Setelah sekian lama tidak ke warnet, akhirnya sambil menunggu jadwal mengajar saya mampir sejenak ke warnet. Tepatnya warnet Kak Fida. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00, itu artinya satu jam lagi saya harus sudah tiba di kampus tempat saya mengajar. Sambil bengong-bengong di depan komputer, mulailah saya browsing. Mencari-cari jurnal dan referensi lain untuk bahan ajar, googling desain baju, dan sehingga sampai juga saya ke blognya Pakdhe. Ternyata Pakdhe ngadain kontes lagi. Memanglah, si Pakhe raja kontes saingannya Bang Rhoma si Raja Dangdut. Well, tema yang diusung kali ini adalah bukan blogger semusim.
Waduh, emang di dunia blog itu ada musimnya juga ya? Hm, baru tahu. Berarti ada musim hujan dan musim panasnya juga? Seperti musim di Indonesia. Atau mengikuti musim di luar negeri yang ada empat musim itu? Hm, jangan-jangan seperti musim buah-buahan? Seperti mangga, jambu, durian yang berbuah pada bulan-bulan tertentu saja? Hm, sebenarnya musim apa saja yang ada di dunia blog itu?
Sambil menatap jam yang kali ini berlaju lebih cepat dari biasanya, saya mencoba mencari tahu musim apa saja yang ada di dunia blog. Ternyata banyak musimnya. Lebih cocok diibaratkan dengan musim buah-buahan dengan memasukkan tulisan di blog sebagai salah satu nama buahnya. Setelah diteliti dengan menggunakan alat bantu berupa kacamata; ditemukan bentuk mikroba eits blogger baru yang hanya bersemi dan berbuah pada musim tertentu saja. Ia hanya berbuah pada musim kontes atau perlombaan, setelahnya? Blog itu tak berbuah lagi. Sang empunya blog alias blogger hanya merawat dan memupukinya saat musim itu saja. Sungguh kasihan ya.
Kalau blog saya? Kali ini alat bantu diatur sedemikian rupa sehingga tampak sebenarnya blog saya berbuah pada musim apa. Jreng jreng! Hasilnya adalah Saya bukan blogger semusim. Horee!
Buktinya? Lihat saja buah yang dihasilkan oleh pohon blog saya. Ngga hanya pada bulan Januari, Februari atau Desember saja. Ngga juga pada musim kontes atau lomba ini itu saja. Tapi sepanjang bulan dalam setahun blog saya berbuah tulisan. Senengnya. Coba ya tulisan-tulisan saya menjadi mangga, itu artinya sepanjang tahun saya makan mangga. Sedeppp.
Kok bisa sih? Ya bisa aja. Blog ini saya pupuk dengan pupuk yang bernama semangat dan rasa cinta. Semangat untuk menulis dan berbagi dengan siapa saja. Rasa cinta yang jika sehari saja tidak melihatnya maka akan timbul kerinduan yang memuncak. Ceilee… Setiap hari saya siram dengan air yang sangat jernih sehingga tidak ada gulma yang berani tumbuh. Kalaupun tetap tumbuh, saya pangkas ia dengan senjata tak bernama (maksa euy!). Hingga akhirnya blog saya tetap berbuah sepanjang tahunnya. Walau terkadang rutinitas offline memaksakan saya untuk tidak bisa melihatnya walau sejenak, tetapi jika ada kesempatan pasti akan langsung saya hampiri.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim di BlogCamp
Pakde Cholik says
Saya telah membaca dengan seksama artikel sahabat.
Akan segera didaftar.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam KOTAK.
Salam hangat dari Surabaya
Fahrie sadah says
Analoginya mantap bu dokter! jadi kangen buah mangga di halaman rumah 🙂
Haya says
Enaknya kalau kalau punya pohon yg berbuah sepanjang tahun :). Foto mangganya bikin ngiler mbak. Sukses buat kontesnya ya. Salam kenal ^^
susu segar says
wah wah wah. . .. bisa juga blog da pupuknya. ..
minta pupuknya dong hehehehehe
kunjungan sore ah. . . . da orangnya gak nih. . .
mita says
Mantap mah bu dokter satu nie….
Fendy says
Tulisan yang inspiratif mbak :D,
Waduh, emang di dunia blog itu ada musimnya juga ya? Hm, baru tahu. Berarti ada musim hujan dan musim panasnya juga? Seperti musim di Indonesia.
sama mbak saya juga baru tw saat baca - baca di abc :)
Rosa Devga says
sukses ya lombanya…….sama, blog sy juga berbuah sebulan sekali….hehehe biar lama tapi rutin :p