Ta mita keu droe leubeh get dari pada ta harap bak gob
Berusaha sendiri lebih baik dari pada mengharap belas kasihan orang lain
Laki-laki tua itu asyik mengumpulkan kardus, kaleng, dan botol plastik yang tergeletak di atas tanah. Lalu ia memasukkan barang-barang bekas tersebut ke dalam sarung biru bermotif kotak-kotak. Siang yang mendung membuatnya harus segera beranjak dari pintu gerbang perumahan dosen Unsyiah, Sektor Timur – Darussalam. Setelah sarung terisi, ia lalu mengangkatnya ke atas sepeda ontel usang dan pulang.
Ibrahim, nama lelaki itu. Memulung adalah pekerjaannya. Ia menjalani profesi ini sejak tahun 2004. Kawasan Darussalam dan kampus Universitas Syiah Kuala menjadi tempat baginya mengais rezeki. “Lon jak ngon gaki keudeh (saya berjalan kaki ke sana (Darussalam)),” jelasnya.
Sedangkan sepeda ontel yang ia punya tak bisa dikayuh lagi. Besi-besinya sudah usang dan harus disangga dengan kayu. Sepeda itu hanya dibawa untuk meletakkan hasil memulung.
Setiap hari Ibrahim berangkat dari rumahnya di Lambaro Angan, Aceh Besar. Pukul enam pagi ia telah mendorong sepeda dan berjalan menuju Darussalam yang berjarak sekitar 10 kilometer. Tak ada sandal yang menjadi alas kaki. Kemeja jingga kotak-kotak dan kain sarung coklat yang dipakai juga telah lusuh. Namun semangatnya berbanding terbalik dengan pakaian yang dikenakan.
“Usia tua bukan alasan untuk tidak bekerja,” ucap lelaki yang berusia 90 tahun ini.
Tong sampah yang terletak di emperan toko dan selokan kerap menjadi sasarannya. Kardus-kardus bekas yang telah dibuang, ia kumpulkan ke dalam sarung. Begitu juga dengan botol-botol minuman. Semuanya dipungutnya untuk dijual. Tak peduli apakah kardus dan botol itu kering atau basah.
“Kalau basah nanti saya jemur lagi di rumah. Kalau kering baru saya jual,” jelas Ibrahim yang memiliki penampilan layaknya pejuang Aceh pada masa Belanda. Kepalanya yang diikat dengan sarung mengingatkan kita pada Teungku Chik Di Tiro.
amoxil online justify;”>Memang, menurut penuturan ayah dari lima anak ini, ia pernah ikut berperang melawan tentara kolonial Belanda ketika remaja. Pada saat itu, Ibrahim bersama teman-teman sekampungnya dibawa ke Medan oleh panglima sagoe mereka. Sagoe adalah istilah yang digunakan untuk wilayah setingkat kecamatan.
“Kami berhasil mengalahkan Belanda, mereka lari waktu itu,” tutur Ibrahim bersemangat sambil memakai kacamata hitam, “biar tidak sakit mata,” jelasnya.
Ibrahim menjual hasil memulung itu kepada penampung di kawasan Tungkop yang tak jauh dari rumahnya. Dalam sehari lelaki tua ini dapat mengantongi Rp 10.000. “Tapi kalau sedang musim hujan seperti sekarang penghasilan saya berkurang. Saya tidak bisa langsung menjual. Harus dijemur dulu,” tambahnya.
Usia yang tak lagi muda sering kali menjadi alasan istri dan anak-anaknya untuk melarang lelaki itu bekerja. Namun, baginya duduk diam di rumah justru akan membuat dia semakin tua dan sakit-sakitan.
“Kalau tidak kerja saya malah sakit. Kalau seperti ini saya kuat,” tutur Ibrahim sambil tertawa dan memperlihatkan deretan gigi yang kekuningan, beberapa diantaranya telah tanggal.
Ibrahim mengakui, selain tidak bisa berdiam diri di rumah, ia juga harus mencari uang untuk mengepulkan asap di dapur dan membiayai kuliah anak bungsunya. “Anak saya ada lima, empat sudah berumah tangga, satu lagi yang masih lajang dan kuliah. Kalau saya tidak kerja siapa yang membiayainya? Abang-abangnya hanya tukang bangunan dan pedagang ikan keliling,” jelasnya.
