“Pernahkah Anda membayangkan jika dalam sebuah keluarga ada masalah tentang pembagian harta warisan dan tidak tahu hendak berkonsultasi kemana? Padahal di sekitarnya banyak sarjana S1 atau S2 yang paham tentang hukum pembagian warisan tetapi tidak diberdayakan. Lewat aplikasi Jasa Sarjana, saya ingin para sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan terhubung dengan masyarakat yang membutuhkan,” ucap Azza Aprisaufa, founder aplikasi Jasa Sarjana.
Siang itu, cuaca sangat cerah. Di sebuah kafe yang terletak di bibir Pantai Lhoknga, Aceh Besar, tampak Azza Aprisaufa sedang mempresentasikan aplikasi yang dikembangkannya di depan para sarjana dan mahasiswa tingkat akhir. Siang yang terik itu terasa syahdu dan penuh dengan ilmu yang “isinya daging semua” sehingga sayang untuk dilewatkan. Ditambah lagi dengan semilir angin dan kerimbunan pohon cemara menjadikan para peserta sangat antusias mendengar paparan laki-laki kelahiran 32 tahun silam itu.
Saya yang juga berada ditengah-tengah peserta merasa senang karena mendapatkan kesempatan menggali kisah inspiratif secara langsung dari peraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2018 kategori Teknologi Individu.
Perjalanan menciptakan aplikasi Jasa Sarjana bermula dari keresahan yang dirasakan oleh Azza di wilayah Aceh Tengah, kota di mana ia tinggal. Ia melihat adanya permasalahan ketenagakerjaan di mana para sarjana cukup kesulitan mendapatkan pekerjaan yang berdampak pada tingginya jumlah pengangguran.
“Saya ingat jelas hari itu, datang seorang ibu ke kantor saya sambil membawa ijazah anaknya yang baru lulus sarjana arsitektur. Ibu itu meminta saya untuk memberikan pekerjaan apa saja kepada anaknya tersebut,” kenang Azza.
Bukan sekali dua kali Azza mendapatkan orang tua yang mencari pekerjaan untuk anaknya atau lulusan sarjana yang melamar pekerjaan di bimbingan belajar yang ia kelola. Dari pengalaman tersebut membuat Azza terinspirasi untuk menciptakan aplikasi ini. Ia ingin membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
Azza pun tergerak untuk menciptakan suatu sistem yang dapat memberdayakan keahlian para sarjana dan mengurangi pengangguran terdidik di Aceh Tengah. Sejak 2016, dengan berbekal tekad dan kemampuan koding yang ia dapatkan di bangku kuliah, ia pun mulai mengembangkan sistem yang ia rencanakan itu. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia, maka ia berupaya untuk merintisnya seorang diri.
Kesabaran dan kerja kerasnya pun berbuah manis. Setelah mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award, sebuah aplikasi bernama Jasa Sarjana tercipta. Tentunya dengan sistem yang sudah jauh lebih maju dan didukung oleh tim programmer lainnya yang ikut membantu Azza mewujudkan visinya. Saat ini aplikasi Jasa Sarjana bisa kita unduh di Google PlayStore dan App Store.
Aplikasi yang memiliki tagline “Satu Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli”, dirancang sedemikian rupa agar para sarjana juga bisa memanfaatkan keahlian lain di luar latar belakang kompetensi pendidikannya.
Baca juga : Abdul Halim, Dampingi Desa Terbebas Dari Tumpukan Sampah
“Di dalam sistem registrasi, kami tidak hanya meminta keahlian yang sesuai dengan ijazah, tapi kita juga minta keahlian di luar ijazah. Misalnya ada sarjana dari jurusan matematika, tapi ternyata dia juga bisa mengoperasikan Excel. Itu bisa, karena saya pikir kalau seorang sarjana matematika hanya menunggu orderan dari matematika saja pasti kecil. Maka dari itu, kami juga menampung keahlian-keahlian di luar ijazah, tapi juga tetap bisa dipertanggungjawabkan”, ungkapnya.
Untuk memudahkan para penggunanya, ia juga menanam fitur-fitur yang mendukung seperti sistem keamanan, pembayaran, tarik saldo, top up, kategori, select layanan online/offline, GPS tracking, mapping dan pilih tenaga ahli.
Itulah kisah Azza Aprisaufa, pemuda Aceh yang memberdayakan para sarjana lewat aplikasi Jasa Sarjana. Azza Aprisaufa berharap bahwa kisahnya dapat menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia lainnya untuk menjadi agen perubahan. Ia juga berpesan kepada para sarjana untuk tidak takut memulai membuat perubahan.
“Lakukanlah hal apa pun yang bermanfaat meskipun itu hal kecil, itu jauh lebih baik dari pada apa yang Anda pikirkan itu besar namun malah justru itu yang menjadi bagian dari masalah. Tunjukkan dan buktikanlah karya Anda hingga mereka mempercayainya,” pungkas Azza.
Leave a Reply