• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Feature /  Terpesona Hutan Kota BNI Banda Aceh

August 5, 2015

 Terpesona Hutan Kota BNI Banda Aceh

“Wah, itu pohon tin!” seru saya saat melihat papan yang bertuliskan Tin (Ficus carica) tidak jauh dari jembatan masuk Hutan Kota BNI Banda Aceh. Decak kagum tidak bisa saya sembunyikan karena baru kali ini saya melihat pohon yang batangnya berwarna keabu-abuan, daunnya menjari, dan buah matangnya berwarna ungu. Selama ini, saya mengetahui pohon tin hanya lewat kitab suci Al Quran.

Setelah memarkirkan sepeda motor di tempat parkir dan membayar Rp 2.000, saya langsung menaiki jembatan gantung yang di atasnya tertulis Hutan Kota BNI Gampong Tibang. Baru beberapa langkah berjalan setelah turun dari jembatan, saya menemukan pohon tin.

Hutan+Kota

Jembatan Masuk Hutan Kota BNI Banda Aceh, Gampong Tibang (sumber : tuloblang(dot)blogspot(dot)com)

“Eh, coba lihat! Keren kali nama pohon itu, Janda Merana… Hahaha…” tunjuk pengunjung lain pada sebuah pohon yang menjulang tinggi dan bertuliskan Janda Merana di papan namanya. Spontan saya tertawa terbahak-bahak saat mengeja ulang nama pohon yang bernama latin Salix babylonica. Sungguh, itu adalah nama pohon terunik dan terlucu yang pernah saya dengar.

IMG 1409

Janda Merana (sumber : hikayatbanda(dot)com

Hari itu, saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Hutan Kota BNI. Meski telah tinggal bertahun-tahun di ibu kota Provinsi Aceh, tapi baru kali ini saya memijak Hutan yang telah menghasilkan 3 ton oksigen per hari. Padahal, hutan kota yang letaknya di Desa Tibang Kecamatan Syiah Kuala ini hanya berjarak 5 kilometer dari pusat kota Banda Aceh dan bisa ditempuh dalam waktu 20 menit dengan menggunakan sepeda motor.

20110518 091617

Hutan Kota BNI Banda Aceh (sumber : badruddin69(dot)wordpress(dot)com

Ketika menelusuri jalan setapak yang memang didesain untuk pejalan kaki , saya benar-benar takjub dengan keanekaragaman tumbuhan di dalamnya. Dulu, pasca tsunami, saya pernah beberapa kali ke Tibang dan areal yang kini disulap menjadi hutan kota yang rindang hanyalah rawa-rawa bekas tsunami. Sangat gersang dan panas, lebih-lebih karena letaknya yang sangat dekat dengan laut. Namun kini, lahan seluas 7,5 hektar itu telah ditanami lebih dari 3500 pohon dari 110 spesies.

indonesian banking outlook by felia salim 47 638

Hutan Kota BNI Before and After

Penasaran dengan asal usul Hutan Kota BNI, saya pun bertanya pada seorang lelaki paro baya yang sedang duduk-duduk di teras pondok yang terletak tidak jauh dari jembatan masuk.

“Taman Hutan Kota ini dibangun oleh PT BNI 46 Persero, Pemko Banda Aceh, dan Yayasan Bustanussalatin ,” begitu jelas bapak yang bernama asli Abdul Mutalib Ahmad (60 tahun). Ternyata saya bertanya pada orang yang tepat. Pak Taleb, begitu beliau kerap dipanggil tidak lain adalah pengelola hutan kota.

Selidik punya selidik, ternyata lelaki itulah yang mengagas dibentuknya hutan kota ini. Pensiunan Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh itu pernah mendapatkan Kalpataru dari Presiden RI, sebuah penghargaan tertinggi untuk mereka para penyelamat lingkungan. Sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasinya, Kementrian Lingkungan Hidup merekomendasikan beliau untuk mengembangkan hutan kota.