“Nyang ubiet nyan jinoe teungoh KKN di Keumireu (yang paling kecil itu sedang KKN di Keumireu,” tambahnya bangga.
Kini, enam tahun sudah Ibrahim menjadi pemulung. Dulu ia bekerja sebagai pendorong gerobak air ke warung-warung di Pasar Seulimum. Tetapi, setelah tsunami ia pindah ke Lambaro Angan dan berganti profesi menjadi pemulung.
“Leubeh get ta mita keu droe dari pada ta harap bak gop (Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain),” ungkap Ibrahim seraya beranjak pergi dan mendorong sepeda usangnya.
Wah luar bisa banget bapak ini mbak, hal ini terkadang sangat kontras dengan kehidupan remaja saat ini. Semoga ada iktibar yang dapat saya ambil dari bapak Ibrahim
iya mas, memang sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi anak2 muda sekarang dan tentunya termasuk saya
Hasil yg beliau capai itu akan sangat berguna & berkah drpada hasil byk tp didapat dari ngemis, satu contoh buat kita.
.-= Lilah Haryoko´s last blog ..Wisata tanah kelahiran … (part 2) =-.
benar sekali mbak lilah 🙂
apa yang mbak liza pikirin waktu introgasi(baca ; wawancara) tu bapak?
pak ibrahim memang luar biasa, mbak liza juga luar biasa. berhasil ngebujuk tu kakek biar mau d jepret…..:)
sejak kapan liza jadi mbak2 ? makasih ya dek razi
sungguh kisah yang luar biasa. beliau ini benar² pejuang.
tak sekali dua pula saya temukan orang tua yang merasa harus selalu melakukan sesuatu.
dan tak sekali dua pula saya dapatkan anak muda yang maunya enak saja.
.-= pakacil´s last blog ..Tawar Menawar Harga Pas =-.
jadi merasa malu sendiri pakacil 😀
Subhanallah…kisahnya menyentuh sekali Za…paragraf terakhir itu bikin aku merinding…
.-= Citra Rahman´s last blog ..Nama Gue Untung! =-.
makasih bang citra… 🙂
yupz.. itulah yang namanya berkah
iya eyang, liza sendiri malu ketika mengetahui kegigihannya
like this akhi :cendol
jangan lupa menyebutkan sumber ya bang 🙂
cieee pandri, nyanyi dia
dan kita sebagai generasi muda harus malu akan semangatnya. jadi, tidak boleh kalah dong 😀
kasian tu bapak, tapi semangatnya bagus untuk ditiru 🙂
.-= wahyu´s last blog ..Mercusuar: “Dilarang Berbuat Mesum” =-.
asal jangan jadi barang tiruan aja bang 😀
salam kenal juga
Masih banyak manfaat diantara barang2 yang sudah kita buang.
iya… sangat banyak
Blog walking di malam hari.
Sambil baca postingan menarik daripada ga ada kerjaan.
Hehehe. . . .
Salam kenal ya sobat.
Tuhan sangat tdk suka tangan dibawah… slagi bisa berusaha.. Ya brusaha lah..
Salam knla dri pekanbaru sobt…
.-= Pekanbaru Riau´s last blog ..Bukit TigaPuluh National Park – Sumatera: Nature and Culture =-.
tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. bukankah begitu sobat?
luar biasa..liputan yang sangat menggugah…
🙂
Subhanallah..salut sama beliau
Wuaaaaah… benar2 luar biasa perjuangannya. demi keluarganya dia rela bekerja apapun, salut salut… pantas dijadikan contoh ni semangatnya
yupz mas sugeng… org tua ini patut di contoh
semangat pak Ibrahim sangat memotivasi,
salam kenal liza
.-= monda´s last blog ..Cintaku Ananda =-.
salam kenal juga 🙂
banyak orang tua yang seperti itu, diminta berhenti bekerja selalu menolak, seperti ibuku ketika kami anak-anaknya meminta untuk tidak memelihara sapi, dijawabnya itulah kegiatanku sehari-hari yang bikin sehat, menyabit rumput untuk sapi, kalau tak ada lagi sapi, di rumah mau apa
wah ibunya mas narno hebat. meski tua tetap energik. tapi begitulah orang tua, kebanyakan mereka tidak mau bergantung pada orang lain
semoga ini bisa menjadi ibrah untuk kita semua
semangat yang patut dicontoh oleh kita, walau ada rasa iba setua itu masih banting tulang cari nafkah buat keluarga…hmm kehidupan 🙂
.-= aulawi´s last blog ..Only for satisfaction =-.
