• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Feature / Kardus-kardus Harapan

January 19, 2014

Kardus-kardus Harapan

Pemulung sampah (sumber : detikcom)

Ta mita keu droe leubeh get dari pada ta harap bak gob

Berusaha sendiri lebih baik dari pada mengharap belas kasihan orang lain

Laki-laki tua itu asyik mengumpulkan kardus, kaleng, dan botol plastik yang tergeletak di atas tanah. Lalu ia memasukkan barang-barang bekas tersebut ke dalam sarung biru bermotif kotak-kotak. Siang yang mendung membuatnya harus segera beranjak dari pintu gerbang perumahan dosen Unsyiah, Sektor Timur – Darussalam. Setelah sarung terisi, ia lalu mengangkatnya ke atas sepeda ontel usang dan pulang.

Ibrahim, nama lelaki itu. Memulung adalah pekerjaannya. Ia menjalani profesi ini sejak tahun 2004. Kawasan Darussalam dan kampus Universitas Syiah Kuala menjadi tempat baginya mengais rezeki. “Lon jak ngon gaki keudeh (saya berjalan kaki ke sana (Darussalam)),” jelasnya.

Sedangkan sepeda ontel yang ia punya tak bisa dikayuh lagi. Besi-besinya sudah usang dan harus disangga dengan kayu. Sepeda itu  hanya dibawa untuk meletakkan hasil memulung.

Setiap hari Ibrahim berangkat dari rumahnya di Lambaro Angan, Aceh Besar. Pukul enam pagi ia telah mendorong sepeda dan berjalan menuju Darussalam yang berjarak sekitar 10 kilometer. Tak ada sandal yang menjadi alas kaki. Kemeja jingga kotak-kotak dan kain sarung coklat yang dipakai juga telah lusuh. Namun semangatnya berbanding terbalik dengan pakaian yang dikenakan.

“Usia tua bukan alasan untuk tidak bekerja,” ucap lelaki yang berusia 90 tahun ini.

Tong sampah yang terletak di emperan toko dan selokan kerap menjadi sasarannya. Kardus-kardus bekas yang telah dibuang, ia kumpulkan ke dalam sarung. Begitu juga dengan botol-botol minuman. Semuanya dipungutnya untuk dijual. Tak peduli apakah kardus dan botol itu kering atau basah.

“Kalau basah nanti saya jemur lagi di rumah. Kalau kering baru saya jual,” jelas Ibrahim yang memiliki penampilan layaknya pejuang Aceh pada masa Belanda. Kepalanya yang diikat dengan sarung mengingatkan kita pada Teungku Chik Di Tiro.

amoxil online justify;”>Memang, menurut penuturan ayah dari lima anak ini, ia pernah ikut berperang melawan tentara kolonial Belanda ketika remaja. Pada saat itu, Ibrahim bersama teman-teman sekampungnya dibawa ke Medan oleh panglima sagoe mereka. Sagoe adalah istilah yang digunakan untuk wilayah setingkat kecamatan.

“Kami berhasil mengalahkan Belanda, mereka lari waktu itu,” tutur Ibrahim bersemangat sambil memakai kacamata hitam, “biar tidak sakit mata,” jelasnya.

Ibrahim  menjual hasil memulung itu kepada penampung di kawasan Tungkop yang tak jauh dari rumahnya. Dalam sehari lelaki tua ini dapat mengantongi  Rp 10.000. “Tapi kalau sedang musim hujan seperti sekarang penghasilan saya berkurang. Saya tidak bisa langsung menjual. Harus dijemur dulu,” tambahnya.

Usia yang tak lagi muda sering kali menjadi alasan istri dan anak-anaknya untuk melarang lelaki itu bekerja. Namun, baginya duduk diam di rumah justru akan membuat dia semakin tua dan sakit-sakitan.

“Kalau tidak kerja saya malah sakit. Kalau seperti ini saya kuat,” tutur Ibrahim sambil tertawa dan memperlihatkan deretan gigi yang kekuningan, beberapa diantaranya telah tanggal.

Ibrahim mengakui, selain tidak bisa berdiam diri di rumah, ia juga harus mencari uang untuk mengepulkan asap di dapur  dan membiayai kuliah anak bungsunya. “Anak saya ada lima, empat sudah berumah tangga, satu lagi yang masih lajang dan kuliah. Kalau saya tidak kerja siapa yang membiayainya? Abang-abangnya hanya tukang bangunan dan pedagang ikan keliling,” jelasnya.

