Pernah dengar istilah traveling light? Bagi mereka yang mengaku traveler atau backpaker pasti istilah ini sudah enggak asing lagi. Yup, traveling light atau yang sering disebut juga dengan traveling praktis adalah to travel without bringing much luggage alias jalan-jalan dengan minim bawaan/bagasi.
Ngomongin tentang traveling light erat kaitannya dengan packing light. Enggak mungkin dong kalau kita mau jalan-jalan dengan praktis tapi bawaan seabrek. Biasanya para traveler akan membawa 1 buah tas carier gunung atau koper yang ukurannya muat di kabin pesawat, kereta, atau di bawah kursi bus. Selain itu, tas tersebut juga tidak berat kalau dipangku.
Namun, tidak semua orang bisa melakukan packing light ini, termasuk saya sendiri. Hahaha. Rasanya ada aja barang yang ingin dibawa dan rasanya semua barang-barang tersebut perlu. Walhasil, satu koper besar enggak cukup menampung pakaian dan onderdil lainnya untuk perjalanan seminggu saja. Akibatnya, kalau perjalanan tersebut enggak menetap di suatu tempat, saya harus menyeret-seret koper saat bepergian ke tempat lain. Belum lagi kalau ada barang yang tertinggal atau lupa dimasukkan ke dalam koper dan ingatnya pas sudah jauh. #gubrakkk
Pengalaman membawa barang segudang saat traveling membuat saya ingin belajar bagaimana meminimalisir bawaan dengan packing light.
Ada 5 manfaat Packing Light:
- Lebih hemat karena kita enggak perlu membeli bagasi kalau bepergian dengan maskapai low cost carier (LCC)
- Enggak perlu menunggu bagasi saat mendarat
- Enggak takut bagasi kamu hilang atau dibongkar oleh orang yang enggak bertanggung jawab
- Enggak kecapean karena bawaan kamu ringan
- Resiko barang yang tertinggal lebih sedikit
Lalu bagaimana tips packing light itu sendiri? Lima travel blogger berikut ini akan membagikan tip packing ringan yang sering mereka terapkan saat berpetualang ke suatu tempat. Di antara mereka ada yang memilih membawa koper, ada juga yang lebih menyukai membawa tas carier gunung atau ransel. Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak tips packing light a la travel blogger ini:
-
Wira Nurmansayah
Travel blogger yang juga menyukai fotografi ini lebih menyukai traveling light dibanding harus membawa banyak barang. Kalau jadwal dan penginapan saat ke suatu tempat jelas, ia lebih suka membawa koper. Namun, jika belum pasti destinasi yang ingin ia jelajahi, maka ransel menjadi pilihannya.
Tips packing ringan menurut Wira:
“ 1 baju buat jalan, 1 baju tidur, dan 1 baju cadangan. Pakai baju yang bahannya quick dry, saat dicuci malam hari, paginya sudah kering dan bisa digunakan lagi.”
Untuk gadget, yang enggak pernah ketinggalan dibawa oleh pemilik blog wiranurmansyah.com ini adalah kamera. Yup, sebagai traveler yang suka mengabadikan apa saja keunikan yang ia temukan selama perjalanan, kamera telah menjadi soulmate bagi Wira.
-
Firsta
Seiring seringnya pemilik blog discoveryourindonesia.com ini melakukan traveling baik di dalam maupun ke luar negeri, travel blogger berambut indah ini belajar banyak hal terutama soal packing.
“Sering kali kita packing barang yang sebetulnya tidak kita perlukan.”
Menentukan tas yang akan dipakai sebelum packing juga merupakan hal yang penting dilakukan. Tas carrier gunung juga menjadi pilihannya saat traveling karena lebih simpel. Selain itu, Agar tidak overpacking, Firsta juga selalu menyediakan ruang kosong saat mengemasi pakaian dan barang lain yang ingin dibawa.