“Saya tawarkan ide dan konsep hutan kota ini kepada Yayasan Bustanussalatin. Kebetulan, LSM ini sangat fokus untuk lingkungan hidup,” paparnya. Gayung pun bersambut, ide yang beliau tawarkan mendapat tanggapan yang baik. Lalu, Yayasan Bustanussalatin menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan Bank BNI 46.

“Kebetulan, yang kita tawarkan sejalan dengan program CSR BNI yaitu BNI Go Green. Jadi, berkat program ini, hutan kota yang Adik lihat sekarang bisa dibangun.”

Ya, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Go Green, Bank Negara Indonesia telah membantu Pemerintah Aceh untuk mengurangi emisi karbon serta mendukung program pemerintah One Billion Indonesia Trees (OBIT). Tidak hanya berkontribusi pada Hutan Kota Banda Aceh, BNI juga aktif mendistribusikan dan menanam pohon di Taman Kota Trambesi Banda Aceh serta di sejumlah daerah lain seperti Hutan Kotan Manahan Solo, Taman Kota Wonosari-Yogyakarta, lereng Gunung Sumbing, Hutan dan Taman Kota Udayana – Bali.

Seakan tahu bahwa saya masih awam dengan hutan kota ini, tanpa ditanya, Pak Taleb langsung menjelaskan fasilitas yang ada di hutan kota seperti jembatan gantung yang terdapat di bagian depan, jalur pedistrian, jembatan tajuk (ramp canopy trail), jembatan atas bakau (mangrove boardwalk), area pepohonan, kolam bakau dan pembibitan ikan, juga ada taman tematik dan taman kontemplasi.

Taman tematik? Yup, tumbuhan yang terdapat di hutan kota ini ditanam sesuai dengan temanya. Ada taman bertema herbal yang isinya beragam tanaman herbal, ada taman bambu, taman bunga, dan taman walikota nusantara, taman nusantara ini terdapat 99 jenis tanaman yang berasal dari 99 wilayah di Indonesia. Ke 99 jenis tanaman itu ditanam oleh para walikota daerah tersebut pada acara Apeksi di Banda Aceh 2011 lalu.

Taman%2BWalikota

Taman Walikota Nusantara (sumber: hikayatbanda(dot)com

Setelah mendengarkan panjang lebar penjelasan Pak Taleb, saya semakin penasaran dengan isi hutan kota ini. Saya pun memohon izin untuk mengelilingi hutan dan mencari tempat-tempat yang disebutkan oleh sang bapak.

Keputusan saya mengunjungi Hutan Kota BNI adalah keputusan yang tepat. Aroma hutan yang selama ini saya rindukan kini tercium oleh indra pembau. Sepanjang perjalanan yang tampak adalah pohon-pohon yang rindang, bunga-bunga yang bermekaran, dan kicauan burung yang saling bersahutan. Mengeliling hutan kota ini mengingatkan saya akan kenangan masa kecil di kampung halaman, Tangse. Hutan, gunung, kicauan burung, dan gemericik air sungai bukanlah sesuatu yang asing. Namun, ketika hijrah ke Banda Aceh, semuanya menjadi jauh. Kota Banda Aceh yang terletak di pesisir pantai membuat hutan dan gunung sangat sulit dijangkau. Syukurnya, nostalgia kampung halaman dapat saya rasakan kembali di hutan kota. Beragam pohon tumbuh di sana lengkap dengan papan nama sehingga saya tidak perlu bertanya lagi, ini pohon apa, itu bunga apa.

Belum jauh kaki ini melangkah, saya menemukan jembatan tajuk yang disebutkan Pak Taleb tadi. Semakin tinggi saya berjalan di atas jembatan kayu itu, maka saya pun bisa melihat perumahan warga di arah barat dan selatan. Hijaunya bukit barisan juga terlihat jelas di atas sana. Tidak hanya itu, di bagian utara, saya bisa melihat Pulau Weh, pulau paling Barat negara ini. Suguhan pohon mangrove yang tumbuh di dalam air juga menjadi daya tarik saat berjalan di atas jembatan ini.

