Latvia, negara mungil di Eropa ini mungkin tidak begitu familiar bagi penduduk Indonesia, begitu juga dengan ibu kotanya, Riga. Penduduk negara ini hanya sekitar 2 juta jiwa, jauh lebih sedikit dibandingkan penduduk tanah kelahiran saya, Provinsi Aceh. Dan hanya sekitar 600 ribu orang yang tinggal di ibu kota negaranya, Riga.Pertama kali saya mendengar nama kota ini waktu masih tinggal di Berlin. Saat itu ada conference di sebuah auditorium, dimana setiap ruangannya diberi nama dengan ibu kota negara di Eropa. Dan acara yang mau saya ikuti diselenggarakan di ruang Riga. Penasaran dengan nama Riga, saya pun menanyakannya pada Google dan saya akhirnya mengetahui kalau Riga adalah ibu kota Latvia. Latvia sendiri merupakan negara tetangga dari Estonia, negara yang pertama sekali saya dengar namanya saat Tsunami tahun 2004 silam.
Saya hanya berkunjung semalam ke Riga. Kunjungan ini tepatnya dinamakan dengan “transit lama” saat terbang dari Berlin menuju Helsinki. Saya sengaja memilih pernerbangan dengan opsi transit yang lamanya hampir 24 jam dengan tujuan bisa jalan-jalan ke kota dan menginap semalam di sana. Dari Berlin saya menumpang pesawat Air Baltic, yang memang pesawat berbendera Latvia. Tiba di Bandara Riga, bisa langsung melenggang ke luar, tanpa pemeriksaan imigrasi karena memang negara ini termasuk negara Schengen. Ketika hendak ke pintu keluar, saya masuk dulu ke pusat informasi untuk bertanya ke petugas di sana tentang opsi transportasi dari bandara ke kota. Menurut petugas itu, saya bisa naik taksi yang harganya 15 euro atau naik bus seharganya 2 euro. Selain itu, mereka juga punya opsi tiket 24 jam yang harganya hanya 5 Euro. Karena saya tinggal kurang 24 jam, saya pilih opsi tiket ini. Tiket ini bisa dibeli langsung di bagian informasi tersebut. Tiket pun telah berada di tangan dan saya segera ke luar bandara menuju halte bus yang letaknya tepat di depan terminal kedatangan. Bus nomor 22, yang merupakan bus bandara ke kota terlihat sudah penuh. Saya mencoba masuk lewat pintu belakang, syukurnya masih muat, tetapi harus berdiri. Tiket yang saya beli tadi harus di scan di dalam bus setiap kita naik.
Beberapa saat kemudian, bus berjalan perlahan meninggalkan bandara, melewati rumah-rumah lama yang baru sebagian dipugar. Sekitar 25 menit kemudian, bus melewati sungai Riga, yang berarti sudah sampai di pusat kota. Sejak dari bandara, bus berhenti di setiap halte yang dilewatinya. Dan saat tiba di pusat kota, bus berhenti di halte depan supermarket yang dekat dengan stasiun utama kota Riga, saya pun turun. Setelah potret-potret sebentar, saya menyeberangi jalan karena disana tampak keramaian. Saya terus berjalan tanpa tahu arah dan tujuan, dan tanpa saya sadari saya sudah berada di kota tua Riga atau old Riga, salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi saat ke Riga.
Setelah dua jam berputar-putar disana, kaki pun mulai lelah dan tidak mau diajak kompromi. Saya memutuskan untuk naik bus mana saja yang lewat, karena memang dengan tiket 5 euro tadi saya bisa naik bus atau metro yang mana saja di dalam kota Riga. Begitu masuk kedalam, hujan lebat turun, beruntung saya enggak basah. Melalui aplikasi maps.me saya melihat kalau bus berjalan ke arah luar kota. Karena makin jauh dan mulai tak ada penampilan yang menarik lagi, saya putuskan untuk turun dan naik bus ke arah sebaliknya. Sialnya ketika turun, hujan lebat melanda, sehingga saya kesusahan untuk menyeberang ke halte seberang.
Setelah hujan sedikit reda, saya berjalan keseberang dan menaiki bus yang lewat. Lagi lagi saya bukan dibawa ke pusat kota. Ketika hampir mendekati old Riga, bus berbelok ke arah pemukiman penduduk, enggak apa apa lah, saya bisa lihat perumahan pinggiran kota Riga, batin saya saat itu.