“Bikin list barang bawaan yang mau di bawa agar lebih fokus dengan barang apa yang benar-benar dibutuhkan, bukan barang yang “mungkin”diperlukan.”
-
Citra Rahman
Travel blogger yang juga hobi lari ini hampir selalu melakukan packing light setiap melakukan perjalanan ke suatu tempat. Ia biasanya menggunakan ransel untuk memasukkan barang bawaannya.
“Ransel itu lekat di badan dan enak dipangku. Bisa dijadiin bantal juga. Lebih aman juga kalau terpaksa tidur di bandara.”
Biasanya pemilik blog hananan.com ini mengisi tasnya dengan celana maksimal 2 yang berbahan non jeans, dan baju 2-3 lembar saja. Begitu pula dengan sepatu, cukup satu yang dipakai saat pergi dan pulang. Pun demikian dengan sandal, cuka sepasang saja. Jika ia menginap di hotel, maka peralatan mandi dan handuk tidak perlu dibawa.
Barang-barang yang berat seperti laptop dan kamera DSLR akan dibawa jika dibutuhkan saja, kalau tidak, Citra lebih menyukai beraktifitas dengan smartphonenya dan pocket camdig.
-
Donna Imelda
Travel blogger ini juga menerapkan prinsi traveling light pada setiap perjalanannya. Biasanya ia mem-packing barang bawaannya di dalam koper atau ransel. Tergantung tujuan perjalanannya dan dimana ia akan menginap nantinya. Traveller yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta ini lebih suka menggunakan ransel jika ia berpergian dengan menggunakan kendaraan umum seperti bis, kereta api, atau kapal laut. Kalau berpergian dengan pesawat dan menginap di hotel, maka koper menjadi pilihannya.
Untuk list barang yang dipacking, Kak Donna memiliki tips tersendiri.
“Untuk celana, saya lebih memilih yang berbahan jeans, gantinya bisa 3 hari sekali. Jadi kalau perginya seminggu, cukup bawa satu. Satu lagi langsung dipakai.”
Untuk baju, pemilik blog ayoplesiran.com ini lebih suka membawa t-shirt yang berbahan ringan dan tidak gampang kusut kalau digulung. Karena kak Donna juga berhijab, maka ia memilih hijab yang instan seperti bergo. Untuk warna hijab, ia memilih warna yang netral seperti hitam.
“Agar modelnya bervariasi, saya menggunakan ikat kepala yang berbeda-beda.”
Yup, ikat kepala dari kain ektik dari berbagai daerah di Indonesia menjadi ciri khas Donna Imelda.
-
Bang Tunis
“Yang benar aja, masa Abang cuma bawa pulang satu ransel?” ucapku saat travel blogger cum pasangan hidup saya pulang dari Jerman.
“Ini namanya traveling light,” jelasnya waktu itu, “Enggak banyak yang dibawa. Jadi lebih praktis, hemat waktu, hemat bagasi, dan enggak perlu takut barang kita hilang atau tercecer.” Jelasnya. Saya waktu itu hanya melongo saja.
Pemilik blog situnis.com ini memang lebih memilih membawa ransel kemana-mana dibanding koper karena lebih ringan dan mudah dibawa kemana-mana terutama ketika harus berjalan kaki jauh dengan kondisi jalanan yang tidak mulus pun saat naik turun tangga.
Tips packing light menurut Bang Tunis adalah perhatikan negara yang akan dituju terutama cuaca saat kita akan tiba disana. Hal ini sangat berpengaruh dengan pakaian yang akan kita packing. Traveling pada musim panas tentu lebih menyenangkan karena bawaan kita tidak banyak.
Begitu juga dengan gadget yang akan dibawa, sebaiknya bawa yang benar-benar dibutuhkan. Jika smartphone bisa menggantikan laptop dan kamera DSLR, maka cukup bawa smartphone saja.
