Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha? (Helvy Tiana Rosa)
Petikan kalimat di atas rasanya sangat mewakili perasaan Ratna Eliza, seorang relawan untuk anak-anak penderita kanker. Di usianya yang tidak lagi muda, ia tetap ingin menebar kebajikan dan manfaat untuk orang lain. Bersama dengan beberapa relawan yang lain, ia membentuk Komunitas C Four sebagai wadah untuk memfasilitasi anak-anak kanker dari seantero Aceh untuk mendapatkan pengobatan dan memupuk kembali semangat mereka yang hilang.
Daftar Isi
Ratna Eliza, Sosok yang Begitu Bersahaja
Sosoknya begitu bersahaja, itulah kesan pertama sekali saat saya mengobrol langsung dengan wanita ini lewat facebook. Dengan ramah ia menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan, terkadang ada canda yang ia selipkan. Saya memang belum pernah bertemu langsung dengan ibu dari tiga orang anak ini. Jarak dan waktu membuat kami belum bisa bersua. Akan tetapi, dunia maya selalu memberikan ruang bagi kami saling bertegur sapa.
Saya memanggilnya Kak Ratna. Melihat betapa energik dan bersemangatnya wanita itu, awalnya saya mengira kalau ia masih muda. Dari foto-foto yang ia unggah, wajahnya terlihat selalu segar dengan polesan make up yang sederhana. Namun, alangkah terkejutnya saya ketika ia mengatakan kalau usianya sudah 42 tahun.
Ya, Ratna bukanlah sosok yang masih muda belia dengan berjuta mimpi yang ingin diraih. Usianya sudah kepala empat, sebuah usia yang sudah cukup matang untuk seorang perempuan. Kehidupannya sudah sangat sempurna dengan dikelilingi oleh suami serta anak-anak yang sangat mencintainya. Sehari-hari ia telah cukup disibukkan dengan urusan rumah tangga dan pekerjaannya sebagai staf keuangan di SMA Lab School Unsyiah, Banda Aceh. Pada usianya yang kata orang sedang dalam masa usia cantik ini, hidupnya sudah lengkap. Tak ada pencapaian lagi yang ia harapkan.
Namun, hari itu, suatu siang di bulan Januari tahun 2014, Tuhan memiliki rencana lain untuknya.
Siang itu, ketika Ratna sedang membersihkan halaman rumah, ia melihat seorang ibu yang menggendong anaknya turun dari becak tepat di depan rumahnya. Hatinya begitu terenyuh saat melihat kondisi anak perempuan yang digendong itu. Bocah yang bernama Annisa Alqaisya Funnari tampak begitu lemah dan terdapat benjolan di lehernya. Menurut cerita sang ibu, putrinya yang berusia 4 tahun itu menderita kanker dan harus dirujuk ke Jakarta.
“Ibu itu tidak memiliki biaya untuk berangkat ke Jakarta. Annisa juga anak yatim, jadi tidak tahu mau meminta tolong siapa,” kenang Ratna.
Ratna kemudian mengajak sang ibu untuk mencari bantuan ke Dinas Sosial. Sayangnya, tidak ada bantuan dari Dinas Sosial untuk penderita kanker. Namun, Ratna tidak habis akal, ia mencoba memanfaatkan media sosial yang ia miliki untuk menggalang dana demi bocah kecil tak berdosa ini.
“Saya mengupload foto Annisa di facebook dan menjelaskan keadaannya. Alhamdulillah banyak sekali teman-teman di facebook dan BBM yang mau membantu Annisa sehingga anak itu bisa dirujuk ke RS kanker Dharmais di Jakarta.”
Itulah awal mula Ratna terjun menjadi relawan bagi anak-anak kanker. Rasa iba dan kasihan melihat anak kecil yang tak berdosa harus menanggung sakit yang berat membuat hati Ratna tersentuh. Ia tidak bisa membayangkan jika anaknya sendiri yang berada di posisi mereka.
“Mereka masih terlalu kecil untuk merasakan dan mengalami kanker. Mereka tidak tahu kalau penyakit yang mereka derita adalah penyakit pembunuh nomor satu di dunia,” jelas Ratna dengan mata berkaca.
Mendirikan Komunitas C-four dan Rumah Singah
Berawal dari rasa sayang tersebut, ibu dari Sofia Putri Maharani, M. Noer Arif Ar Rahim, dan Ade Rayhan Al Ghiffary ini tergerak hatinya untuk mendirikan komunitas Children Cancer Care Community (C-Four) pada awal tahun 2014.
