Bingung mau berpelisiran kemana pada hari Minggu, Dodo (24 tahun) akhirnya berinisiatif untuk berpetualang ke hutan Krueng Batee yang terletak di Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya (Abdya). Konon, menurut cerita teman-temannya, di dalam hutan tersebut terdapat Air Terjun Ceuraceu yang sangat indah. Oleh karena itu, pukul sembilan pagi, dengan menggunakan sepeda motor, Dodo dan beberapa orang temannya langsung tancap gas menuju Krueng Batee.
Jarak Blang Pidie, ibu kota Kabupaten Abdya, ke Desa Krueng Batee dapat ditempuh selama 15 menit dengan menggunakan roda dua. Namun, untuk tiba ke air terjun Ceuraceu, mereka harus melewati hutan yang penuh dengan tanjakan dan turunan. Tidak hanya itu, di dalam perjalanan, bujang asli Abdya ini dan juga teman-temannya harus melewati sungai dan perkebunan pala milik warga.
“Waktu berjalan harus hati-hati. Jangan sampai kena pohon jelatang. Gatal kali kalau sempat kena daunnya,” ingat Dodo. Hampir saja ia terkena daun yang berbisa itu karena tidak hati-hati.
Perjalanan menuju Ceuraceu lumayan melelahkan. Namun, bagi mereka yang suka berpetualang, suasana alam dan kondisi jalan untuk tiba ke air terjun ini sunggguh sangat menantang. Hampir satu jam waktu yang Dodo habiskan untuk tiba ke Ceuraceu. Akan tetapi, perjalanan yang melelahkan tersebut langsung terobati saat gemericik air sungai dan gemuruh air yang terjun dari puncak bukit mulai terdengar.
“Rasa lelah langsung hilang waktu melihat air terjun Ceuraceu,” ungkap Dodo yang mengaku lumayan ngos-ngosan saat mencapai air terjun yang terletak di dalam hutan ini.
“Airnya yang jernih, hawa yang sejuk, suasana hutan yang nyaman,…” Dodo tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata keindahan air terjun Ceuraceu.
Akhirnya, setelah 1km lebih berjalan, Dodo menemukan air terjun tingkat pertama. Air terjun ini tidak begitu tinggi, hanya sekitar 3 meter.Tentu saja, Dodo dan teman-teman tidak ingin melewatkan diri untuk mandi-mandi dan berfoto. Eits, perjalanan mereka belum usai. Setelah membasahi badan sebentar, mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Baru sebentar berjalan, akar-akar pohon yang bergelantungan dan air sungai jernih di bawahnya menghipnotis para pemuda Abdya ini untuk segera menceburkan diri ke dalam air sambil berpegangan pada lentisel itu. Setelah berpose indah di depan akar gantung, mereka kembali mendaki.
Setelah berjalan sejauh 50 meter, mereka kembali menemukan air terjun yang tingginya sekitar 5 meter. Di tingkat berikutnya, ada lagi air terjun yang tidak kalah menarik. Ketika melihat masih ada air terjun yang lebih tinggi di tingkatan berikutnya, Dodo kembali mendaki ke tingkat ke empat.
Voila! Ada air terjun lagi di tingkat ke empat dan itu adalah air terjun terakhir dan tertinggi di hutan ini.
Setelah memanjakan diri dengan panorama alam yang indah dan eksotik serta membasahi tubuh dengan air terjun Ceuraceu, akhirnya Dodo dan teman-temannya pun kembali ke peraduan masing-masing.
“Sayangnya, air terjun Ceuraceu ini tidak dibuka untuk umum,” jelas Dodo. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan, para warga yang hendak bertamasya ke air terjun Ceuraceu harus meminta izin terlebih dahulu pada tokoh masyarakat setempat.
gustyanita pratiwi says
Wah jd pengen ke sana
Aceh punya wisata seindahnini ternyata
#baru tau
Lidya says
aman ya mbak kalau berada dibawa air terjun?
Liza Fathia says
Insyaallah aman mbak
pipit says
kalau gak dibuka untuk umum, kok bisa main ke air terjun ini mbak?
kapan yaaa.. .bisa main ke Aceh… pastinya banyak tempat wisata yang bagus-bagus di sana 🙂
Liza Fathia says
Harus minta izin dulu mbak, baru bisa
Rahmat says
Baca cerita kak liza, jadi ingin berpetualang lagi ke sana
Liza Fathia says
Rahmat pernah kesana juga? Mantap2
Rahmat says
Pernah dulu kak waktu masih pake seragam putih abu abu 😀
Liza Fathia says
Rata2 ke sana waktu sMA ya? Kk tanya ke kawan yang kerja di RS teungku peukan juga gitu
astutianamudjonos says
Saya salah satu orang yang suka tadabur alam dengan obyek pegunungan dan air terjun.
Punya keinginan juga tuk jadi traveler blogger walau saat ini blognya msh gado- gado.
Rasanya jadi ingin berbagi dengan air tetjun yang ada di pulau jawa