Kemudian saya berganti bus lain yang ada tulisan “central” nya, karena bus ini pasti menuju ke stasiun utama. Dan benar saja, setelah saya menumpang bus “Central” tersebut, saya bisa turun di tempat pertama sekali turun saat dari bandara. Dan dari sana saya berjalan ke hostel yang sudah saya pesan sebelumnya. Menurut aplikasi, jaraknya hanya sekitar 450 meter. Saya mengikuti pentunjuk di aplikasi dan berhenti tepat di pintu masuk hostel. Kamar yang saya pesan ternyata terletak di lantai 4. Ketika memasuki kamar, saya mendapati sebuah ruang yang sebenarnya apartemen dengan 3 kamar yang ketiga kamarnya disulap menjadi hostel. Saya membooking di kamar dengan 16 bed dan harganya hanya 8 euro per malam.
Setelah dijelaskan dimana dapur, kamar mandi dan toilet, pasword wifi dan cara masuk kedalam, saya pun mulai merebahkan diri, kelelahan, sambil kirim pesan ke istri kalau udah smpe ke Riga, plus upload video di IG, boleh dong narsis dikit.
Awalnya hanya saya mau tidur-tiduran, eh enggak tahunya saya malah benar-benar ketiduran. Ketika terbangun hari sudah sore, padahal waktu check in tadi baru jam 3. Jadinya saya putuskan untuk jalan-jalan lagi, karena sayang juga jika kunjungan sehari ini hanya dipakai untuk tidur.
Setelah lelah jalan-jalan, perut saya pun mulai keroncongan pertanda lapar. Maklum dari pagi ia hanya diisi roti dan air. Saya pun ingin mengonsumsi makanan yang berat, tapi dari tadi belum ketemu toko yang halal. Saya mencoba untuk mencari lagi dan ternyata ada toko kebab 200 meter dari tempat saya berdiri. Ketika tiba disana, ternyata yang jualnya orang India, bukan Turki, seperti yang biasa saya lihat di Berlin. Setelah makan dan waktu magrib hampir tiba (magribnya jam 9 lewat, karena masih summer time), saya pun kembali ke hostel. Setelah mandi, saya keluar lagi untuk mencari mesjid. Sayangnya tak ada tanda-tanda ada mesjid di kota kecil ini sehingga saya putuskan untuk shalat di hostel saja.
Selesai shalat, update status, dan baca-baca berita, saya ketiduran lagi. Esoknya baru dibangunkan alarm pertanda sudah waktunya menuju ke bandara untuk melanjutkan penerbangan ke Helsinki. Bagaimana kisah perjalanan saya di Helsinki? baca saja di sini, Transit di Helsinksi.
Oh iya, berikut ada beberapa kesan saya saat transit dan menginap semalam di Riga.
- Bandaranya kecil, tapi sangat nyaman, bagian informasinya sangat membantu.
- Tidak ada yang namanya porter, apalagi taksi yang menarik penumpang.
- Public transport (bus) dari dan ke bandara sangat bagus, sangat tepat waktu, dan sangat nyaman. Bus nya juga masih dalam kondisi baru.
- Kota Riga kecil dan pusat wisata umumnya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
- Barang disana murah, sedikit lebih murah dibandingkan Berlin.
- Tata kota sangat teratur, bersih, begitu juga lalu-lintasnya.
- Makanannya enggak bisa komentar, karena enggak coba makanan lain selain di restoran turki.
- Turis disana belum begitu ramai, mungkin karena masih belum terkenal ya, jadi masih enak kalau berkungjung.
- Penginapan sesuai dengan harga, masa bayar 8 Euro pengen servis kualiats bintang 5?
- Riga wajib dikunjungi, setidaknya waktu transit di bandara, sempatkan ke kota, tapi transit minimal 5 jam ya.
Well, itu dia sedikit cerita saat transit sambil rehat sejenak di kota Riga, Latvia. Kunjungan sehari yang sangat berkesan dan rasanya kepingin ke sana lagi sambil membawa keluarga. Mohon doanya ya 🙂 | situnis
Matius Teguh Nugroho says
Kalau bukan karena kata-kata “memberi kabar ke istri”, aku nggak akan ngeh kalau ini guest post, hahaha.
Aku malah lebih tertarik eksplor negara-negara Baltik ini daripada negara-negara Eropa Barat yang sudah mainstream.