jembatan+tajuk

Jembatan Tajuk (tuloblang(dot)blogspot(dot)com

2012 05 19+17.49.17

Jembatan Tajuk (sumber: nelva-amelia(dot)blogspot(dot)com

2012 05 19+17.28.46

Jembatan Tambak Bakau (sumber: nelva-amelia(dot)blogspot(dot)com

Saat turun dari jembatan, saya melihat orang tua sedang mengajak anak mereka bermain ayunan dan perosotan. Ah, tempat ini sangat tepat untuk dijadikan tempat wisata lingkungan bagi siapa saja termasuk anak-anak. Betapa tidak, sambil mengajak mereka berwisata pada akhir pekan ke hutan ini, para orang tua juga bisa menjelaskan keanekaragaman hayati yang terdapat di Hutan Kota BNI. []

Terima kasih BNI atas dedikasimu terhadap negeri ini. Tidak salah jika sejak kuliah sampai bekerja, saya memilihmu menjadi mitra. Beragam kemudahan transaksi saya dapatkan, keramahan para pegawaimu saya rasakan. Selamat ulang tahun yang ke 69 Bank Negara Indonesia, semoga Bank yang merupakan Bank Nasional Pertama Indonesia ini tetap selalu menjadi yang pertama di hati kami, rakyat Indonesia.

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Feature, PhotoBlog, Traveling Tagged With: #69TahunBNI, BNI, Hutan Kota BNI

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Beautyasti1 says

    August 6, 2015 at 3:03 PM

    Apik sekali.. Seandainya ada hutan kota BNI di jakarta,,, at least jabodetabek.. Hehehe.. Good luck ya,, aku juga ikutan BNI ini. Happy birthday BNI yang ke-69 ^_^

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 6, 2015 at 3:05 PM

      Hihihih… Amiin..moga2 org BNI baca komentar mbak asty n langsung buat hutan kota disana

      Reply
  2. Liza Fathia says

    August 6, 2015 at 3:04 PM

    Ohya? Btw kalo ke aceh lagi kabari ya siapa tau bisa copy darat

    Reply
  3. Hanif Andy (@hannif_andy) says

    August 7, 2015 at 9:50 AM

    Wah. Info ini ga ada di webnya BNI e 😀
    Mantap memang BNI. Tulisannya juga menarik mba. Reviewnya kece, CSR BNI Go Green.
    Saya juga punya cerita Mba Liza, monggo berkenan mampir

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 12, 2015 at 9:59 AM

      Sekarang sudah ada di blog liza. Gpp kaan

      Reply
  4. fanny fristhika nila says

    August 8, 2015 at 1:50 PM

    udh brp tahn ya aku ninggalin aceh… lbh dr 10 thn kayaknya…g prnh tau lg aceh sprti apa :).. pgn sih mba kesana sesekali….tp suami yg rada ga tertarik ksana… jdnya ampe skr blm kesampaian..udh brubah bgt kalo baca dr ceritamu

    Reply
    • Liza Fathia says

      August 12, 2015 at 9:58 AM

      Ayo keaceh lagi mbaaak

      Reply
  5. Jual Bibit Tin Aceh says

    April 6, 2017 at 12:31 AM

    bereh that artikel kak liza, menyoe perlee bibit tin jeut hubungi kami figaceh.com 😀

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 6, 2017 at 5:44 AM

      Insyaallah bang rizal

      Reply
  6. Yudi says

    January 26, 2018 at 12:44 AM

    bereeh… janda merana kami ada disini.. hehehe

    tadi iseng2 lagi ngecek2 link blog
    ketemulah gambar ini lagi

    kiban? na ba manfaat? alias na menang? 😀

    Reply
  7. Lizafathia says

    January 27, 2018 at 2:35 PM

    Hana meunang. Tapi hana peu2. Setidak jih na backlink ke hikayat banda 🙂

    Reply

Trackbacks

  1. Hutan Wakaf, Inisiatif Menghijaukan Aceh – Hutan Tersisa says:
    September 30, 2023 at 5:56 PM

    […] BACA JUGA ARTIKEL TENTANG HUTAN ACEH LAINNYA : TERPERSONA HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH  […]

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d