Senang sekali rasanya kalau kita memiliki kelebihan. Terutama kelebihan di segi yang positif, yang enggak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Tapi lain ceritanya jika kelebihan yang dimiliki adalah kelebihan berat badan alias obesitas.
Mungkin banyak yang bilang, enggak apa-apa gemuk, yang penting sehat, yang penting bahagia. Kalau dulu, saya bakal senang dibilang begitu. Tapi sekarang, masih senang sih tapi ada tapinya. Sepertinya saya harus menguji lagi kesetiakawanan si yang bilang itu.
Daftar Isi
Obesitas tidaklah Sehat
Yakin kamu kalau gemuk itu sehat? Salah satu faktor resiko penyakit metabolik itu adalah kegemukan atau obesitas, lho. Yakin bakalan bahagia kalau tubuh kamu yang gemuk itu menyebabkan kamu susah gerak, sakit dari bokong sampai paha, sakit tumit, sakit lutut?
Itulah yang saya rasakan selama ini. Akibat obesitas yang saya alami, saya sakit dan tidak bahagia. Mungkin karena faktor usia yang masih muda, saya belum mengalami penyakit metabolik seperti hipertensi, Diabetes, atau Hiperlipidemia. Naudzubillah. Namun, saya sudah merasakan betapa susah sekali kalau bergerak. Salah pakai legging, langsung lecet di selangkangan, lutut dan tumit juga sering nyut nyutan. Ini sudah enggak sehat.
Banyak teman-teman yang enggak percaya kalau berat badan saya sudah berada pada level kegemukan alias obesitas.
Serius kamu obese, Liz? Kayaknya badan kamu bagus-bagus aja. Komentar yang sebenarnya menyesatkan ini sering banget saya dengar dari orang terdekat. Entah mereka memang ga tahu kalau saya memiliki kelebihan berat badan atau sekadar menyenangkan kawan.
Ngapain diet-diet segala. Badan kamu udah bagus tahu. Bohay gini banyak perempuan yang kepingin lho, biar suaminya tambah hepi. Komentar seperti ini juga banyak. Sayangnya suami saya enggak suka lho kalau istrinya terlalu bohay.
Well, kenapa saya mengatakan kalau saya mengalami obesitas? Sebelum saya bercuap-cuap panjang kali lebar, yuk kita samakan persepsi dulu tentang obesitas.
Yuk baca #dietdiary saya lainnya (Day 2) Godaan Terberat Saat Menjalankan Diet
Apa itu Obesitas?
Apakah obesitas itu kegemukan atau berat badan berlebih? Menurut WHO, obesitas itu adalah penumpukan massa lemak berlebihan pada tubuh seseorang. Perut yang membuncit, lengan yang menggelambir, pipi yang makin chubby, dagu yang lipatannya udah 2, leher yang udah enggak kelihatan lagi, bokong yang membesar, itu karena ditumpuk oleh lemaaak semuanya.
Apa sih Penyebab Obesitas?
Kenapa saya, kamu, kamu, dan kamu (saya enggak mau sendirian obese, kalian juga harus ikutan, wkwkwk) bisa mengalami obesitas?
Untuk bisa beraktifitas, tentu kita butuh energi kan. Nah, energi ini kita dapatkan dari makanan dan minuman. Kandungan makanan dan minuman yang kita konsumsi itu ada karbohidrat, protein, lemak atau dikenal dengan macronutrient alias nutrisi makro. Nah, semua nutrisi makro ini akan dioecah sedemikian rupa menjadi gula yang nantinya diubah menjadi energi. Energi inilah yang kita gunakan untuk beraktifitas dan untuk metabolisme tubuh.
