Layakkah ini disebut rumah? Dindingnya tersusun dari daun kelapa yang kian rapuh dimakan usia. Atapnya dari daun rumbia yang kerap melayang ketika angin kencang.
Layakkah ini disebut rumah? Tiang penyangganya kian lapuk. Kayu yang dipaku semakin reyot. Ketika kaki melangkah ke dalam, bunyi kreak terdengar, goyangan bagai gempa terasa.
Layakkah ini disebut rumah? Seorang lelaki dengan kaki terpasung tengkurap di lantai beralas tikar pandan. Dinding daun kelapa yang telah bolong ditutup dengan kain agar cahaya mentari tidak langsung masuk. Ganja menjadikannya gangguan jiwa. Saban hari ia menunggu dengan sabar mobil ambulan datang membawanya ke RSJ. Obat yang didapat di Puskesmas tak mampu menghalau halusinasi yang membuatnya mengamuk, bahkan membunuh ayah kandungnya.
Layakkah ini di sebut rumah? Seorang wanita jompo setiap hari diliputi rasa cemas. Cemas jika anaknya yang dipasung mengamuk, menarik ikatan rantai sampai merobohkan rumah mereka. Setiap hari ia mencari pinjaman untuk membawa sang buah hati berobat dengan jaminan nanti akan diganti oleh Puskesmas.
Layakkah ini disebut rumah? Iya, ini adalah rumah tempat ibu dan anak bertahan hidup. Ibu yang kian renta harus menghidupi anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Iya, meski tidak pantas disebut rumah, ini tetaplah rumah. Rumah rakyat Indonesia yang dalam salah satu pasal undang-undang negaranya berbunyi; fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Nah, bisa dilihat sendiri bagaimana nasib peliharaan negara kita? Hidup di rumah yang tidak lebih baik dari kandang ayam. Hidup penuh ketakutan di negara yang katanya sedang memberlakukan bebas pasung untuk yang sakit jiwa.
Mon Jambee, Gandapura, 19022013
Saat melakukan homevisit ke rumah pasien
kasihan sekali ya mbak, mudah2an ada pertolongan untuk mereka
Gambar diatas adalah sebagian dari foto mereka yang hidup dibawah category sangat-sangat miskin tetapi belum tersentuh.
oh, itu hasil kunjungannya tadi?
Astaghfirullah, trenyuh hatiku melihat mereka. Bagaimana tidak, kita hidup penuh kecukupan sedangkan masih ada saudara yang kesulitan. Kita hanya bisa membantu melalui penyalur zakat
salam
Pemdanya ngapain sajaaaaa
salam hangat dari Surabaya
Pemda setempat harusnya tahu kondisi ini kan ya? ?µ?? dinkesnya dan Masyarakat terdekat. Ikut mendoakan yg terbaik buat mereka.
Semoga para pemimpin daerahnya lebih banyak bertidak daripada bicara untuk mereka.
Sukses selalu
Salam Wisata
akibat korupsi yang terlalu membabi buta hingga rakyat terlunta-lunta.
masih ingat saat anak di Suku Talang Mamak, Riau mengatakan kalau ini Negeri Hutan saat di tanya reporter Trans7.
yah gini jadinya 🙁
Ya ALLAH,.. lalu apakah kita masih merasa kurang dan tak bersyukur…
makasih sharenya mbak, salam kenal dari jawa 🙂
Ngenes mbak lihat foto fotonya
Seandainya gubernurnya jokowi
siapa pun gubernurnya belum tentu menjangkau permasalahan seperti ini
Hi Mba Fathia, ini adalah kehidupan. Saya rasa itu pantas sebagai RUMAH (tempat berteduh) dan menemukan kebaagiaan.
HOME SWEET HOME
sesuatu yang mengharubirukan perasaan, jika pada judul yang bernuansa pertanyaan, tentu jawabnya adalah tidak layak tetapi tetap saja itu rumah mereka. dibalik kenestapaan, tentu ada secuil kebahagiaan. Meski UU menjamin untuk kesejahteraan, tetapi siapa peduli. Kita tidak bisa marah pada kekuasaan, tetapi para tetangga adalah kerebat mereka, dan itu ada dimana? Astaghfirullah….., saya hanya bisa menulis komentar seperti ini….
rumah adalah tempat kita merasakan kedamaian, ketenangan dan tempat kembali. Mudah2an dengan kondisi seperti itu tapi mereka merasakan kedamaian dan kebahagiaan 🙂
amin, semoga saja 😀
sedih bgt liatnya 🙁 harus bersyukur dengan apa yg kiya punya sekarang.
salam kenal bu dokter
mesti banyak bersyukur, dan semoga juga dapat terbantu nasib mereka yang saat ini masih jauh dari kehidupan yang layak …
Benar-benar ga layak disebut rumah manusia mbak 🙁
bukannya Aceh sudah bebas dr hukuman pasung?
itulah ironinya kak, ternyata masih banyak penderita gangguan jiwa yang dipasung oleh keluarga.