“Rata-rata keluarga pasien kanker yang berasal dari luar daerah enggan ke Banda Aceh karena enggak punya biaya. Memang untuk seluruh warga Aceh bisa berobat gratis dengan JKRA (Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh). Tapi selama di Banda Aceh mereka tidak punya uang untuk sewa tempat tinggal dan mencukupi kebutuhan lainnya seperti makan-minum. Ujung-ujungnya mereka pasrah dengan keadaan anak mereka.“ ungkap Ratna.
Dan di sinilah Ratna bersama relawan C-Four turun tangan. Lewat media sosial yang mereka miliki, Ratna menggalang dana dengan mengunggah foto dan keadaan anak penderita kanker tersebut atas seizin keluarganya. Respon pengguna facebook sangat positif terhadapt kegiatan yang ia lakukan. Tidak sedikit netizen yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri memberikan sumbangan untuk anak-anak tersebut.
Dari sumbangan itu, Ratna dan relawan C-Four lainnya berinisiatif untuk menyediakan rumah singgah bagi anak-anak kanker dan keluarganya. Selama menjalani perawatan medis, pasien yang belum mendapatkan giliran pengobatan atau setelahnya di RSUD dr. Zainoel Abidin, dapat menginap di rumah singgah C-Four yang terletak di Lampriet, Banda Aceh. Selain itu, C-Four juga menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya untuk pasien dan keluarga yang mendampingi.
Sabar Menghadapi Ujian
Tiga tahun sudah wanita kelahiran Palembang, 42 tahun silam ini mendampingi anak-anak kanker yang berasal dari seluruh Aceh. Ia mengakui bahwa hal yang paling menyedihkan saat menjadi relawan adalah ketika anak-anak yang telah ia dampingi dalam pengobatan kanker, yang telah dekat dengannya, yang telah ia sayangi, tiba-tiba dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
“Itu yang membuat saya down dan ingin menyudahi saja peran saya di C-Four. Saya tahu, kanker apalagi stadium akhir itu, pasti berujung pada kematian. Dan rata-rata anak-anak yang ada di rumah singgah ini adalah mereka yang sudah pada stadium akhir penyakitnya.”
Namun, ketika melihat anak-anak kanker lainnya yang masih dalam masa pengobatan, semangat untuk membantu anak-anak itu kembali hadir. Ratna selalu mencoba menahan dirinya untuk tetap kuat dan terus membantu.
Stigma dan cemoohan saat memutuskan untuk menjadi relawan kanker juga kerap ia hadapi. Tidak jarang ia dihujani kalimat, “untuk apa menolong anak-anak yang sudah jelas tidak akan hidup lama lagi.” Bahkan saat mencarikan kontrakan baru untuk dijadikan rumah singgah. Hampir semua pemilik kontrakan di seputaran rumah sakit menolak menyewakan rumahnya.
“Ada yang mau rumahnya disewa, tapi waktu saya hendak membayar, yang punya rumah berubah pikiran. Katanya tetangga disekitar tidak mau kalau di lingkungan mereka ada anak-anak kanker.” Ucap Ratna yang sangat menyayangkan sikap warga tersebut.
Penolakan itu tidak membuat Ratna patah arang, ia terus bersemangat mencarikan rumah singgah yang lebih besar dari rumah sebelumnya dan lokasinya dekat dengan rumah sakit. Tujuannya adalah agar anak kanker dan keluarganya lebih mudah mengakses pengobatan di rumah sakit. Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan pemilik rumah di kawasan Lampriet, Banda Aceh. Ibu sang pemilik rumah dengan tangan terbuka mengizinkan rumahnya untuk dijadikan rumah singgah.
Ratna Eliza, Ibu Peri bagi Anak Kanker
Kehadiran Ratna bagaikan ibu peri yang dengan tongkat perinya memberikan secercah harapan untuk anak-anak yang menderita kanker. Itulah yang saya lihat dari cerita-cerita di timeline facebook wanita ini. Bahkan ada anak kanker yang saat itu sedang berada di kampung halamannya tetapi ingin segera pergi ke Banda Aceh untuk berjumpa dengan sang ibu peri.
Ratna memang tidak bisa menyembuhkan anak-anak yang telah didiagnosa kanker. Tetapi ia tidak pernah lelah berusaha memberikan kebahagiaan untuk bocah-bocah yang malang itu. Di waktu senggang setelah bekerja dan mengurusi anak-anaknya di rumah, ia selalu menyempatkan diri untuk datang ke rumah singgah.
Di sana, ia bersama relawan C Four yang terdiri dari mahasiswa dan ibu rumah tangga bahu membahu memberikan semangat kepada anak-anak itu. “Dokter boleh saja memprediksikan kapan seseorang meninggal, tapi umur tetap di tangan Allah,” begitu ucap Ratna selalu kepada keluarga yang anaknya menderita kanker.