Liza Fathia says
hahaha, ini namanya simbiosis mutualisme nugi. kasih izin ke suami jalan2 dengan syarat buat tulisan n posting di blog istri 🙂
Matius Teguh Nugroho says
Bilangin ke si abang, kak: mbok kolom komentar di blognya disediakan opsi Nama & URL 🙁
aku barusan mau komentar
Liza Fathia says
hihihi. ok, sudah ditambahkan opsinya nugi
Matius Teguh Nugroho says
siaaappp. kamu adminnya ya, kak? hahaha
Liza Fathia says
enggak laah, kebetulan beliau lagi buka blog kakak tadi. kami saling berbagi akun dek 😉
hotel di puncak bogor says
enak ya bisa jalan-jalan kesana
SITI FATIMAH AHMAD says
Assalaamu’alaikum wr.wb, Liza Fathia….
Didoakan sihat bersama keluarga dan dalam rahmat Allah SWT. Benar, kalau berpergian dengan keluarga akan menambah kemesraan dan kebahagiaan. Dapat berbagi susah senang, tawa riang dan keindahannya. Namun, perjalanan secara lone ranger buat pertama kali tentu sahaja memudahkan perjalanan di kemudian hari kerana sudah tahu apa yang mahu dituju. melawat kota yang kurang turisnya lebih nyaman berbanding sebaliknya ya.
Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak. 🙂
zefy arlinda says
senang ya bisa jalan-jalan ke sana, aku masih berbentuk cita-cita nih mau ke sana, semoga suatu saat tercapai, aamiin
Danan Wahyu Sumirat says
suka banget dengan kotanya kak kayaknya nyaman untuk jalan-jalan santai
Diah Kusumastuti says
Masya Allah.. kunjungan transit sehari yang sangat berkesan pastinya, ya. Menyusuri kota dengan berjalan kaki dan naik bus. Asyik!
Negara kecil dengan penduduk yang sedikit, sudah sepantasnya tata kotanya rapi dan bersih ya, Mbak.
Btw gaya bahasa mbak Liza dengan suami enggak beda jauh kayaknya. Kirain tadi mbak Liza yang sedang ke Riga 🙂
Rani Yulianty says
Di Eropa tuh banyak kota-kota kecil yang sangat indah ya, duh kapan ya bisa eksplor kota-kota di Eropa, kayak di negeri dongeng
vira Elyansyah says
Boleh juga nih idenya kalo ke europ, pilih penerbangan dengan waktu transit 24 jam, biar bisa dipake jalan-jalan di kota/negara transit muehehe!
biar sekali naik pesawat 2-3 kota tersambangi hehe
dokterforamen says
Berbicara tentang Latvia, aku tau awalnya dari keikutsertaan dia di Euro 2004, nama pemainnya cukup unik sih, ya ga jauh beda lah sama Islandia sekarang. Cuma, Latvia ga berbicara banyak di ajang itu. Setelah membaca blogpost berstatus tamu ini, sepertinya negara dengan visa Schengen selalu menarik untuk dikunjungi sih, ya. Cukup suka juga sih dengan gaya bangunannya kalo diliat dari foto yang dibagi.
Betewe, sepedanya jadi objek foto rutin kah di Latvia?
Nurul Fitri Fatkhani says
Dari semua foto yang menggambarkan Kota Riga, tidak ada secuil pun sampah terlihat. benar-benar bersih ya, Kak…
Tadi saya kira ini tulisan Kak Liza, ternyata ada kata-kata : memberi kabar ke istri . Baru ngeh, deh hehehe
Ilham Kape says
Baru denger, deh, nama kota itu. 😀 Kurang baca, nih, saya makanya gak tahu. Tapi, hampir tiap kota di Eropa bagus-bagus, ya. Yang saya suka itu bangunannya yang unik. 😀
Jiah says
Aku pernah dengar Kota Riga, tapi gak pernah bayangin kotanya kaya apa. Seru kalau kotanya bisa dibuat jalan kaki. Sekalian olah raga gitu
Sepedanya roda gedhe kaya cover novel yg kubaca
Fandhy Achmad Romadhon says
Haha hampir sebagian pembaca mengira ini tulisan nya sendiri, tapi pas baca bagian “memberi kabar ke.istri” Haha saya baru sadar ini tulisan suami..
