Selatan pada tahun 1886 dan menetap di Manggeng, Abdya.
Baca juga: Bermain di Pantai Jilbab Abdya
Teungku Peukan merupakan ulama dan juga tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh di Manggeng karenanya Belanda menggangap bahwa keberadaan beliau bisa membahayakan posisi mereka. Lebih-lebih ketika Teungku Peukan berdakwah, beliau selalu mengatakan bahwa membela tanah air dari penjajahan Belanda adalah ibadah. Tidak heran jika pada saat itu, Belanda mematai-matai gerak langkah Teungku Peukan dan memboikot beliau agar tidak berdakwah di kawasan Aceh Barat Daya.
Tidak berhasil dengan boikot yang dilakukan, Belanda lalu mencari cara lain agar Teungku Peukan mau tunduk. Pihak Belanda kemudian memerintahkan petugasnya untuk menagih pajak tanah yang sudah 3 tahun dibebaskan oleh Ulee Balang Manggeng. Jika tidak dilunasi, maka Belanda berhak menangkap Teungku Peukan. Namun, Teungku Peukan ternyata lebih cerdik dari penjajah Belanda. Sebelum penjajah tersebut menangkapnya, Teuku Peukan berasama pasukannya telah bersiap-siap untuk menyerang Belanda.
Tanggal 9 September 1926 menjadi sejarah yang terus dikenang oleh masyarakat Abdya karena pada hari itu Teungku Peukan bersama pasukannya berhasil menyerang tangsi (benteng) Belanda yang terletak di Blangpidie (sekarang menjadi Asrama Kodim 0110). Malam hari sebelum penyerangan berlangsung, Teungku Peukan bersama pasukannya melakukan wirid dan zikir di Meunasah Ayah Gadeng yang terletak di Kecamatan Manggeng. Kemudian, dengan menggunakan pakaian hitam dan penerang berupa obor, mereka berjalan sejauh 20 km menuju Blangpidie.
Saat fajar menyingsing, pasukan yang dipimpin Teungku Peukan berhasil membuat pasukan Belanda yang sedang tertidur di bivak menjadi kocar kacir. Tidak sedikit pasukan Belanda yang mati saat penyerangan berlangsung.
Sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Swt atas kemenangan yang diraih, Teungku Peukan mengumandangkan azan di tempat yang kini dibangun Mesjid Jamik Baitul Adhim. Namun, saat Teungku Peukan sedang mengumandangkan azan, beliau ditembak oleh marsose Belanda yang berhasil selamat saat penyerangan. Beliau dan beberapa pejuang lainnya syahid dan dimakamkan di tempat yang kini menjadi kompleks mesjid kebanggaan warga Aceh Barat Daya itu.
Untuk mengenang jasa Teungku Peukan Abdya, maka dibangunlah tugu perjuangan yang diberi nama Tugu Teungku Peukan di Desa Meurandeh, Kecamatan Lembah Sabil, Aceh Barat Daya.
Eko Nurhuda says
Pahlawan-pahlawan lokal begini banyak yang tidak dikenali generasi sekarang. Sudah jadi tugas kita bersama untuk mengabadikan nama para pahlawan lokal, serta terus mengenang jasa-jasa dan pengorbanannya. Btw, ulasannya komplit sekali. 🙂
Rula 25 says
Wah destinasi sejarah yang terlupakan. Terimakasih 😀 jadinya sejarah pahlawan teungku peukan tidak terlupakan lagi.
Wadiyo says
Banyak pahlawan dari Aceh.
dan yang ini baru tahu.
thank
Nama saya says
Ooo begitu ceritanya? Baiklah kalau bgt
Magetan says
Oh begitu yaaaa cerita sejarahnya
Memang sih di buku buku jarang ada yang membahas pahlawan satu ini 😀
Dini Puspita says
Nambah lagi destinasi wisata sejarah yg patut dikunjungi kalau ke Aceh 🙂
Liza Fathia says
ayo ke aceh mbak
Yulia Marza says
Ternyata masih banyak pahlawan yang belum kita ketahui..thanks info nya mbak.
Nchie Hanie says
Ternyata masih banyak ya pahlawan2 ya ga dikenal, padahal justrubdi daerahnya sangat terkenal dan memberikan jasa .
Ya nambah lagi pengetahuan deh, liz..
Utieadnu says
Belum pernah k aceh mba… jd nambah pengetahuan nih ttg sejarah…
Dracow says
sekedar menambahkan saja.
Aceh Barat Daya sebelumnya (kurang lebih 14 tahun lalu) bagian dari Aceh Selatan, sebelum pemekaran wilayah. Menurut hemat saya, ada baiknya Teuku Peukan disebut sebagai pahlawan dari Aceh Selatan.
Nurul Fitri Fatkhani says
Saya baru tau Teungku Peukan, Mbak. Ternyata beliau pahlawan yang sangat berjasa bagi bangsa ini.
Rach Alida Bahaweres says
Tulisan tentang pahlawan yang terlupakan memang harus sering ya mba. Karena tak banyak yang tahu. Tq tulisannya mba
Naqiyyah Syam says
Keren banget tempatnya Mbk, tulisan ini bagus biar anak-anak juga mengenal ya pahlawan dari Aceh, aku jug baru tahu nih
Yervi Hesna says
Mbak Liza saya masih blm ngeh beda Teuku Tengku dan Tengku nih.
rita Asmaraningsih says
Ternyata pahlawan Aceh gak hanya Cut Nya Dien ya Mba..
lingga says
tokoh2 seperti ini kudu terus kita gaungkan namanya ya mba..apa pasal?ya tentu buat memacu kita agar bisa seperti mereka, bisa mencintai negeri ini baik jiwa maupun raga,juga tak meminggirkan kecintaannya terhadap Tuhannya
cputriarty says
Suka sekali melihat banyak tempat bersejarah penuh monumental di Serambi Mekah
Noe says
Aku baru tau nih Tauku Peukan, ternyata banyak yaa pahlawan dari Aceh
Penanam Coffee says
semoga saja Allah membalas kebaikan-kebaikan pahlawan kita, slah satunya teungku peukan, Aamiin
Ernawati Lilys says
saya baru tahu mba, ada pahlawan Aceh ini. Terima kasih artikelnya bermanfaat sekali
dwi sari says
Ditembak saat mengumandangkan adzan, subhanallah…semoga jasad beliau ditempatkan di tempat terindah di sisiNya. aamiin.
Tfs Mba, jadi tau sejarah pahlawan dari Aceh selain yang terkenal lainnya 🙂