Nah, itu dia tips packing light ala 5 travel blogger Indonesia. Mau bawa ransel atau koper, intinya tetap sama, minimalisir barang yang kita bawa. Tentukan mana yang benar-benar perlu atau “mungkin” perlu. Dengan demikian, kita bisa jalan-jalan dengan bebas, tanpa takut bagasi berlebih, dan lebih aman karena barang yang harus kita jaga enggak banyak.
Well. Kalau teman-teman punya tips packing light, feel free to share ya. Ditunggu komentarnya. 🙂
andyhardiyanti says
Saya masih termasuk yang suka rempong dengan barang bawaan pas travelling nih 😀
Udah coba bawa dikit, masih ajaaaaa yang lain-lain ikut masuk tas.
ayanapunya says
perlu siasat tersendiri ya, mbak biar nggak banyak bawaan pas traveling. apalagi bagi perempuan berjilbab yang printilannya lebih banyak
dianravi82 says
Setahun terakhir ini aku lagi berjuang gimana packing gamis yang ringan. Kalau untuk pakaian aku emang ga pernah ngerasa ribet sih. Tapi justru tas yang untuk dibawa ke mana-mananya yang ribet, karena ada kamera, mukena, tripod, power bank, hp, dompet, sampai laptop.
Nhie says
dulu waktu belum nikah suka banget travelling light ini.
situnis says
Horee, saya masuk, jarang2 bisa di review sama blogger traveller ini. rasanya ruar biasa. makasih buk dokter.. 🙂
Nchie Hanie says
Ahh kalo traveling aku lebih seneng bawa carier/backpack lebih simple dan baju pun ga banyak, setuju dengan mba donna pake jeans biar bisa dipake beberapa hari.
TApi semenjak berhijab, bawaannya kudu ekstra niy, bekel inner, pasmina hahhaaa
tapi masih muat ko, cukup 1 tas ransel saja
Lia Djabir says
Pengennya sih travelling msh kayak mba n ma’s diatas yg modal ransel aja. Tapi umur gak bisa boong mba. Diumur kepala 4 gini jd mudah kena back pain jadi drpd malah kena penyakit yg biayanya lbh mahal drpd harga bagasi lebih baik beli bagasi aja dehh
Keke Naima says
Dulu saya termasuk yang selalu bawa koper. Sejak nikah, suami gak mau kemana-mana bawa koper. Jadilah saya ikut suami, selalu bawa ransel atau duffle bag. Itupun masih banyak bawaannya. Saya beralasan masih punya anak kecil.
Sekarang anak-anak udah mulai gede. Udah pada bisa bawa perlengkapan masing-masing. Jadi saya mulai ngikutin suami. Gak mau ribet sama bawaan 🙂
hariekhairiah says
Travel beken semua, bisa wawancara keren banget liza, kalau aku sejak married kmn2 selalu pakai ransel, lebih praktis ajaran suami juga tunis sama yaa panggilannya sama suami liza
dira indi says
Aduh…belum bisa membayangkan dan mempraktekkan Kak Lizha. Perkakas bocil menuh-menuhin ransel dan koper hihihi
Alaika Abdullah says
Biasanya kalo traveling baik untuk urisan dinas maupun pelesiran, aku selalu batasin diri utk hanya bawa 1 tas koper/ransel,1 handbag. Yg dibawa juga diminimalisir. Ukuran koper/backpack menyesuaikan dengan kebutuhan lamanya perjalanan itu sendiri sih.
dunia eni says
Lihat packing-packing jadi kangen traveling,hiks
Anindita Ayu says
Aku pun sukanya cuma bawa backpack ke mana-mana mbak, kecuali keadaan ga memungkinkan untuk bawa backpack. Selain lebih ringan, ga ribet mesti nunggu antrian ambil bagasi. Dan mengurangi keinginan belanja barang-barang yang ga perlu hihi ^^
Matius Teguh Nugroho says
Aku juga light traveler, kak. Pada dasarnya aku males ribet, makanya kemarin agak kaget liat travelmate bawa 1 koper besar, 1 ransel kecil, dan 1 tas hand carry buat short trip 3 hari di Yangon, Myanmar. Aku bisa kelar packing dalam waktu kurang dari 1 jam, dan udah terbiasa packing mepet-mepet hehe.