Ngomongin soal Riga itu ujungnya banyak.yang tidak mengerti dengan kotanya, yang saya ketahui pun relatif sedikit ,misal soal klub skonto riga yg sering jadi jawara di liga lokalnya, atau negara yang sempattampil di euro 2004, negara pecahan uni sovyet ..
ismyama says
Wah seru banget ya. Kukira mbak Liza yang ke Riga. Aku jadi pingin juga nih. Eropa bangunannya emang bagus2 ya
Rhoshandhayani KT says
Wuaaaah aku juga pengen mampir sejenak ke kota Riga. Eh mampir dimana aja boleh sih saat transit, asal gak ngabisin duit banyak, hehe
Catatannya… cukup bikin iri
aisyahfichapucino says
Sama.. aku pikir tadi mbak Liza yg jalan jalan sendiri.. dalam Hari kagum.. masyaallah berani ya.. hahaha aku domestik sendiri Aja kadang kebat kebit.. rupanya Kang masnya yg nulis
April Hamsa says
Mbak itu serius pesen satu room dengan 16 bed? Apakah bepegiannya beramai2 gtu? Atau maksudnya di sana hanya ada 16 bed/ room? 😀
Iya kalau jalan jauh sekalian dimanfaatkan buat transit dan mendapatkan pengalaman sekaligus di tempat transit itu ya 😀
Liza Fathia says
model dormitory gitu mbak April. sendiri aja jalannya. jadi nanti kalau ada pelanggan lain yg milih kamar itu ya bakal tidur rame2 kita
Tukang Jalan Jajan says
Wahhhhh keren kak. aku pernah ke Latvia juga ke kota Riga, abis nonton positifus festival. seru banget kotanya. cobain kesana saat musim dingin kak. kastilnya kereeeennnn
novaviolita says
Wah iya banget..aku sangat asing banget dengar nama kota Riga. Ternyata diluar negri…, Ngomongnya kota kecil ya .tapi …udah maju banget. 1 euro bisa buat kemana aja…gak kaya di Indonesia…kaya lahan parkir berhenti sebentar ja dah dikenain bayaran…
adh1hermawan says
Riga, Latvia, estonia… semuanya saya baru denger hehehe… pengen banget menjajakkan kaki di tnah eropa sya…
akuchichie says
Keren banget ya kota RIga ini, semoga nantu aku bisa kesana juga bersama keluarga. Kebayang disana itu bersih banget ya mbak terlihat dari foto-foto yang ada.
Liza Fathia says
amiin ya rabb. iya mbak chie kota di eropa memang bersih2
Cilya says
Jadi pengen keliling Eropa lagi. Eropa negara yg cantik dan romantis. Banyak banget kota-kota kecil yg indah, rapih dan unik.
Aku blm pernah ke Riga.. Senang banget baca artikel nya mba ?
Liza Fathia says
iya benar banget mbak cilya
Nurul Aslamiati says
Kesana lagi sambil bawa smartphone idaman. Eaa eaa. Hahaha
Liza Fathia says
cucok bangeeet
Liza Fathia says
eaaaa.. aku mau dong smartphonenya
Dian Radiata says
Aku suka ngeliat kotanya. Terlihat nyaman untuk dijelajahi. Btw, jadi inget aku pernah dapet kartu pos dari temen postcrosser Latvia.
Liza Fathia says
bener banget mbak Dian. Riga dan kota lain di eropa memang bagus2
lendyagasshi says
Gaya bahasa dan tulisannya kok mirip yaa, mba…
MashaAllah.
Ingin rasanya punya guest post juga…
Tapi, suami gak hobi nulis, hobinya gambar.
Btw,
Jalan di Riga mirip seperti Braga yaa..pakai paving.
Jadi kliatan vintage.
Liza Fathia says
karena udah aku edit mbak Lendy. hihhi
Tuty Queen says
Waaaah…senang banget bisa sampai Latvia, pernah punya mimpi pengen kesana hihi semoga terkabul
Liza Fathia says
amiin. semoga mimpi kak tuti terkabul
indah nuria savitri says
Riga itu Cecil tapi cantiiiik
Liza Fathia says
iya, benar banget mbaak
Faridilla Ainun says
Kota yang tampak keciil tapi menenangkan ya, bisa jalan-jalan dan menikmati ketenangan di sana. Jadi, mimpi kesana juga #eh
helenamantra says
sehari keliling Riga cukup lah ya. Murah pula transportasi seharian hanya dengan 5 euro, mau nyasar sana-sini keknya masih oke. Hahaha.
ayanapunya says
baru tahu nih ibukota latvia itu Riga. Baru tahu juga kalau si tunis itu suaminya, mbak. hehe