“Say, kenapa?” tanya Meri, sahabat sekaligus rekan kerja saya saat melihat ekspresi wajah saya yang uring-uringan.
“Lupa bawa pompa ASI.”
“Beuawailom.” candanya dalam bahasa Aceh.
Lupa membawa pompa ASI saat bekerja adalah ibarat tentara yang lupa membawa senjata saat di medan perang. Fatal akibatnya. Kalau si tentara bisa tertembak oleh musuh sedangkan saya bisa kesakitan akibat ASI yang penuh. Tidak salah kan kalau saya mengibaratkan pompa ASI itu bagaikan senjata khususnya untuk busui yang bekerja.
Pompa ASI adalah item baru yang memenuhi task saya saat bekerja. Kalau dulu isi tas hanya smartphone, iPad, bedak, Lip gloss, buku notes, pulpen tinta hitam dan merah, Dan mukena. Kalau lupa saya bawa? Bersiap-siaplah kesakitan dan meriang karena saya tidak bisa memompa ASI yang telah bertumpuk.
Sebenarnya, untuk sebagian ibu menyusui yang bekerja, pompa ASI bukanlah sesuatu barang yang wajib mereka bawa setiap harinya ke kantor. Mereka bisa memerah ASI secara langsung dengan menggunakan tangan. Namun, itu tidak berlaku untuk saya. Selain prosesnya lama, saya juga tidak ahli untuk memerah ASI dengan menggunakan tangan.
Syukurnya seiring perkembangan zaman, beragam inovasi pun muncul untuk memudahkan para working mom agar tetap bisa memberikan ASI untuk bayinya tanpa harus berhenti bekerja. Beragam model pompa ASI diproduksi oleh perusahaan terkemuka di dunia untuk memudahkan busui pekerja memompa ASInya saat di kantor. Jenis pompa ASI pun beragam, ada yang manual, ada pula yang elektrik. Yang elektrik pun ada yang memang harus menggunakan listrik, ada juga yang bisa menggunakan baterai. Desain pompa ASI pun semakin hari semakin ergonomis. Begitu juga dengan harganya, ada yang puluhan ribu, ratusan, ada juga yang jutaan.
Saya sendiri memiliki empat pompa ASI manual. Pompa yang pertama saya beli bentuknya seperti terompet dan harganya sangat murah. Hanya belasan ribu. Tapi memompa ASI sangat menyiksa dengan pompa ini karena tidak memiliki bantalan silikon di corongnya. Selain itu, pompa ini ternyata tidak direkomendasikan oleh ahli laktasi karena dapat menyebabkan luka pada puting dan balon pompanya bisa menjadi sarang kuman.
Pompa kedua harganya seratusan ribu. Nyaman dipakai meski kadang bikin pegal. Namun, setelah empat bulan pemakaian, silikon mulai melar yang menyebabkan ASI merembes ke luar.
Pompa ketiga harganya masih sama dengan pompa kedua begitu pula dengan merknya. Hanya saja, desainnya lebih ergonomis sehingga ASI yang berhasil saya pompa jauh lebih banyak. Pegal-pegal pun berkurang dengan pompa ini.
Pompa yang terakhir saya dapatkan dari hasil memenangkan lomba Breastfeeding Story. Harganya lumayan mahal yaitu enam ratus ribuan. Bisa membeli enam buah pompa sebelumnya. Cara kerjanya hampir serupa dengan pompa ASI ke tiga tapi ukurannya lebih kecil.
Bagi saya, tidak penting berapa harga pompa ASI tersebut asalkan nyaman dipakai, bisa mempa ASI yang banyak dalam waktu singkat, dan tidak lupa saya masukkan ke dalam tas kerja. Kalau sampai lupa, kacau semuanya.
winnymarch says
teman2 ku sering bawa di kantor ini kak
Liza Fathia says
Hu uh mbak
Muzi says
Yang penting si anak selalu mendapatkan ASI sampai 6 bulan. Kebersihan pompanya harus selalu dijaga tuh kak.
Liza Fathia says
Pastinyaa
SITI FATIMAH AHMAD says
Assalaamu’alaikum wr.wb, Liza…
Bunda menggunakan pompa Asi sebelum pergi ke ofis. Air susu disimpan dalam peti sejuk dan dihangatkan apabila baby bunda menginginkannya. Pengalaman yang menarik dan memberi kesan apabila menyusu sepenuhnya.
Salam semanis Ramadhan dari Sarikei, Sarawak. 🙂
Lusi says
Waaaaah enaknya busui sekarang, peralatan perang bagus2
Aulia Fitri says
Ini jatahnya komentar para ibu-ibu, saya nyimak dulu ya 🙂
Lia says
senjata ampuhnya tertinggal bikin pusing ya mbak jadi gak bisa memerah
Arini says
Artikelnya bagus bun…jadi tau macam-macam pompa ASI. Ibu bekerja di kantor yang sedang menyusui wajib membawa “peralatan canggih” ini.
Cicha says
Jadi inget jaman jadi mama perah di kantor.. Bawaan segambreng lengkap sama cooler bag dan botol2 kaca. Kalau aku ga pernah ketinggalan bawa pompa, tapi ASI nya pernah ketinggalan di busway, udah nangis bombay, untung yang nemuin temen kantor ditelpon ama sekred dikantor, udah sampe rumah balik lagi ambil coolerbag isi 5botol isi harta karun hehe.
Idah Ceris says
Siap2 nabung untuk beli pompa ASI. Hihihi
Liza Fathia says
Yuhuuu jeng…
Sri Wahyuni says
hmmmm….bisa jadi pengalaman menarik ini. Apalagi saya saat ini tengah mengandung, masuk bulan kedepan. Tulisannya sangat membantu tuk siap-siap mengahadapinya….
Liza Fathia says
Iya maak. Siap2 menjadi ibu yaa
Noe says
Aku belom punya pompa asi niih, 2 bln lg lahiran padahal. Dulu anak pertama dan kedua mompa pake tangan ajaa.. Peres2 😀
Liza Fathia says
Sanggup ya n bisa ya mak… Aku ga bisa meres pake tangan