Hore, jalan-jalan lagi. Memiliki kesempatan untuk pulang ke Banda Aceh benar-benar saya manfaatkan untuk berpelisiran bersama suami tercinta. Maklum saja, jarak Aceh Barat Daya (Abdya) – Banda Aceh membuat kami harus menjalani long distance married. Jadi, ketika saya pulang ke Banda Aceh atau suami berkunjung ke Abdya benar-benar kami manfaatkan untuk melepas rindu, salah satunya dengan jalan-jalan berdua saja. Kali ini destinasi wisata yang kami kunjungi masih seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar. Kenapa objeknya itu-itu terus? Karena dua wilayah yang menjadi pusat Kerajaan Aceh Darussalam pada zaman dahulu memiliki sangat banyak tempat wisata yang bisa dieksplorasi. Kalau sudah sekali ke tempat tersebut, pasti kepingin kembali lagi. Seperti Objek Wisata Ie Suum Krueng Raya, Aceh Besar yang kami kunjungi ketika akhir pekan kemarin,setelah berkunjung ke sana membuat kami berencana untuk datang lagi. Tidak hanya berdua saja, tetapi mengajak Naqiya dan keluarga besar kami untuk ikut serta.
Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, Krueng Raya Aceh Besar memiliki banyak sekali tempat wisata yang sangat disayangkan untuk dilewati. Setelah bertandang ke objek wisata yang bernilai historis tinggi seperti Benteng Malahayati dan Indraparta, memetik jamblang di tanah bekas Kerajaan Lamuri di Desa Lamreh, menikmati semilir angin di tepi pantai Pasir Putih Lhok Mee, dan mendaki ke Bukit Soeharto, maka kami pun ingin menikmati pesona alam pegunungan yang dimiliki salah satu kecamatan di Aceh Besar ini. Ie Suum itulah nama tempat tersebut, diambil dari bahasa Aceh yang berarti air panas. Memang benar, di objek wisata tersebut terdapat sumber air panas yang berasal dari kaki gunung Seulawah.
Jarak pusat kota Banda Aceh ke Ie Suum Krueng Raya tidak terlalu jauh, butuh waktu sekitar 30 menit jika kita menggunakan sepeda motor. Nah, bagi kamu yang berasal dari luar Aceh dan ingin jalan-jalan ke Tanah Rencong ini, enggak salahnya kalau objek air panas ini juga menjadi tujuan perjalanan kamu. Di sana kamu bisa ikutan menikmati air panas di sana sambil foto-foto spot-spot keren dengan smartphone Samsung kamu. Ketika tiba di nanggroe, kamu cukup menyewa mobil atau sepeda motor untuk mencapai tempat tersebut. Sebenarnya ada kendaraan umum yaitu labi-labi jika ingin lebih irit, tetapi angkutan khas Aceh ini sudah sudah minim jumlahnya.
Pemandian air panas ini tepatnya berlokasi di Desa Ie Suum Kecamatan Mesjid Raya atau yang lebih dikenal dengan Krueng Raya. Ketika sampai pangkalan Pertamina, kami harus menyebrang dan menelusuri jalan yang menanjak. Ketika memasuki Desa Ie Suum, kami pun bertemu dengan warga yang menjual tiket masuk ke area tempat wisata tersebut. Harga tiket masuknya sangat murah yaitu Rp 3.000 perorang. Karena kami berdua, penjual tiket tersebut memberikan diskon menjadi Rp 5.000.
Ketika memasuki kawasan Ie Suum, aroma belerang mulai tertangkap oleh indra penciuman. Di samping gerbang masuk, terdapat mushala kecil dan terlihat beberapa orang sedang menjalankan ibadah shalat dzuhur. Ketika kami tiba di sana, jam sudah menunjukkan pukul 13.30 wib. Bang Tunis pun memarkirkan motor di tempat parkir yang telah disediakan. Tidak jauh dari tempat parkir tersebut terdapat bundaran yang berisi air panas dan dimanfaatkan oleh muda-mudi untuk berfoto selfie.
