Sejak lahir putri saya Naqiya telah menggunakan diapers sekali pakai (disposable). Kebetulan waktu Naqiya lahir hujan turun begitu deras sehingga banyak cucian terutama pakaian bayi tidak kering. Ibu saya pun menyarankan agar cucunya dipakaikan diaper saja. Awalnya saya kurang setuju karena takut Naqiya mengalami diaper rash, kulit bayi baru lahir kan sangat sensitif sehingga kerap mengalami ruam atau iritasi. Namun pada akhirnya saya setuju apa yang disarankan mamak. Toh, kalau tidak cocok, ya jangan dipakai.
Syukurnya kegundahan hati saya tidak terjadi. Naqiya tidak mengalami ruam-ruam pada kemaluannya akibat pemakaian popok. Tidurnya pun sangat lelap bahkan saat ia buang air kecil. Konon kata mamak, tidur bayi itu sering terganggu karena basah akibat kencing.
Pemilihan diaper untuk Naqiya yang masih berstatus sebagai bayi baru lahir (newborn) pun betul-betul saya perhatikan. Ya, diaper yang katanya cocok untuk bayi A, belum tentu cocok untuk Naqiya. Kulit bayi kan beragam dan reaksi alergi yang ditimbulkan juga bermacam. Karena diaper yang biasa dipakai Naqiya tidak ada stok di supermarket dekat rumah, suami saya membeli diaper merk lain. Walhasil, organ vital Naqiya ruam-ruam dan iritasi.
Lantas, apa saja yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih diaper untuk bayi Naqiya?
- Daya serap
Setelah memakaikan diaper pada Naqiya, saya selalu memperhatikan apakah kulit Naqiya tetap kering atau tidak? Lalu apakah diaper tersebut menimbulkan iritasi atau ruam pada kulit? Diaper yang bagus itu tetap menjadikan kulit bayi kering dan tidak menimbulkan iritasi atau ruam.
- Lembut dan lentur
Nah, lembut dan lentur juga menjadi indikator saya dalam memilih diaper. Mengapa demikian? Pasti sering nonton iklan diaper bayi yang katanya permukaan diaper yang lembut itu bisa melindungi kulit bayi. Dan itu benar-benar terbukti, lho! Begitu juga dengan desain yang lentur sehingga nyaman dipakai oleh bayi.
- Wetness indicator
Garis-garis yang menjadi tanda kalau diaper sudah penuh atau belum bermanfaat sekali bagi saya untuk memutuskan kapan popok yang dipakai Naqiya sudah bisa diganti atau belum. Waktu Naqiya masih newborn, saya selalu berpesan pada ayahnya untuk membeli diaper yang ada wetness indicatornya.
- Ukuran yang sesuai
Saya yakin ibu-ibu semua pasti memilih diaper sesuai dengan usia bayi atau anak, kan? Begitu juga untuk bayi baru lahir. Jadi, ketika membeli diaper jangan pernah lupa melihat ukuran (S, M, L, XL, atau XXL) dan berat badan bayi. Pernah saya salah membeli diaper untuk Naqiya karena hanya melihat ukurannya saja tanpa memperhatikan berat badan untuk ukuran tersebut. Walhasil, diaper tersebut saya hibahkan untuk keponakan saya yang memang memakai diaper dengan ukuran tersebut.
Saat baru lahir sampai umur sebulan, Naqiya menggunakan 7-8 diapers. Namun bertambahnya usia, penggunaan diaper pun semakin berkurang. Kini, diusianya yang ke 15 bulan, Naqiya menggunakan diaper ukuran L sebanyak 4-5 diaper sehari. Pernah beberapa kali ia mengalami diaper rash karena memakai diaper yang merknya berbeda dengan yang biasanya. Solusinya, jangan pakai lagi diaper tersebut dan kembali ke diaper semula.