Kalau energi yang masuk lebih banyak dari pada yang dibutuhkan, maka si gula-gula (glukosa) tadi akan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk gula otot (glikogen otot) dan gula hati (glikogen hepar). Tapi, kalau masih berlebih juga, maka akan diubah dalam bentuk lain yaitu trigliserida yang disimpan pada kantung lemak. Semakin banyak energi yang enggak terpakai, maka semakin banyak pula cadangan lemak yang tersimpan. Ujung-ujungnya menjadi overweight, kalau semakin bertumpuk lagi si lemak itu, akhirnya jadi obesitas. Kayak saya. huhuhu
Serius kamu obesitas, Liz?
Tapi kok enggak kelihatan? Pertanyaan ini sering banget diajukan oleh teman-teman saya. Iya memang, kalau lihat dari kepala sampai ke perut, tubuh saya terlihat ideal-ideal aja. Kalau pakai baju masih bisa ukuran M tapi bagian lengan dibesarin dikit. Tapi turun ke pinggang sampai seterusnya, barulah terlihat penumpukan lemak yang sangat berlebihan.
Jadi, obesitas terbagi lagi dalam dua tipe yaitu android dan genoid. (Kayak tipe smartphone aja ya). Kalau android itu badannya kayak buah apel gitu. Penumpukan lemaknya di bagian leher, lengan, dan perut. Sedangkan genoid, itu kayak buah pear. Lemaknya numpuk di pinggul, paha dan betis.
Enggak percaya kalau saya obese? Yuk ukur indeks masa tubuh (IMT). Atau jangan-jangan kamu obese juga gaes?
Yuk Hitung Berat Badan Ideal. Awas! Jangan-jangan Kamu Obesitas Juga
Punya badan obesitas kok ngajak-ngajak si mpok Liza. wkwkwk. Soalnya seru sih kalau punya teman yang senasib. Jadi lebih semangat untum menurunkan berat badan menjadi ideal.
Untuk mengetahui apakah seseorang masih memiliki berat badan yang ideal atau sudah mengalami obesitas, kita bisa melakukan pengukuran IMT (indeks massa tubuh).
Pengukuran berat badan dilakukan pada pagi hari saat bangun tidur dan belum makan-minum. Sebaiknya juga kita sudah BAB dan BAK. Saya paling suka nih kalau ukur berat badan setelah BAB, langsung bergeser ke kiri. Walau cuma beberapa ons saja sih, tapi tetap bikin happy.
IMT dihitung dengan rumus berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan dikuadratkan (dalam meter). IMT 18,5-22,9 kg/m2 dikategorikan sebagai normoweight. Jika hasil perhitungan menunjukkan 23,0-24,9 kg/m2 artinya sudah mengalami kelebihan berat badan (overweight), atau obesitas bila nilainya mencapai 25,0 kg/m2 atau bahkan lebih.
Sudah cek belum berapa IMT kamu? Kalau masih bingung, cari aja kalkulator BMI di mesin google, nanti bisa langsung kamu masukkan berat badan dan tinggi badan kamu. Auto keluar deh IMT kamu masuk dalam kategori apa.
Kalau saya, masuk dalam kategori obesitas tipe 1 dengan jenis genoid. Nah, yang bikin nyesek itu, kalau obese tipe genoid ini agak susah ngecilinnya kalau enggak olahraga khusus. Tapi harus tetap semangat lah ya. Ga ada yang ga mungkin. Yang penting selalu berdoa dan berusaha.
Makan Apa Aja Hari ini?
Ohya hari ini saya sarapan oatmeal 35gram dan susu UHT 100ml. Terus jam 10-11 makan jambu biji yang dicocol pakai sambal terong belanda plus gula, garam dan cabe. Siang dapat undangan ke rumah ustazah yang mengajari Naqiya mengaji. Alhamdulillah udah enggak kalap lagi. Sore ngemil buah semangka dan mangga, dan malam makan nutrijel yogurt 2 potong dan buah. Air putih tetap minimal 8 gelas atau 2 liter. Kalau workout, hari ini cuma stretching 8 menit dan jalan kaki 30 menit. Tapi sorry, semuanya lupa terfoto.