Berkunjung kembali sobat.
Malem2 gini aku ga bisa tidur.
Solusi terbaik adalah baca postingan temen2.
Dan anda salah satunya.
Tukeran link yukk…!!!
Makaci. . . . .
boleh2 aja kalo mau tukeran link
subhanallah… liza… terharu sekali membacanya (gampang terharu nih! 😀 )
semangat yang tak kunjung padam meski sudah di usia senja.. hikz hikz.. kalau kita melihat orang-orang yang berusaha keras seperti ini, barulah kita buru-buru mensyukuri setiap nikmat sekecil apapun.
.-= ningrum´s last blog ..Cystosarcoma Phyllodes =-.
saya suka sekali dengan prinsip hidup dia, emang betul banget lebih baik berusaha sendiri daripada mengharapkan belas kasihan dari orang lain.. sangat mulia sekali daripada mengemis 🙂
bagus ya za. like this
keren…mbak..
hal – hal seperti ini yang kadang luput dari liputan kita, bahkan dari seorang bapak ibrahim…dan ga nyangka beliau punya sejarah yang luar biasa..
.-= isil´s last blog ..Bolehkah Aku Cuti dari Dakwah?? =-.
iya sil, sejarah hidup memang layak dikenang
Subhanalloh, ayahku juga g mau diam Liz, meski sudah tua. Katanya emang gitu kalao diam malah sakit, akhirnya kami diamkan, bedanya ayahku petani bukan pemulung. Hehe..salam
iya nih dasir, sering banget ya orang tua seperti itu. tetap gigih meski usia sudah senja. sedang kita? mungkin diusia yang masih muda lebih sering malsnya
smngat bpk ini sungguh patut ditiru
sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat jasa para pahlawanya, kalau indonesia bangsa yang besar bukan yaw ??? kok bnyk veteran
Berkunjung Dan ditunggu kunjungan baliknya
salam blogger
makasih
😀
salam juga…
Tak terasa waktu terus berjalan, detik demi detik kita lalui, posting demi posting kita karyakan, komen demi komen kita sapakan pada sabahat, tak terasa semua cepat sekali berlalu. rasanya baru kemarin akhir pekan, sekarang sudah akhir pekan. Apa yang sudah kita peroleh dipekan ini?
Datang menyapa sobat tercinta di akhir pekan ini sembari berharap kesejahteraan dan kedamaian penuh cinta kasih serta kebahagiaan menyertai seluruh sobat beserta keluarga tercinta.
Salam hangat selalu dari ruang hati terdalam
ruanghati.com
salam hangat juga
I am not going to be original this time, so all I am going to say that your blog rocks, sad that I don’t have suck a writing skills
You have tested it and writing form your personal experience or you find some information online?
Luar biasa! Salut atas kegigihan dan prinsip kuat Bapak ini. Harusnya yang muda-muda, yang kerap bermalas-malas melihat Bapak ini dan menirunya. Malu rasanya jika kita yang muda kalah sama Bapak ini.
Kalimat yang perlu ditanamkan dalam-dalam ‘Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain’. Terima kasih Pak, atas pembelajarannya.
Cara Membuat Blog
ya, siaapun tak perlu yang muda atau pun tua patut kita teladani. harusnya kita malu dengan kegigihan bapak ini. ayo semangat
Wakgari Yonas Posted on Dear S?r;madam I was Graduated from J?mma Un?vers?ty by Anaesthes?ology ?n 2009 by B.Sc. Now I am so pleasure If a get an otourppn?ty of masters Scholarsh?p ?n any related f?eld, I Am so welcomed W?th Regards
ijin publish kak!
silakan tia, asal jangan lupa menyebutkan sumbernya ya
terimakasih MT…
terharu membaca kisah ini, paling suka kata-kata si bapak yg ini : ‘Lebih baik berusaha sendiri dari pada mengharap belas kasihan orang lain’..
Subhanallah… semangat bapak ini memang hebat ya… jadi pelajaran buat kita yang muda2, ya mba liza 🙂
I admire the dear knowledge you offer on your articles. I will bookmark your weblog and feature my children check up right here generally. I’m rather positive they’re going to be informed numerous new stuff here than anyone else!
masih lebih nikmat hasil sendiri dibanding hanya sekedar meminta minta kepada orang lain
Insyaallah