Tulisannya ada di sini: thetravelearn.
Helena says
aku sama caranya dengan Wira. 1 baju aktivitas, 1 baju tidur, 1 cadangan. Kalau mau nambah ya beli aja sekalian buat oleh-oleh.
bundadzakiyyah85 says
wah, bermanfaat sekali ya tipsnya karena saya tuh sering traveling dan membawa barang banyak banget yang kadang nggak terlalu saya butuhkan, hahaha…
zefy says
Kalau aku kayaknya masih masuk golongan rempong mbak, kalau mau pergi bawaannya segudang hahhahaaa, makasih infonya mbak
Fandhy Achmad Romadhon says
Saya mungkin bukan termasuk tipe orang yang kalau bepergian kemana2 membawa barangnya itu sedikit. Seringkali saya kalau bepergian membawa tas yg cukup besar utk dipanggul di punggung, dengan bawaan yg cukup banyak.
Namun dengan tulisan ini, sedikit banyak saya belajar perihal efisiensi barang bawaan, agar nantinya lebih mudah dalam bepergian, dan tidak repot utk mengurusi barang2 apa saja yg mesti dibawa..
Ya untuk efektif nya emang sedari awal, diperlukan dftar checklist yg memuat barang2 apa saja yg wajib dibawa semacam memberi prioritas ..
Diah Kusumastuti says
Wah, saya baru tau nih istilah packing light. Jarang traveling sih, hehehe.
Tapi saya orang yang selalu ribet dengan barang bawaan kalau mau bepergian. Adaaa aja yang masukin lagi masukin lagi ke dalam tas. Jadinya banyakkk yang dibawa.
Tapi setelah membaca tulisan mbak Fathia ini, saya akan belajar meminimalisir barang bawaan deh saat bepergian. Thanks for sharing, bu dokter 🙂
Marfa says
Ya ampun aku tuh malah kebalikannya mbak, udah seminimal mungkin ternyata banyak barang penting tertinggal. Yah jadinya minjem atau beli, niatnya hemat malah kagak nyahaha XD tapi iyasih, paling enak ya tas gunung gitu, muat banyaak XD
William Giovanni says
Kalau saya travellingnya sekalian kerja di luar kota. Tak cukup bawa satu tas, karena ada pakaian formal yang perlu dibawa dan perintilannya. Memang menunggu bagasi menjadi PR tersendiri, pernah ditunggu rombongan karena bagasi saya agak lama keluar. Mungkin kalau tujuannya hanya travelling dan pulang tak bawa banyak oleh-oleh bisa diterapkan packing light.
Ruli Retno Mawarni says
Ah aku mau coba ah. Jd pengen beli tas ransel aja. Drpd bayar bagasi ya
tukangjalanjajan says
berguna sekali ini tips nya untuk dipraktekkan nih. aku suka banget jalan jalan lite backpack. etapi nama aku mana ya ? hahahahahah mudah2an suatu masa aku bisa jadi hits seperti mereka 🙂
Sandzarjak says
Saya sepakat kalau bepergian liat dulu tujuan tempatnya. Jangan sampai seorang traveler terlalu efisien dalam membawa barang tp justru malah efektif membuat mereka kehilangan nyawa. Hehehe
pertiwiyuliana says
Wah, pas nih. Aku lagi senang bgt jalan-jalan. Kalau buatku, kayaknya bisa dibilang packingnya sama banget sama Citra Rahman deh. Buat barang elektronik bahkan cuma bawah handphone doang biasanya hahaha anaknya gak suka ribet, sih.
Sally Fauzi says
Aku sama kaya mbak Donna, bawa 2 jeans jika berpergian. Paling gampang ya bawa kaos, bsa dilipet.