hijriah.my.id says
Diet rendah karbo sepertinya banyak yg berhasil
Nurul Sufitri says
Kalau aku sebenarnya ga obesitas, paling ada lemak di bagian perut hahaha biasaaaa emak2 kalo udah melahirkan dan kurang olahraga gitu katanya. Cuma aku lagi berusaha supaya berat badanku 60 kg aja, tapi ini masih 62. Enak kalau lebih ringan. AKu mencoba makan sayur2an dan buah2an lebih intens biar kenyang duluan trus low carbo hehehe 😀
Nia Nurdiansyah says
Ini yg kemaren sempet diunggah di IG itu ya Mbaa.. .klo kita ngitungnya berdasarkan BMI memang klo Dr tinggi badan jadinya termasuk obese ya Mba. .. Sering jadi ngga ngeh krn kdg kita udah ngerasa nyaman dgn kondisi yg Ada. .. Semoga bisa mulai diet sehat Dan dpt BB yg diinginkan ya Mbaa
Nchie Hanie says
Hahhaaa, aku tipe genoid Lizz kalo lagi badan menggemuk, ini juga udah agak engap mencapi 60 kg, cuzz mulai kencengin lagi dengan olah raga.
Iya, yaa sering banget kata2 di awal paragraf familiar banget, aku suka senyum2 aja. Mereka yang denial dengan kelebihan BB, itu pilihannya. Udah tahu kan mana yang sehat dan engga.
Hanya orang2 yang paham saja kalo obesitas memang berbahaya, suka deh sama pengakuan dirimu Bu Dokter. sehat selalu yaaa, semangat mengejar BB yang proposional.
Andiyani Achmad says
aku obesitas, i admit it, banyak yang ngenye atau ngatain langsung lewat basa basi tentang kegemukan aku, terutama sih orang dekat, kayak keluarga ataupun teman, but it’s okay. Banyak juga yang semangatin aku buat hidup sehat. Which is good, namun aku pernah diet ketat malah bikin saluran pencernaan jadi gak baik, karena itu aku memulai diet yang bikin nyaman gak ada target berapa bulan harus turun berat badan, lakukan dengan nyaman, perlahan benahi semua pola makan, pola tidur dan gaya hidup.
Jalan-Jalan KeNai says
Saya jadi ikutan ngitung dan hasilnya 23,3. Memang sejak abis Lebaran lumayan agak banyak naik berat badannya. Mulai berantakan pola makan dan masih mager banget olahraga.
fainun24 says
Saya sempat ngecek BMI dan sudah mendekati angka batas normal atas….Duh, langsung deh usaha ngerutinin olahraga…Buat saya yang sulit dikontrol adalah makan…Apalagi kalau ke kantor masih banyak godaan jajannya.
Tapi kalau melihat 2 tipe yang dijelaskan, sepertinya lebih ke genoid
Jiah says
Aku gemuk, semoga gak mengarah ke obesitas. Ini udah gak nimbang lagi dan timbangan BB memang belum punya. Masih berusaha mengatur pola hidup biar lebih sehat
Rachmanita Adindarara says
sebenarnya kita harus tetap semangat walaupun bentuk badan kita dan kita harus tetap mencintai diri kita sendiri juga yang penting jaga kesehatan dan tetap berolahraga
Rach Alida says
Aku tuh karena nggak tinggi ya jadi kalau badan berasa lebih gemuk gitu kenapa bawaanya badan jadi agak berat ya. Hahah. Skarang lagi berusaha jaga pola makan. Tapi godaan sarapans erba karbo sering banget dilakukan suamiku ke aku hahah
Mia Yunita says
Waduh IMT ku juga kalo WHO dapet Obesitas tipe 1, kalo Asia Pacific malah Obesitas tipe 2. Baru aja juga ngebayangin oatmeal nih. Udah lamaaaa banget nggak makan oatmeal akibat kapok hahaha. Mungkin saya nggak bisa bikinnya kali yaa. Mari kita berjuang yuk supaya nggak Obesitas. Masalahnya kalo Obesitas nantinya malah mengundang penyakit ke tubuh kita, jadi bahaya deh.
