Ibarat hendak melamar gadis cantik yang tersembunyi di balik bukit nan terjal begitulah perjuangan saya bertandang ke Pantai Lange, Aceh Besar. Perjalanan yang ditempuh tidak semulus menjemput matahari terbit di Pantai Lampuuk yang terletak di sebelahnya. Agar bisa bertatap muka langsung dengan Lange, saya dan delapan orang teman harus mendaki gunung, melewati lembah, dan menempuh jalan setapak yang jika tidak hati-hati jurang di sampingnya siap menyambut para pendaki.
Baca juga: Menikmati Pantai Lampuuk, Aceh Besar
Minggu pagi di awal Maret, penjelajahan mencari Lange pun dimulai. Setelah saya dan teman-teman berkumpul di Simpang Dodik, Lamteumen, Banda Aceh, kami pun berangkat menuju Pantai Lange yang terletak di Kecamatan Lhoknga Aceh Besar. Perjalanan ini dipandu oleh Citra Rahman yang sudah beberapa kali melihat keindahan Lange sehingga paham betul rute yang harus ditempuh.
Langit di pagi itu tampak mendung. Kabut asap akibat kebakaran hutan di provinsi tetangga mengakibatkan pagi yang cerah seolah akan turun hujan. Namun, semua itu tidak meleburkan semangat kami yang begitu menggebu untuk segera tiba di pantai berpasir putih itu.
Rute Pantai Lange
Perjalanan pun dimulai. Semua peserta mengemudikan sepeda motor dibawah petunjuk Citra. Perkampungan penduduk di Kemukiman Lamlhom, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar kami lalui dengan kecepatan sedang. Pantang bagi pendatang kebut-kebutan di kampung pesisir itu. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan hamparan laut dan pegunungan tersebut berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Banda Aceh. Sawah-sawah yang baru selesai dipanen dan perkebunan pinang milik warga menjadi pemandangan yang menyenangkan.
“Sebentar lagi kita akan tiba ke gunung Lange,” ucap Citra ketika kami tiba di jalanan yang tidak lagi beraspal. Saat bertemu jalan setapak, atas komando Citra semua motor diparkirkan di pinggir hutan. Di sana juga telah terparkir beberapa motor lain milik warga yang sedang berkebun di hutan yang terletak sekitar 1 km dari pemukiman.
Baca juga: 5 Hal Unik di Pantai Lhok Mee Aceh Besar
Lebih kurang dua jam waktu yang kami habiskan untuk mendaki pegunungan Lange. Beragam vegetasi tumbuhan tumbuh di hutan rimbun itu. Pohon pinang, cengkeh, ketapang, melinjo, durian, dan mahoni menjadi pelindung di kala matahari semakin terik. Langit yang sebelumnya kelabu berubah menjadi biru berhiaskan awan putih yang bagaikan kapas.
Lima belas menit mendaki dengan kecepatan sedang, kami pun tiba di puncak Lange. Semilir angin berhembus mampu menyejukkan diri yang mulai dahaga. Namun, perjalanan belum usai. Kami harus berjalan beberapa kilometer lagi hingga akhirnya tiba di destinasi akhir, Pantai Lange.
Turun dari puncak, kami lebih banyak melewati jalanan landai dan turunan tajam. Benar- benar harus berhati- hati. Kedua kaki saya yang sebelumnya tidak pernah berjalan sejauh itu mulai pegal. Syukurnya kami menemukan perkebunan warga dengan sebuah gubuk tak berpenghuni di tengahnya. Di sana kami kembali bersitirahat sambil membasahkan mulut dengan sedikit air.
Dedaunan berguguran memenuhi jalan yang kami lewati. Aceh beberapa bulan terakhir memang jarang turun hujan sehingga tanah yang kami lalui begitu kering dan dipenuhi dedaunan. Medan pendakian pasti akan lebih sulit jika hujan turun. Setelah jauh memasuki hutan, suara debur ombak pun mulai terdengar.
“Itu pasti suara ombak!” teriak Hijrah, salah satu pendaki dengan riang sambil ngos-ngosan. Itu artinya kami hampir tiba di Lange. Menurut penjelasan sang pemandu, sekitar sepuluh menit lagi kami akan tiba di pantai yang sangat indah itu.
Indahnya Pantai Lange Aceh Besar
Lelah seakan sirna ketika hamparan laut biru terbentang di depan mata. Pasir putih yang bersih yang hanya ditapaki oleh kaki-kaki kepiting kecil semakin mempercantik suasana. Sekilas, Pantai Lange yang pertama sekali kami jumpai itu tidak jauh berbeda dengan pantai lain di pesisir Aceh yang memang memiliki pantai berpasir putih dan air laut yang biru.