Dulu sih aku ribet kalau travelling harus bawa hairdryer. Lama2 bisa juga ngakalin waktu keramas hahahah
Jiah says
Mau coba ah
Aku orgnya udah blajar minimalin bawaan kalau pergi. Tp kdg printilan2 kebawa juga, jd berat deh. Soal baju, emang cari yg ringan biar gampang bawanya
mudrikahsiti says
Seru banget baca infonya, aku bisa beljara bnyak dr para traveller yg udh sering pergi2an. Aku pergi 3 hari aj rempong bgt bawa koper dan masih sedia satu tas cadangan, hadeuh gk praktis bgt ya
f2traveller says
Sudah pasti aku ndak bisa travelling light begini, kecuali ada fasilitas laundry hahahah
Lah satu tas itu aja paling muat 2 stel bajuku doang.. Aiiish blm yang lain lainnya hiks..
Ajen says
Nahh packing light penting bangett buat traveling newbiee..
Kadang kita bawa baju atau sesuatu yg kita butuhh
Keren2 blogger traveler jni yahh
Bela says
Wah berguna banget nih tips packing Lightnya. Aku orang yang ribet kalo mau bepergian, kayaknya ada aja yg kurang, kalo perlu selemari dibawa semua. Nyusahin bet 🙁
Makasih infonya kakak
Oky Maulana says
Aku mah jarang bawa banyak2, kadang bawa baju dikit, terus beli di sana aja *gaya* wkwkwkw
April Hamsa says
Iya kalau pergi2 gtu, apalagi bawa anak2 rasanya pengen bawa semua haha. Pdhl suka gak kepakai di tempat tujuan. Tapi ngrasanya lbh baik bawa drpd ntr ada kondisi darurat malah bingung. Misal baju anak2 kotor gtu.
Tapi kalau pergi sendiri sih bawa seadanya tetep.
Saya jg sama kyk mbk Donna, kalau pergi bawa jeans. Bawahan gk ganti gpp, yg pentiong daleman sama atasan ganti hehe 😀
Dikki Cantona Putra says
Travelling itu sangatlah menyenangkan. Akan tetapi, bagus juga tuh travveling menggunakan tas light gitu. Jadi berasa ringan dan tidak terlalu berat serta bawaannha sederhana jd kita leluasa deh
lendyagasshi says
Melihat wajah para travel blogger ini bahagia banget rasanya…
Pingin rasanya tersenyum lepas dan lebar begittuuu…
irvan hermawanto says
apa harus nunggu sukses ya baru bisa jalan-jalan seperti itu
Tia says
duh, jadi kangen travelling, bawa tas carirel..
Turi CCTV says
traveling nyaman dengan konsep bawaan ultra light. nggak ribet dan tidak membebani diri. biar boyok nggak kena back pain. heheh.
alrisblog says
Tas ransel memang yang paling asik buat traveling. Kalo pakaian saya setuju untuk memakai celana jeans dan t-shirt adalah yang paling ringkas dan tidak merepotkan.
Firsty Chrysant says
aku juga tipe yang sangat ringkas bawa bawaan. saking ringkasnya sringkali bedak ama sisir kelupaan, wkkwkwk
nufazee says
Kalau packing light memang banyak pertimbangan ya Kak. Aku tipe packing light sebenarnya tapi gak juga sih, maunya ada kantong doraemon dan pintu kemana saja haha
Miss Cantika says
Tips travelling nya boleh dicoba nih kalo mau jalan-jalan wisata
Budi Setiadi says
Kalau saya entah kenapa bawaan itu selalu banyak, padahal yang dibawa sedikit banget. mungkin cara packingnya harus diperbaiki kali ya agar bawaan sedikit, tapi tas jadi gak gede. Tapi lebih heran lagi sama temen ku, dia barang bawaannya banyak tapi bisa pake tas yang ukurannya kecil