Kami pun menuju ke lereng gunung Seulawah dan bergabung dengan para warga yang sedang menikmati panorama alam yang menyejukkan mata. Di antara mereka ada juga yang berfoto di lereng bukit atau menaiki sedikit tanjakannya. Tidak sedikit juga keluarga yang memilih bersantai di gazebo yang memang disediakan di kawasan pemandian air panas ini. Ada yang menarik ketika saya mendekati sungai kecil yang airnya sangat panas dan penuh dengan kepulan asap karena berasal langsung dari gunung vulkanis Seulawah. Anak-anak yang usianya masih belia memanfaatkan air panas ini untuk merebus telur. Telur tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu diikat dengan menggunkan tali. Ada juga yang merebus mie instan. Kalau mau mencoba juga, tinggal beli telur atau mie tersebut di kios-kios yang tidak jauh dari aliran sungai. Hati-hati, air yang terdapat di sungai tersebut sangat panas dan bisa menyebabkan luka bakar jika terkena percikannya.
Turun ke bawah sedikit, ada beberapa penjual yang menjajakan dagangannya seperti gorengan, mie Aceh, dan nasi. Tepat di depan lapak tersebut terdapat bilik-bilik kecil yang dijadikan sebagai tempat sauna. Dan setelahnya, ada beberapa kolam yang bisa dimanfaatkan untuk mandi. Ada kolam khusus anak-anak, ada juga yang khusus untuk orang dewasa. Namun, ada pemandangan yang tidak sedap dipandang mata di kawasan pemandian air panas ini. Sampah yang dibuang sembarangan baik itu di sungai yang terletak di lereng bukit atau di areal pemandian membuat keindahan Ie Suum ternodai. Seharusnya pengunjung memiliki kesadaran yang tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya. Bukankah kebersihan itu sebagian dari iman?
Sambil menikmati hangatnya air, kita juga disuguhkan dengan pemandangan alam pegunungan Krueng Raya yang sangat indah. Lebih-lebih jika matahari sedang cerah, maka riakan awan putih dan langit biru menjadi atap saat kita bermain air. Sayangnya, ketika kami datang, langit tampak mendung dengan awan kelabu. Pun pada hari itu, saya dan Bang Tunis tidak membawa perlengkapan mandi waktu itu jadinya kami hanya berkeliling saja di tempat pemandian air panas ini.
Puas menikmati keindahan gunung vulkanik Seulawah dan tempat pemandian air panasnya, kami pun kembali ke rumah dengan sepeda motor kami. Dalam perjalanan pulang kami berpas-pasan dengan banyak kendaraan yang ternyata hendak menuju ke Objek Wisata Ie Suum Aceh Besar ini juga.
PutriKPM says
Aku jadi inget Dieng deh. Btw, aku belum pernah ke Aceh, semoga someday bisa sampai kesana :’)
Wian says
Aku sering banget baca dan denger tentang keindahan alam Aceh. Tapi belum pernah sekalipun kesana.
Nyi Penengah Dewanti says
semoga ada kesemptan dan rejeki tengok tanah Aceh 😀
pengen nyebur ke air hangatnya.
iqbal says
Objek wisata jempolan saat musim penghujan, kalo musim kemarau makin tamah suum jiwa dan raga kak.
hariekhairiah says
Wah makin cantik yaa ie suum tempat berenangnya
niaharyanto says
Kalo di Bandung, ini mirip di Tangkuban Perahu dan Ciater. Ada pemandangan orang rebus telor. Hihihi. Tapi alamnya masih asri, ya. Belum banyak bangunan-bangunan.
Ira duniabiza says
Asyikk baca tulisan jalan2 mba Liza lagim. Duh wisata alam di aceh ini pasti seru2 ya mba.. secara topografi daerahnya memang bagusm ga kebayang deh senangnya anak2 di ajak main ke kolam air panas di seulawah. Hmm kapan ya main ke aceh..