“Nyang ubiet nyan jinoe teungoh KKN di Keumireu (yang paling kecil itu sedang KKN di Keumireu,” tambahnya bangga.

Kini, enam tahun sudah Ibrahim menjadi pemulung. Dulu ia bekerja sebagai pendorong gerobak air  ke warung-warung di Pasar Seulimum. Tetapi, setelah tsunami ia pindah ke Lambaro Angan dan berganti profesi  menjadi pemulung.

“Leubeh get ta mita keu droe dari pada ta harap bak gop (Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain),” ungkap Ibrahim seraya beranjak pergi dan mendorong sepeda usangnya.

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Feature, lomba blog Tagged With: cerita inspirasi, inspirasi untuk negeri, kisah pemulung, kontribusi blogger, pemulung

  • 1 Liza Fathia
    • Serunya Pakai Aplikasi Gym Indonesia untuk Atur Jadwal Latihan
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur

Reader Interactions

Comments

  1. setitikharapan says

    February 28, 2010 at 11:50 PM

    Wah luar bisa banget bapak ini mbak, hal ini terkadang sangat kontras dengan kehidupan remaja saat ini. Semoga ada iktibar yang dapat saya ambil dari bapak Ibrahim

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 8:06 PM

      iya mas, memang sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi anak2 muda sekarang dan tentunya termasuk saya

      Reply
  2. Lilah Haryoko says

    March 1, 2010 at 11:59 AM

    Hasil yg beliau capai itu akan sangat berguna & berkah drpada hasil byk tp didapat dari ngemis, satu contoh buat kita.
    .-= Lilah Haryoko´s last blog ..Wisata tanah kelahiran … (part 2) =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 8:07 PM

      benar sekali mbak lilah 🙂

      Reply
  3. buronan_x says

    March 1, 2010 at 7:40 PM

    apa yang mbak liza pikirin waktu introgasi(baca ; wawancara) tu bapak?
    pak ibrahim memang luar biasa, mbak liza juga luar biasa. berhasil ngebujuk tu kakek biar mau d jepret…..:)

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 8:08 PM

      sejak kapan liza jadi mbak2 ? makasih ya dek razi

      Reply
  4. pakacil says

    March 2, 2010 at 7:18 AM

    sungguh kisah yang luar biasa. beliau ini benar² pejuang.

    tak sekali dua pula saya temukan orang tua yang merasa harus selalu melakukan sesuatu.
    dan tak sekali dua pula saya dapatkan anak muda yang maunya enak saja.
    .-= pakacil´s last blog ..Tawar Menawar Harga Pas =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 8:15 PM

      jadi merasa malu sendiri pakacil 😀

      Reply
  5. Citra Rahman says

    March 2, 2010 at 12:54 PM

    Subhanallah…kisahnya menyentuh sekali Za…paragraf terakhir itu bikin aku merinding…
    .-= Citra Rahman´s last blog ..Nama Gue Untung! =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 8:16 PM

      makasih bang citra… 🙂

      Reply
  6. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:07 PM

    yupz.. itulah yang namanya berkah

    Reply
  7. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:09 PM

    iya eyang, liza sendiri malu ketika mengetahui kegigihannya

    Reply
  8. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:10 PM

    like this akhi :cendol

    Reply
  9. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:10 PM

    jangan lupa menyebutkan sumber ya bang 🙂

    Reply
  10. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:17 PM

    cieee pandri, nyanyi dia

    Reply
  11. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 8:21 PM

    dan kita sebagai generasi muda harus malu akan semangatnya. jadi, tidak boleh kalah dong 😀

    Reply
  12. wahyu says

    March 2, 2010 at 8:57 PM

    kasian tu bapak, tapi semangatnya bagus untuk ditiru 🙂
    .-= wahyu´s last blog ..Mercusuar: “Dilarang Berbuat Mesum” =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 2, 2010 at 10:05 PM

      asal jangan jadi barang tiruan aja bang 😀

      Reply
  13. Liza Fathia says

    March 2, 2010 at 10:07 PM

    salam kenal juga

    Reply
  14. HALAMAN PUTIH says

    March 2, 2010 at 10:07 PM

    Masih banyak manfaat diantara barang2 yang sudah kita buang.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:48 PM

      iya… sangat banyak

      Reply
  15. Yahya Adi Mulya says

    March 2, 2010 at 10:58 PM

    Blog walking di malam hari.
    Sambil baca postingan menarik daripada ga ada kerjaan.
    Hehehe. . . .

