Hari masih sangat pagi ketika saya melihat seorang wanita paro baya sedang memandang rumput liar yang tumbuh di lahan kosong samping rumah kontrakanku. Waktu itu, saya hendak mengeluarkan sepeda motor yang akan saya kendarai untuk bekerja dari dalam rumah ke teras. Setelah si matic saya parkir pada tempatnya, saya pun menemui sang nenek.
“Cari apa, Nek?” Saya melihat di tangan nenek tersebut telah ada segenggam rumput.
“Ini, lagi nyari rumput teki untuk praktikum cucu. Barusan dia telpon minta tolong cariin. Tapi entah iya ini tumput teki.” Nenek itu menjelaskan dengan raut wajah kebingungan.
Saya pun sama bingungnya dengan wanita yang saya panggil Nek Haji itu. Ya, walaupun saya sangat menyukai rumput liar, tetapi, hanya yang bernama ilalang yang saya tahu bagaimana rupanya, selain itu saya angkat tangan.
“Tunggu, Nek!” Sebuah ide terlintas di benakku,” kita cari lewat internet aja.” Saya pun mengambil ponsel pintar saya.
Ya, apa sih yang enggak ada dan enggak diketahui oleh Paman Google. Semuanya ia ketahui. Tinggal ketik rumput teki di mesin pencari, pilih gambar, langsung muncul rumput-rumput teki dengan berbagai angle pengambilan gambar.
“Ini rumputnya,”tunjukku pada Nek Haji.
Setelah melihat gambar yang ada di internet, beliau pun kembali mencari si Teki di antara berbagai jenis rumput liar yang tumbuh di sana. “Ini dia si Teki,” seru sang nenek saat telah menemukan rumput yang ia cari untuk praktikum Biologi cucunya.
Omong-omong tentang rumput liar, sejak SMP sampai di bangku kuliah, saya sangat suka dengan filosofi rumput yang bisa tumbuh dimana pun ini. Sebenarnya terinspirasi dari nama San Cai sih, itu lho pemeran utama wanita di serial Meteor Garden. Arti nama San Cai kan rumput liar. Nah, rumput liar ini bisa tumbuh dimana pun. Walau ia dicabut, tetapi akarnya tetap utuh di dalam tanah dan bisa tumbuh lagi. Karena akarnya yang kuat, Rumput liar ini tidak akan hanyut diterjang banjr.
Memang sih, terkadang rumput liar ini membuat taman yang indah menjadi tidak enak dipandang dan bahkan sering dianggap gulma. Tapi tahukah Anda kalau si rumput liar tersebut telah menyumbangkan berton-ton oksigen untuk pernafasan kita. Ia juga tidak pernah menjadi parasit bagi tumbuhan lainnya.
Itulah dia alasan kenapa saya menyukai rumput liar. Saking sukanya, saya memiliki email rumput_liar008@yahoo.com. Kalau 008 itu terinspirasi dari wanita yang gagah berani, Saras 008, salah satu tontonan favorit waktu masih kecil dulu. Tetapi, seiiring bertambahnya usia, email rumput liar mulai jarang saya gunakan, saya lebih sering menggunakan email dengan nama sendiri. Alasannya, karena banyak orang yang tidak tahu filosofi rumput liar sehingga ketika saya mengirimkan email ke mereka, langsung mereka anggap spam dan dibuang ke tong sampah. Semoga lewat tulisan ini rang semakin tahu tentang si Teki dan rumput liar lainnya.
seseorang says
ah, dasar kamu rumput liar 🙂
Liza Fathia says
hehehhehehhe
dhico velian says
Jadi suka dengan rumput liar, karena tahu filosofinya. 🙂
Liza Fathia says
hehehe… iyaa
Firman says
Walaupun terkadang merusak pemandangan, tapi rumput juga bisa terlihat indah, terlebih setelah tau filosofinya. Saya suka padang savanah.
Liza Fathia says
Iya, savana memang sangat indah
SITI FATIMAH AHMAD says
Assalaamu’alaikum wr.wb, Liza… memang wajar kita menghargai rumput liar atas sebab sumbangan besarnya mengeluarkan oksigen buat kita. Kalau di tempat saya rumput teki itu banyaknya di padang luas. Namun jarang menemuinya kini. Entah mengapa iya. Salam maal hijrah 1437 dari Sarikei, Sarawak.
Liza Fathia says
Waalaikumsalam Wr wb ummi…
Iya ummi, benar sekali. Selamat tahun baru hijriah juga
fanny fristhika nila says
Filosofi rumput liar emang dalem walopun org2 bnyk yg ga suka ya mba :D.. aku sndiri juga lbh milih membabat abis rumput liar di kebunku kalo udh mulai panjang 😀
Liza Fathia says
Sama mbak fanny, akupun demikian… Kalo rumah banyak rumput liarnya terkesan jorok ya
echaimutenan says
foto2 dirumput2 liar itu bagus lohh
dulu pas kecil rumput gini itu diambil tairnya trus diolesin ketetek cewek :v entah katanya bikin gede xD
Liza Fathia says
Hahahahaah… Itu mitos atau fakta mak? Iya, foto2 diatas rumput liar emang keren.
Rifqy Faiza Rahman says
Jangan pernah meremehkan tanaman sekecil apapun ya Mbak memang, liar-liar kayak teki ini sebenarnya punya manfaat kalau mau memahami. Seger lihat hijau-hijau gitu 🙂
http://papanpelangi.co/2015/10/23/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan/