Saya si Aquarius

Tema #BPN30DayBlogChallenge adalah Zodiac kamu, apakah sesuai dengan kepribadian? Jadi bingung mau menulis tentang apa kalau tentang zodiak. Soalnya saya bukan orang yang percaya dengan zodiak dan selalu update tentang zodiak. Terus mau nulis apa dong?

Bagaimana kalau saya flash back kembali masa-masa remaja saya dan saat-saat saya mengenal apa itu zodiak? Boleh ya?

Saya mengetahui zodiak saya adalah Aquarius saat duduk di bangku SMP. Kebetulan teman saya mengoleksi majalah seperti Gadis, Kawanku, dan Aneka Yess. Sambil membaca cerpen atau berbagai informasi yang terdapat di dalam majalah tersebut, saya pun ikut membaca tentang zodiak dan hubungannya dengan kehidupan si empunya zodiak.

“Karena lahir di bulan Februari, zodiak saya adalah Aquarius,” gumam saya.

Sesuai dengan namanya, Aquarius ini memiliki lambang air. Mereka yang lahir antara tanggal 21 Januari sampai dengan 19 Februari disebut dengan Aquarian.

Biasanya kalau lagi membaca zodiak, saya maunya yang baik-baik saja. Kalau ada ulasan yang kurang baik tentang kekurangan zodiak tersebut langsung saya skip.

Hanya setahun di SMP saya lalu sekolah di pesantren. Otomatis bacaan saya pun berubah. Majalah-majalah anak muda kekinian berganti dengan buku-buju agama. Dan dari buku-buku dan pelajaran selama di pesantren saya mengetahui bahwa ramalan bintang alias zodiak itu tidak ada dalam Islam. Agama Islam melarang umatnya untuk mempercayai ramalan dalam bentuk apapun.

Karena dari awal saya enggak percaya tentang berbagai ciri kepribadian yang tergambar lewat zodiak, jadinya ya enggak ada masalah. Pas SMA, saya kembali bersekolah di sekolah umum dan kembali membaca majalah remaja. Dan ketika membaca informasi tentang zodiak ya cuma dibaca-baca aja, tidak ada yang sampai masuk ke hati.

Pun sampai sekarang ketika saya sudah menjadi ibu-ibu. Kalau lagi baca majalah terus ada zodiak, ya dibaca gitu aja. Kalau ada yang sesuai kadang bikin senyan senyum sendiri. Namun, kayaknya udah lama sekali saya enggak baca zodiak. Soalnya ya seperti yang saya sampaikan tadi, tidak ada hubungannya dengan diri atau kepribadian saya.