• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Feature / Layakkah Ini Disebut Rumah?

February 19, 2013

Layakkah Ini Disebut Rumah?

IMAG1814

Layakkah ini disebut rumah? Dindingnya tersusun dari daun kelapa yang kian rapuh dimakan usia. Atapnya dari daun rumbia yang kerap melayang ketika angin kencang.

Layakkah ini disebut rumah? Tiang penyangganya kian lapuk. Kayu yang dipaku semakin reyot. Ketika kaki melangkah ke dalam, bunyi kreak terdengar, goyangan bagai gempa terasa.

Layakkah ini disebut rumah? Seorang lelaki dengan kaki terpasung tengkurap di lantai beralas tikar pandan. Dinding daun kelapa yang telah bolong ditutup dengan kain agar cahaya mentari tidak langsung masuk. Ganja menjadikannya gangguan jiwa. Saban hari ia menunggu dengan sabar mobil ambulan datang membawanya ke RSJ. Obat yang didapat di Puskesmas tak mampu menghalau halusinasi yang membuatnya mengamuk, bahkan membunuh ayah kandungnya.

IMAG1950

Layakkah ini di sebut rumah? Seorang wanita jompo setiap hari diliputi rasa cemas. Cemas jika anaknya yang dipasung mengamuk, menarik ikatan rantai sampai merobohkan rumah mereka. Setiap hari ia mencari pinjaman untuk membawa sang buah hati berobat dengan jaminan nanti akan diganti oleh Puskesmas.

IMAG1961

Layakkah ini disebut rumah? Iya, ini adalah rumah tempat ibu dan anak bertahan hidup. Ibu yang kian renta harus menghidupi anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Iya, meski tidak pantas disebut rumah, ini tetaplah rumah. Rumah rakyat Indonesia yang dalam salah satu pasal undang-undang negaranya berbunyi; fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Nah, bisa dilihat sendiri bagaimana nasib peliharaan negara kita? Hidup di rumah yang tidak lebih baik dari kandang ayam. Hidup penuh ketakutan di negara yang katanya sedang memberlakukan bebas pasung untuk yang sakit jiwa.

Mon Jambee, Gandapura, 19022013
Saat melakukan homevisit ke rumah pasien

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Feature, PhotoBlog Tagged With: fakir miskin, gangguan jiwa, pasung, rumah gubuk

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Lidya says

    February 19, 2013 at 10:04 PM

    kasihan sekali ya mbak, mudah2an ada pertolongan untuk mereka

    Reply
    • Merwin Tambunan says

      July 21, 2013 at 12:07 PM

      Gambar diatas adalah sebagian dari foto mereka yang hidup dibawah category sangat-sangat miskin tetapi belum tersentuh.

      Reply
  2. moersalijn says

    February 19, 2013 at 10:20 PM

    oh, itu hasil kunjungannya tadi?

    Reply
  3. Ari Tunsa says

    February 19, 2013 at 10:35 PM

    Astaghfirullah, trenyuh hatiku melihat mereka. Bagaimana tidak, kita hidup penuh kecukupan sedangkan masih ada saudara yang kesulitan. Kita hanya bisa membantu melalui penyalur zakat
    salam

    Reply
  4. Pakde Cholik says

    February 19, 2013 at 11:34 PM

    Pemdanya ngapain sajaaaaa
    salam hangat dari Surabaya

    Reply
  5. Haya says

    February 19, 2013 at 11:59 PM

    Pemda setempat harusnya tahu kondisi ini kan ya? ?µ?? dinkesnya dan Masyarakat terdekat. Ikut mendoakan yg terbaik buat mereka.

    Reply
  6. Ejawantah Wisata says

    February 20, 2013 at 12:48 AM

    Semoga para pemimpin daerahnya lebih banyak bertidak daripada bicara untuk mereka.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    Reply
  7. vj lie says

    February 20, 2013 at 4:41 AM

    akibat korupsi yang terlalu membabi buta hingga rakyat terlunta-lunta.
    masih ingat saat anak di Suku Talang Mamak, Riau mengatakan kalau ini Negeri Hutan saat di tanya reporter Trans7.
    yah gini jadinya 🙁

    Reply
  8. Mift Al Arifin says

    February 21, 2013 at 8:06 PM

    Ya ALLAH,.. lalu apakah kita masih merasa kurang dan tak bersyukur…
    makasih sharenya mbak, salam kenal dari jawa 🙂

    Reply
  9. Ely Meyer says

    February 23, 2013 at 9:30 AM

    Ngenes mbak lihat foto fotonya

    Reply
  10. BambangW says

    February 23, 2013 at 6:38 PM

    Seandainya gubernurnya jokowi

    Reply
    • kang sis says

      February 23, 2013 at 10:47 PM

      siapa pun gubernurnya belum tentu menjangkau permasalahan seperti ini

      Reply
  11. kharis says

    February 24, 2013 at 10:15 AM

    Hi Mba Fathia, ini adalah kehidupan. Saya rasa itu pantas sebagai RUMAH (tempat berteduh) dan menemukan kebaagiaan.

    HOME SWEET HOME

    Reply
  12. jempot2 mempawah says

    February 26, 2013 at 10:05 PM

    sesuatu yang mengharubirukan perasaan, jika pada judul yang bernuansa pertanyaan, tentu jawabnya adalah tidak layak tetapi tetap saja itu rumah mereka. dibalik kenestapaan, tentu ada secuil kebahagiaan. Meski UU menjamin untuk kesejahteraan, tetapi siapa peduli. Kita tidak bisa marah pada kekuasaan, tetapi para tetangga adalah kerebat mereka, dan itu ada dimana? Astaghfirullah….., saya hanya bisa menulis komentar seperti ini….

    Reply
  13. Cumi MzToro says

    March 14, 2013 at 10:56 AM

    rumah adalah tempat kita merasakan kedamaian, ketenangan dan tempat kembali. Mudah2an dengan kondisi seperti itu tapi mereka merasakan kedamaian dan kebahagiaan 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 16, 2013 at 5:12 PM

      amin, semoga saja 😀

      Reply
  14. PT. Widyaloka Pool's Jasa pembuatan kolam renang says

    March 27, 2013 at 7:29 AM

    sedih bgt liatnya 🙁 harus bersyukur dengan apa yg kiya punya sekarang.
    salam kenal bu dokter

    Reply
  15. azharterharu says

    March 16, 2014 at 4:56 PM

    mesti banyak bersyukur, dan semoga juga dapat terbantu nasib mereka yang saat ini masih jauh dari kehidupan yang layak …

    Reply
  16. Arifah Abdul Majid says

    March 16, 2014 at 5:32 PM

    Benar-benar ga layak disebut rumah manusia mbak 🙁

    Reply
  17. Febi Mutia says

    March 16, 2014 at 5:57 PM

    bukannya Aceh sudah bebas dr hukuman pasung?

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 16, 2014 at 6:00 PM

      itulah ironinya kak, ternyata masih banyak penderita gangguan jiwa yang dipasung oleh keluarga.

      Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

 

Loading Comments...
 

    %d