“Ini belum seberapa. Masih ada yang lebih indah. ” ujar Citra, “di belakang tebing itu, ada pancuran yang membuat mata tercengang.”
Kami pun semakin penasaran dengan ucapan Citra. Kaki yang pegal setelah perjalanan panjang ternyata tidak menjadi hambatan. Tebing yang tidak begitu curam pun kami daki. Saya dan Avri yang merupakan dua orang perempuan di antara tujuh lelaki itu sedikit kesusahan memanjat tebing, tetapi teman-teman yang lain tanpa keluh kesah membantu. Bahkan ketika langkah saya mulai melambat, dengan sabar Citra dan teman-teman menunggu. Kami pun tiba di pantai yang tidak hanya terdapat pasir putih tetapi juga hamparan batu karang yang ditumbuhi rumput laut dan padang rumput. Naik sedikit ke atas, ratusan pohon ketapang tumbuh dengan rindangnya.
“Itu pancurannya!” ucap saya saat melihat air laut yang bercucuran bagaikan pancuran di atas hamparan karang. Ternyata pancuran yang tinggi hampir dua meter tersebut dihasilkan dari celah besar yang terdapat di batu karang. Ketika ombak besar datang, air yang masuk lewat celah batu tersebut menghasilkan air mancur yang unik.
Sia-sia rasanya jika sudah di pantai tetapi tidak merebahkan diri ke dalam air lautnya. Apalagi ada pancuran. Hampir semua dari kami mencoba merasakan mandi ala “shower”-nya air laut. Karena keasikan bermain di pancuran, tidak terasa waktu semakin senja. Hati kami telah terikat dengan Lange dan tidak ingin kembali ke Banda Aceh. Tetapi apa daya, kami harus segera pulang karena perjalanan pulang akan lebih berat dibandingkan saat pergi. Jalanan yang ketika pergi adalah turunan akan menjadi tanjakan saat pulang.
Saya merasa seluruh tubuh hampir remuk ketika tiba di tempat parkiran motor. Namun, sakit yang dirasa sekarang tidak sebanding dengan pengalaman yang saya dapatkan. Rasa sakit di badan akan sembuh sehari-dua hari, tetapi bisa melihat dengan langsung keindahan Pantai Lange akan selalu terkenang sepanjang masa.
dirantingcemara says
Great, izin share di FB. 😀
Liza Fathia says
Silakan pak Riza
Dian E. Suryaman says
wahh seru banget nih perjlanan untuk bisa ke pantai ini.. .dan emang pantainya keren abiss…
naniknara says
wah, baru kali ini tahu ada pancuran di pantai. Jadi kebayang buat mandi di bawah pancurannya. Apalagi pantainya sepi gitu, bisa nyaman dan tenang berlama-lama mandi. Ditambah pula lelahnya badan setelah perjuangan untuk bisa ke sana. Buat camping asyik juga kayaknya
iChal says
Dulu saya sering ke lhamlom, tapi ga pernah sampai ke pantai ini …
Lidya says
Perjuangan ya mbak untuk ke pantai Lange, tapi lelahnya terbayar setelah melihat kecantikan pantainya. Di tempatku jauh ke pantai mbak, adanya Ancol tapi kurang seger menurut aku.
Unik bangey ada air panucran gitu di Pantai le Rahnya, bisa langsung mandi ya 🙂
ameliatanti says
Masya Allaaaaah indahnyaaaa Pantai Lange, dan itu kebesaran Allah swt dengan adanya shower raksasa, siapa yang ga pengen nyebur ya hahahhaha.. seger
… bu dok ternyata penyuka hiking juga toh, sering sering blusukan kek gini yaaa, biar yang jauh dari Aceh bisa menikmati tulisannya!
Putri Unicorn suka Senja says
Nggak sia-sia perjalanan menuju Pantai Lange yang harus mendaki gunung dulu dan drama lainnya, akhirnya bisa terbayarkan dengan pemandangan cantik dari Pantai Lange, yah mbak
Apalagi ada pancurannya itu, Masyallahhh indahhh bangettt
@nurulrahma says
Maaakk, cantiiikk nian pantainyaaaa
Aku juga mauuu capek2 cuss ke pantai enih, karena emang se-worth it ituuu yak
Eri Udiyawati says
Ini bisa diibaratkan usaha tak menghianati hasil. Setelah perjalanan yang hampir 2 jam dengan jalan yang cukup berbahaya, bahkan sampai jalan kaki. Tapi dibayar sudah dengan pemandangan indah di Pantai Lange, belum lagi ‘shower’ alami di Pantai Ie Rah, Lange.