    Salam kenal ya sobat.

    Reply
  16. Pekanbaru Riau says

    March 2, 2010 at 11:10 PM

    Tuhan sangat tdk suka tangan dibawah… slagi bisa berusaha.. Ya brusaha lah..
    Salam knla dri pekanbaru sobt…
    .-= Pekanbaru Riau´s last blog ..Bukit TigaPuluh National Park – Sumatera: Nature and Culture =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:49 PM

      tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. bukankah begitu sobat?

      Reply
  17. ferza says

    March 2, 2010 at 11:16 PM

    luar biasa..liputan yang sangat menggugah…

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:50 PM

      🙂

      Reply
  18. Pesona Muslim says

    March 3, 2010 at 5:57 AM

    Subhanallah..salut sama beliau

    Reply
  19. kang sugng says

    March 3, 2010 at 6:26 AM

    Wuaaaaah… benar2 luar biasa perjuangannya. demi keluarganya dia rela bekerja apapun, salut salut… pantas dijadikan contoh ni semangatnya

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:52 PM

      yupz mas sugeng… org tua ini patut di contoh

      Reply
  20. monda says

    March 3, 2010 at 8:02 AM

    semangat pak Ibrahim sangat memotivasi,
    salam kenal liza
    .-= monda´s last blog ..Cintaku Ananda =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:53 PM

      salam kenal juga 🙂

      Reply
  21. narno says

    March 3, 2010 at 8:03 AM

    banyak orang tua yang seperti itu, diminta berhenti bekerja selalu menolak, seperti ibuku ketika kami anak-anaknya meminta untuk tidak memelihara sapi, dijawabnya itulah kegiatanku sehari-hari yang bikin sehat, menyabit rumput untuk sapi, kalau tak ada lagi sapi, di rumah mau apa

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 3, 2010 at 8:46 PM

      wah ibunya mas narno hebat. meski tua tetap energik. tapi begitulah orang tua, kebanyakan mereka tidak mau bergantung pada orang lain

      Reply
  22. Liza Fathia says

    March 3, 2010 at 8:50 PM

    semoga ini bisa menjadi ibrah untuk kita semua

    Reply
  23. aulawi says

    March 3, 2010 at 10:53 PM

    semangat yang patut dicontoh oleh kita, walau ada rasa iba setua itu masih banting tulang cari nafkah buat keluarga…hmm kehidupan 🙂
    .-= aulawi´s last blog ..Only for satisfaction =-.

    Reply
  24. Yahya Adi Mulya says

    March 3, 2010 at 11:50 PM

    Berkunjung kembali sobat.
    Malem2 gini aku ga bisa tidur.
    Solusi terbaik adalah baca postingan temen2.
    Dan anda salah satunya.

    Tukeran link yukk…!!!
    Makaci. . . . .

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:54 PM

      boleh2 aja kalo mau tukeran link

      Reply
  25. ningrum says

    March 4, 2010 at 7:11 AM

    subhanallah… liza… terharu sekali membacanya (gampang terharu nih! 😀 )
    semangat yang tak kunjung padam meski sudah di usia senja.. hikz hikz.. kalau kita melihat orang-orang yang berusaha keras seperti ini, barulah kita buru-buru mensyukuri setiap nikmat sekecil apapun.
    .-= ningrum´s last blog ..Cystosarcoma Phyllodes =-.

    Reply
  26. ridu says

    March 4, 2010 at 11:39 AM

    saya suka sekali dengan prinsip hidup dia, emang betul banget lebih baik berusaha sendiri daripada mengharapkan belas kasihan dari orang lain.. sangat mulia sekali daripada mengemis 🙂

    Reply
  27. yanuarman says

    March 4, 2010 at 12:42 PM

    bagus ya za. like this

    Reply
  28. isil says

    March 4, 2010 at 10:44 PM

    keren…mbak..
    hal – hal seperti ini yang kadang luput dari liputan kita, bahkan dari seorang bapak ibrahim…dan ga nyangka beliau punya sejarah yang luar biasa..
    .-= isil´s last blog ..Bolehkah Aku Cuti dari Dakwah?? =-.