Terkadang ia dan anak-anak di rumah singgah itu mengisi hari-hari mereka dengan memanggang ikan dari hasil sumbangan donatur. Tak jarang, dengan kendaraan yang ia miliki, Ratna mengajak anak-anak tersebut jalan-jalan keliling Banda Aceh, bermain di arena permainan anak di mall, berwisata ke pantai, apa saja agar anak-anak itu bisa bahagia dan lupa sejenak akan sakit yang diderita.
Dukungan Keluarga
Apa yang Ratna lakukan di usia cantiknya saat ini sungguh tidak akan tercapai tanpa dukungan dari keluarga. Ratna mengakui, saat ia mulai terjun menjadi relawan anak-anak kanker, suaminya sempat tidak mengizinkan. Namun, ketika melihat sendiri bagaimana kondisi anak-anak itu, sang suami malah sangat mendukung apa yang dilakukan oleh istrinya.
Pun demikian dengan anak-anaknya, mereka sama sekali tidak keberatan dengan apa yang dilakukan oleh Ratna. Bahkan, putra bungsunya, Rayhan, hampir setiap hari, sepulang dari sekolah, ikut menemani Ratna berkunjung ke rumah singgah. Di sana, ia mengajak anak-anak yang kehilangan masa kecilnya akibat penyakit yang mereka derita untuk kembali menikmati apa yang seharusnya mereka dapatkan. Rayhan mengajak anak-anak itu bermain tanpa sedikitpun rasa takut dengan kondisi tubuh sang penyandang kanker.
Di akhir percakapan saya dengan kak Ratna, ia berpesan agar saya mau berkunjung ke rumah singgah jika pulang ke Banda Aceh nanti. “Beri mereka semangat, Liza. Yang mereka butuhkan adalah motivasi agar semakin semangat menjalani hidup.”
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #usiacantik. “Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”
Tri Wahyuni Zuhri says
Sungguh mulia hati bunda Ratna. Sampaikan salam saya untuk beliau ya mba Liza.
Salam kenal juga untuk mba Liza
Nchie Hanie says
Terharu baca tulisannya ..
Sungguh niat yang tulus yaa menjadi Relawan kanker buat anak2.
Semoga Mba Ratna tetap memberikan kebahagian buat anak2 penderita kanker.
Salam kenal buat Belio ya Liz
winnymarlina says
bu Ratna baik sekali dan cantik lagi
ysalma says
Mereka yang menderita kanker, secara fisik saja sudah menderita apalagi psikis. Belum lagi penolakan dari orang sekitar yg mengira penyakit aneh2 yg tak perlu ditolong. Bu Ratna sepersekian yang peduli dan melakukan tindakan nyata ya mbak. Semoga dokter Liza bisa diberi kesempatan untuk mampir ke C four yang beliau dirikan.
Rach Alida Bahaweres says
Tak banyak sosok yang seperti mba Ratna ini ya mba. Menginspirasi dan banyak membantu banyak orang yang membutuhkan. Salut!
Lidha Maul says
orang-orang inilah yang senantiasa cantik bagi saya dan sekitarnya.
saya ingin suatu hari kelak berpartisipasi menjadi relawan juga, mungkin hari ini blm bisa karena waktu dan prioritas yg lain. Tp, semoga kalau ditulis disini bisa jadi doa.
Barakallah tuk mbak Ratna
Retno Kusumawardani says
Salut… Semoga ibu Ratna selalu diberi kesehatan …
Dan semoga anak-anak yang sakit kanker itu diberi kesembuhan..
Liza Fathia says
amiin ya rabbal alamin
endah marina says
Mba ratna hatinya mulia banget ya mba , kagumm .. itu komunitasnya ada di fb kan ya mba?
Liza Fathia says
iya mbak endah, ada fbnya
khairiah says
Cantik baik memang cocok dipangil ibu peri
Liza Fathia says
benar banget kK Heri
Rotun DF says
Membaca postingan tentang #UsiaCantik, membuatku optimis dan terinspirasi. Bahwa masih banyaaak orang baik berhati malaikat.