Wah.. Kalau ke Aceh, sepertinya saya perlu minta panduan Mba Citra nih.
Larasati Neisia says
Subhanallah.. cantik banget pantainya.. bener-bener surga tersembunyi. Walau nggak mudah menuju ke sana ya mba. Aku belum pernah ke Aceh, semoga suatu hari bisa ke pantai Lange ini juga.
Dian Restu Agustina says
Kecantikan Pantai Lange sepadan dengan perjuangannya ya. Apalagi ada pancuran uniknya
Semoga nanti aksesnya makin diperbaiki sehingga memudahkan pengunjung mendatangi Pantai Lange ini
Jalan-Jalan KeNai says
Seru banget perjalanan menuju pantainya. Cape, tapi terbayar dengan keindahan pantai. Kalau di sini bisa camping gak, Mbak?
Jiah says
Jepara banyak pantai tapi aku belum pernah ke pantai pakai mendaki gunung dulu. Seru pastinya. Apalagi tuh air pancurannya. Unik banget ya Mbak
Widyanti Yuliandari says
Pantainya emang indah. Sepadan dengan upaya mencapainya. Luar biasa, Kak.
Andiyani says
Saat menemukan hidden germ di suatu kota yang ternyata begitu indah pemandangannya langsung rasanya ingin bersyukur dan mengucap subhanallah berulangkali ya mba
iChal.Net says
Sy paling jauh samoai lamlhom, belum pernah ke balik gunung itu. Ternyata bagus ya pantainya
iChal dot Net says
Sy paling jauh sampai lamlhom, belum pernah sampai ke balik bukit itu. Rupanya ada pantai indah di sana ya
ipung says
waktu gempa dan tsunami aceh, pantai ini terdampak juga ga ya mbak? keren banget ya pantainya, pengen jalan-jalan ke sana nih
http://www.ipung.net
Hidayah Sulistyowati says
Lelah nya terbayar ya dengan keindahan pantai Lange, apalagi sepi tanpa pengunjung seperti pantai umumnya.
Itu pancuran nya seperti di Pantai Klayar Pacitan. Dinamakan Seruling samudera, karena tiap air terjebak di antara karang akan terdengar mirip suara seruling
Indah Nuria says
Cantik memang pantainyaaa yaaa mba. Dan pancuran atau debutan ombak yang tinggi jadi khas yaa
akuchichie says
Perjalanan menuju pantainya lumayan juga ini tapi setelah itu mendapatkan pemandangan yang cantik ya mak. Padahal harusnya weekend ini saya ada di Aceh mendampingi suami dinas tapi ternyata anak ada acara disekolahnya.
Lina W. Sasmita says
Wow unik banget itu air mancurnya. Alami ya nggak dibuat – buat kayak air mancur biasanya.
Btw, Kadang butuh perjuangan yang melelahkan untuk mencapai lokasi keren yang bahkan belum terlalu mainstream.
Rosanna Simanjuntak says
Baca perjalanan ke pantai Lange, ini jadi ingat quote terkenal itu:
“… difficult road often lead to beautiful destination!
Memang sesuatu yang indah butuh perjuangan untuk menikmatinya
Desy Yusnita says
Masyaallah bagus banget pantainya. Sepanjang perjalanan ada pohon duren? Kalo aku mah kayanya akan gagal fokus tuh hehehe.
Nurul Fitri Fatkhani says
Subahanallah pantainya memang cantik sekali, apalagi di tambah ada air mancurnya. Benar-benar tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi
Aprillia Ekasari says
J adi di sana masih banyak pantai yang tersembunyi ya mbak, kyk Pantai lange ini. Kere banget ada fenomena pancurannya gtu. Kalau medan menuju sana udah bagus pasti mayan tu bisa mendatangkan pendaopatan masyarakat sekitar jg utk dijadikan sektor wisata 😀
niaharyanto says
Duh, pantainya adem banget ya. Gak rame kayak di pantai-pantai yang udah jadi tempat wisata. Kepengen deh main ke pantai yang sunyi syahdu kayak gini. 🙂
Ade UFi says
Wah.. itu pantaunya cakep bangeeet. Putih gitu. Seru pastinya ya jalan2 ke pantainya
Millati says
Wah, baru tahu ada pancuran begitu di Aceh Besar.
Sayang ke sananya harus naik motor. Kalau naik labi-labi bisa nggak?