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:50 PM

      iya sil, sejarah hidup memang layak dikenang

      Reply
  29. dasir says

    March 5, 2010 at 5:34 AM

    Subhanalloh, ayahku juga g mau diam Liz, meski sudah tua. Katanya emang gitu kalao diam malah sakit, akhirnya kami diamkan, bedanya ayahku petani bukan pemulung. Hehe..salam

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:47 PM

      iya nih dasir, sering banget ya orang tua seperti itu. tetap gigih meski usia sudah senja. sedang kita? mungkin diusia yang masih muda lebih sering malsnya

      Reply
  30. nobhi says

    March 6, 2010 at 10:38 AM

    smngat bpk ini sungguh patut ditiru
    sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat jasa para pahlawanya, kalau indonesia bangsa yang besar bukan yaw ??? kok bnyk veteran


    Berkunjung Dan ditunggu kunjungan baliknya
    salam blogger
    makasih
    😀

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:46 PM

      salam juga…

      Reply
  31. Ruang Hati says

    March 6, 2010 at 3:16 PM

    Tak terasa waktu terus berjalan, detik demi detik kita lalui, posting demi posting kita karyakan, komen demi komen kita sapakan pada sabahat, tak terasa semua cepat sekali berlalu. rasanya baru kemarin akhir pekan, sekarang sudah akhir pekan. Apa yang sudah kita peroleh dipekan ini?

    Datang menyapa sobat tercinta di akhir pekan ini sembari berharap kesejahteraan dan kedamaian penuh cinta kasih serta kebahagiaan menyertai seluruh sobat beserta keluarga tercinta.

    Salam hangat selalu dari ruang hati terdalam

    ruanghati.com

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:44 PM

      salam hangat juga

      Reply
  32. blacki says

    March 11, 2010 at 11:15 AM

    I am not going to be original this time, so all I am going to say that your blog rocks, sad that I don’t have suck a writing skills

    Reply
  33. webwolf says

    March 14, 2010 at 3:11 AM

    You have tested it and writing form your personal experience or you find some information online?

    Reply
  34. Cara Membuat Blog says

    March 16, 2010 at 7:08 PM

    Luar biasa! Salut atas kegigihan dan prinsip kuat Bapak ini. Harusnya yang muda-muda, yang kerap bermalas-malas melihat Bapak ini dan menirunya. Malu rasanya jika kita yang muda kalah sama Bapak ini.
    Kalimat yang perlu ditanamkan dalam-dalam ‘Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain’. Terima kasih Pak, atas pembelajarannya.

    Cara Membuat Blog

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:43 PM

      ya, siaapun tak perlu yang muda atau pun tua patut kita teladani. harusnya kita malu dengan kegigihan bapak ini. ayo semangat

      Reply
    • John says

      May 28, 2012 at 3:00 PM

      Wakgari Yonas Posted on Dear S?r;madam I was Graduated from J?mma Un?vers?ty by Anaesthes?ology ?n 2009 by B.Sc. Now I am so pleasure If a get an otourppn?ty of masters Scholarsh?p ?n any related f?eld, I Am so welcomed W?th Regards

      Reply
  35. tia says

    March 22, 2010 at 11:54 AM

    ijin publish kak!

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 28, 2010 at 8:40 PM

      silakan tia, asal jangan lupa menyebutkan sumbernya ya

      Reply
  36. Liza Fathia says

    March 28, 2010 at 8:38 PM

    terimakasih MT…

    Reply
  37. utari says

    June 26, 2010 at 11:48 AM

    terharu membaca kisah ini, paling suka kata-kata si bapak yg ini : ‘Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain’..

    Reply
  38. funky fun-T mimi allegra says

    September 21, 2010 at 9:36 AM

    Subhanallah… semangat bapak ini memang hebat ya… jadi pelajaran buat kita yang muda2, ya mba liza 🙂

    Reply
  39. age spots cream for the neck says

    January 19, 2011 at 10:36 PM

    I admire the dear knowledge you offer on your articles. I will bookmark your weblog and feature my children check up right here generally. I’m rather positive they’re going to be informed numerous new stuff here than anyone else!

    Reply
  40. Travel Pulau Tidung says

    January 23, 2014 at 9:33 AM

    masih lebih nikmat hasil sendiri dibanding hanya sekedar meminta minta kepada orang lain

    Reply
  41. Liza Fathia says

    January 24, 2014 at 10:33 AM

    Insyaallah

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • Serunya Pakai Aplikasi Gym Indonesia untuk Atur Jadwal Latihan
  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d