Mengapa harus dengan letupan senjata Kalau kau ingin menghapus air mata? Mengapa harus dengan aliran darah Kalau kau ingin membasuh luka lara Mengapa? Mengapa? Tanyaku pada malam yang tak lagi hening Mengapa? Mengapa? Tanyaku pada subuh yang tak lagi teduh ( Lueng Putu, 2003)