Seperti Kak Ratna ini. Masya Allah. Semoga Allah memberinya kesehatan, kelapangan dan keberkahan. Agar makin sering Ia bisa ‘mengayunkan tongkat peri’ untuk anak-anak penderita kanker 🙂
Liza Fathia says
iya mbak rotun, banyak orang yang berhati malaikat di dunia ini
Inna Riana says
wah bu ratna hebat. kelihatan awet muda karena berbagi kebahagiaan pada anak2 penderita kanker. semoga bu ratna makin gemilang di usia cantiknya.
sukses untuk lombanya ya mbak liza 🙂
Liza Fathia says
terima kasih mbak inna 🙂
Nurul Fitri Fatkhani says
Bu Ratna mengisi masa #UsiaCantik-nya dengan kegiatan yang mulia, ya, Mbak. Hanya orang-orang pilihan yang bisa berbuat seperti itu. Salut, deh! Semoga keberkahan selalu dilimpahkan kepada Mbak Ratna dan keluarganya.
Liza Fathia says
iya mbak nurul, amiin ya Rabbal alamin
Lendyagasshi says
Profesi yang tak pernah terbayangkan…
Tidak biasa, namun sangat mulia.
Semoga Allah melapangkan rejeki kak Ratna.
Aamiin.
Liza Fathia says
amiin ya rab, semoga Allah mengabulkan doa mbak lendy untuk kak Ratna Eliza
Kaos Dakwah says
Mudah-mudahan banyak ibu cantik lainnya yang mempunyai hati seperti mbak Ratna ini, memang kasihan para penderita kanker, mereka kan butuh support dari kita
Liza Fathia says
iya mas, bener banget
Ratna Eliza
Noe says
Pesannya sangat memotivasi ya mba, 0asti teringat2 terus deh
Liza Fathia says
iya mbak noe, sangat memotifasi
Ratna Eliza
Okti Li says
Kenapa tidak bekerja sama dengan pemerintah?
Sekarang menteri sosialnya kan kooperatif, apalagi untuk anak-anak, Kementrerian pemberdayaan perempuan dan anak juga pasti bisa ikut memaksimalkan program Bu Ratna. Sehingga anak-anak penderita kanker bisa diketahui sejak dini, jangan sampai sudah stadium tinggi, baru diobati
semoga dimudahkan dalam segala urusannya Bu Ratna 🙂
Lombanya moga sukses ya Mbak Liza 🙂
Liza Fathia says
dulu sudah pernah dicoba ke dinsos mbak, tapi tidak ada hasil karena menurut mereka tidak ada dana untuk anak kanker
tour lombok says
sungguh luar biasa sekali ibunda yg satu ini,,patut sekali unuk di tiru dan di contoh,,semoga ada lagi ibunda ibunda yg mempunyai semangat seperti beliau,,yg mau dan berusaha memberikan separuh hidupnya untuk para anak yg menderita kangker,,
saya salut sekali ibu Ratna,,semoga dapat menjadi motivasi bt ibu ibu yg lainnya di luaran sana..
Shona Vitrilia says
Salut buat mereka yg bersedia mendedikasikan diri buat orang2 yg membutuhkan.
oRiN says
Masya Allah, terharu baca ceritanya. Masih ada ya orang yang peduli sama orang lain, “capek2 ngurusin orang lain”, padahal sama sekali gak pernah mengalami apa yang mereka rasakan… sehat selalu buat Bu Ratna
Witri Prasetyo Aji says
Sosial media jika kita gunakan untuk hal2 positif tentunya akan membuahkan hasil yg positif, tetapi sayanngnya banyak yg menyalahgunakannya
Buat Mbak Ratna, Anda menginspirasi
semoga saya bisa menjadi seorang yang manfaat seperti Anda
Aamiin
duniabiza says
ya ampun mba Liza. Saya paling tak kuasa menahan haru membaca kisah2 begini. Selalu terbersit tanya, lalu apa yang sudah saya lakukan. SUngguh luar biasa menjadi Mba Ratna. Dan sungguh luar biasa orang-orang di luar sana yang dedikasi seperti Mba Ratna. Mba Liza tentu juga. Sampaikan salam dari saya ya mba untuk Mba Ratna. Dia memang peri. peri untuk negeri.
Diah says
MasyaAllah, Bu Ratna ini mulia banget. semoga Allah slalu melindunginya dan memberi rejeki yg lebih lagi.. Aamiin…
benar2 Ibu Peri ini.
Kaos Dhikr says
This is a real hero and the best women
semoga Bu Ratna terus diberikan kesehatan dan kekuatan.. Amiin
kamar tidur says
Begitulah realitas kehidupan yang pait ini, adapun obatnya ialah seperti Ibu Ratna.
Milda Ini says
salam kenal ya mba Ratna, dirimu kok keren banget ya
Ahmad says
sungguh mulia benar hati bunda ratna ini … semoga aku bisa berhati semulia beliau
gus bolang says
subhanallah sangat menyentuh mbak
teks anekdot says
tetap semangat mbak…. doaku selalu menyertai mu
Ratu SYA says
sangat menginspirasi 🙂