Lalu bagaimana dengan ibu-ibu blogger sekalian? Apa sih yang menjadi pertimbangan ibu ketika memilih diaper untuk buah hati?
coretandenina says
wah, belum punya anak mbak. tapi sering lihat ponakan juga, kalo nggak cocok, mereka kembali ke merk yang biasa dipakai.
Liza Fathia says
Iya,bener aku juga begitu.
Mugniar says
Iya benar, itu semua indikator yang harus diperhatikan
Liza Fathia says
Siip, kalo emak udah setuju, aku makin yakin
nanangrusmana says
dulu saya suka pake m#mi P#ko bagus sih…
Liza Fathia says
Wah, mas nanang make diapers juga? #eits
nanangrusmana says
Hahaha iya waktu kecil
Liza Fathia says
Mantap mas nanang masih ingat aja
nanangrusmana says
Tentu dong heeee
Aprillia Ekasari says
Anak pertama saya dulu pakai clodi. Buat yg kedua saya pakai banyakan diaper, krn gk ada ART gk ada waktu buat nyuci clodi hehehe. Alhamdulillah diaper favorit saya yg extra dry sering diskonan di minimarket hihihi
Liza Fathia says
Sama nih mak, anak saya pake diapers karena ga ada art trs emaknya juga kerja
istianasutanti says
anakku pake pampers kalau malem aja mbaak, siang (sok-sokan) pake popok kain atau clodi, hehehe
Liza Fathia says
Wess mantap mak, aku kerja dan ga ada irt, jadi pake diaper deh dekbayinya
cumilebay.com says
Kalo masih bayi gini trus kelamaan pake diapers konon kaki/paha nya akan kebuka lebar mulu, bener ngak sech ???
Liza Fathia says
Kalo kaki kebuka lebar itu kelainan kak cumi, kalau karena pemakaian diaper belum ada penelitiannya
Lidya says
daya serap yang bagus bikin bayi nyaman apalagi untuk tidur malam ya mbak. Anak jadi ga gampang bangun
liza says
bener banget mbak lydia. kalo ga bagus daya serapnya, anakku sering rewel
Monza Aulia says
Memang ya, kalo blogger uda jadi ibu2, postingannya pasti ga jauh2 soal bayi 😀
liza says
iya dong monza, nanti kalo monza punya istri dan anak pasti bakal merasakannya
Astin Astanti says
aku pilih yang nyaman untuk anak-anak. Kadang menurutku bagus, ternyata dipakai sama anakku enggak nyaman.
liza says
iya mak, harus disesuaikan dengan kondisi kulit anak. btw pernah coba goon belum? denger2 sih bags
Ceritaeka says
Satu-satunya pertimbangan adalah anaknya cocok nggak alergi ^_^
liza says
bener banget muhammad… untuk si kecil harus yang the best lah
UQI says
Aku pilih diapers yang murah tapi berkualitass, wkwkwk
Liza Fathia says
hihihihi… betul emaak
pozanmatang says
Si agam kami tdk terlalu bermasalah dengan diapers, jadi kalo beli pempes cari yg murah saja..
Liza Fathia says
Iya bang, kok pemikiran bang pojan emak2 banget ya. Hehehe
Clodi Murah says
Apa sih yang menjadi pertimbangan ibu ketika memilih diaper untuk buah hati? Kalau pertanyaannya demikian, maka jawaban saya: (1) dampaknya terhadap kesehatan anak; (2) kualitas daya serap dan daya tampung urine; (3) bagian dalam lembut atau tidak; (4) harganya terjangkau atau tidak; (5) pemakaiannya mudah atau tidak. Hmm… kayaknya itu deh pertimbangan yang paling penting… 🙂
http://clodiastore.com says
Oh ya, satu lagi: tersedia atau tidak. Kalau ada produk diaper yang bagus dan memenuhi kriteria kita, tapi dia gak dijual di Indonesia, kan repot juga kalau harus maksain beli, hehe 😀