Shona Vitrilia says
Waaa aceh.. rasanya jauh banget XD belum pernah k sana padahal dr kecil sampe kuliah di padang. Lebih deket ya harusnya. Skrg tinggal d bandung jd makin jauh. Sy penasaran k 0 km mba. Kapan2 mau ya ulasan ttg 0 km ^_^
lingga says
saking panasnya pada rebus telur ya mba…seru banget..tapi sayang bnyak yg gak jaga kebersihan ya..jadi sampah dimana2
Khoirur Rohmah says
sedihh banget, aliran sungai panasnya masih ada pemandangan buang sampah sembarangan. hiks…
Itu enaknya dri rumah bia bawa makanan mentahan untuk dipanaskan di sana ya mbak. ckckckc 😀
udafanz says
Di sini juga ada mbak sumber air panas kaya gitu. Dan permasalahannya hampir sama, orang2 suka buang sampah sembarangan. Jadinya gak terjaga lingkungan sekitarnya. Nanti kalau bertumpuk kan orang-orang jadi malas untuk berkunjung.
dewaayuinda says
saya paling suka kalau main ke tempat permandian air panas alami dulu waktu kecil sih sering skrg udah ga pernah lagi
salam kenal dr Bali ya Mba 🙂
winnymarlina says
ah bawa daku kesana lizaaa
Dewi Ratih Purnama says
Wah ada wisata kaya gini deket dari kota, sayang banget klo ga dikunjungi ya mak…tempatnya juga masih alami banget
Nathalia DP says
Duh kpn ya bs ke aceh, mdh2an ada rezekinya…
mhr99 says
Jadi kepengen jalan-jalan kesana juga…
rita asmaraningsih says
Tempat pemandian air panasnya kelihatan masih alami ya Mba.. Mba Liza pernah ke Palembang kan? Di Palembang byk juga lho tempat pemandian air panas seperti ini.. Ayoo Mba kapan nih ke Palembang lagi?
Nurul Fitri Fatkhani says
Di Bandung, juga ada sumber air panas seperti ini, Mbak. Berada di sana, harus bisa tahan dengan bau belerangnya yang menyengat ya…
Helena says
Butuh waktu berapa lama ya supaya puas traveling di sekitar Banda Aceh? Ke spot-spot utama aja.
Liza Fathia says
Sehari cukup mba
agus jos says
Semoga bisa punya kesempatan untuk travelling ke Aceh juga suatu hari nanti…
Obat Penyubur Kandungan says
Kalau yang punya penyakit asma bisa ngga kak ke Ie Suum nya??
Pakde Cholik says
Wah ada air panasnya ya
Bagus untuk kesehatan kata orang
Saya juga pernah mandi air panas di Jawa Barat
Terima kasih atas sajiannya yang menarik dan bermanfaat
Salam hangat dari Jombang
Azia says
Mudah2han suatu saat bisa berkunjung ke aceh, dr dulu pengen banget blm keturutan nih
AdrianaDian says
Duh sepertinya enak ya berendem di air panas gitu maaak. Tapi serem juga ya yang airnya panas banget sampe bisa menyebabkan luka bakar, Kalo bawa anak-anak mesti ati-ati berarti yaaaa
evrinasp says
gemes sama sampahnya, mungkin perlu diingatkan pihak pengelola dan juga pengunjung, itu sampai masak telur, apa sekalian sama mienya hehe
Agus madu says
enak banget ya bisa rebus telur sama mie di sungai mengalir gitu..
cputriarty says
Jadi inget yg di Limut Semarang, pemandian air panas bisa untuk merebus telor.hehehe
cloud computing adalah says
tempatnya rame sekali namun ada yang kurang yaitu kebersihannya lebih di tingkatkan lagi,.