Dian says
wah kerwn banget mbak sudah berhasil turun beberapa kilo gitu
aq pgn nurunin 5 kg aja susah banget…
padahal da kurangin makan
tutyqueen says
Aku juga masih masalah nih dengan kelebihan berat badan, setelah menikah aku dan suami berat badannya naik drastis huhu giliran nuruninnya susah tapi tetap semangat berusaha demi kesehatan
Ade UFi says
saya langsung berhitung.. hahaha.,. saya masuk obesitas type 1, Kak. Tapi Pak suami ga suka yang kurus2 banget, paling saya berusaha di indeks kelebihan berat badan aja, bukan obesitas. kurang lebih 10kg lagi deh diturunin.
Mirna Kei Rahardjo says
aku pun ini tinggi 150 tapi BB 70 kg tapi lagi hamil sih,,, ntar mentok turun di 60 kg, hiks padahal sebelum nikah bisa loh 50kg,,, tapi bener metabolisme nya udah berubah, kita pun aktivitasnya harus berubah biar tetep sehat dan menjaga berat badan, selain penampilan, berat badan penting dijaga untuk kesehatan
Suciarti Wahyuningtyas says
Wah aku malah salfok ke kaktusnya, gemes-gemes banget itu. Aku pun di rumah lagi rajin main bersama anak-anak hijau biar gak mager karena kalau mager endingnya suka ngemil dan aku gak pengen itu terjadi. Heheheee
AdrianaDian says
aku juga termasuk obes nih kayanyaaa.. huhu. Biar tetep sehat, emang baiknya ngejaga berat badan biar ga kelebihan banget, dengan olahraga kurangi nasi dan banyak makan buah sayur yaaa
Siti Hairul says
Kalau aku ga obesitas sih bu dokter. Tapi suamiku nih perutnya enakeun untuk bantal. Pengen ngajak dia diet yang sehat nih di 2021 ini
Helena Safitri says
Iya lho enggak kelihatan dengan tunik penutup lemak. *LOL
Ternyata karena 2 macam tipe obesitas yang Android Dan Genoid.
Aku baca ini mampir dulu ke kalkulator BMI, hahaha. Alhamdulillah hasilku sehat tapi beberapa kali tes yang pakai alat seperti timbangan dan dipegang, kurangku di massa otot. Kalau bisa lebih berotot gitu.
Tian Lustiana says
Saya juga sedang alami obesitas dan PR banget harus nurunin berat badan dan semuanya huhuhuh
lendyagasshi says
Diingetin lagi sama Budok ini…pentingnya makan makanan yanh sehat dan workout everyday.
Semoga lemak-lemak yang mengganggu ini bisa enyaah…
Rahmah Chemist says
Wah saya berarti Obesitas Tipe 1 dong ini
Harus jaga pola makan
Sementara aku sukanya yang aneh aneh
Syarifani mama twins says
Sering denger komenan orang seperti itu. Seperti membenarkan bahwa gemuk itu ngga papa, gemuk itu bisa tetep sehat kok.
Alhamdulillah berat badan saya masih masuk kategori normal. Ada yang bilang kok tambah kurus, jelek lo kekurusan. Cuma saya cengirin aja terus yang penting sehat.
Semangat terus bu dok buat ngurangi berat badannya. Sarapan oatmeal itu ngebantu banget soalnya awet kenyang, perut ngga gampang krucuk krucuk.
peralatanbakery says
stay safe and stay healthy ya kak 😀
Indah Julianti Sibarani says
Aku juga obesitas, Liza. Udah kelihatan sih ya 🙂
Makanya udah 3 tahun ini mengurangi daging merah dan makan nasi di malam hari.
Kurangi makan nasi selain buat nurunin berat badan, juga bikin ngantuk kalau makan nasi tuh 🙂
Mayuf says
Tetap semangat kak tapi berlebihan juga dietnya hehe