Puisi Untuk Mama
Mama,…
Aku ingin mempersembahkan sebuah puisi untukmu
Puisi cinta yang dulu sering kau terima dari papa
Tapi, kata-kataku tak seindah punya papa
Aku juga tak seromantis papa
Namun, kuingin mempersembahkan puisi ini untukmu mama
Aku tak tahu kata-kata apa yang harus kupilih untuk memulai
Bagaimana diksi yang pantas, aku pun bingung
Aku ingin mengumpamakanmu dengan berbagai majas yang dulu kerap papa utarakan padamu
Aku tidak bisa
Dan aku ingin mencoba
Mama,..
Kau bagaikan matahari
Yang selalu menerangi setiap ruang gelapku
Kau tetap tersenyum walaupun hujan mengaburkanmu
Walaupun malam menenggelamkanmu
Kau tetap menerangi hari-hariku
Karena engkau adalah matahariku
Mama,..
Kau menjadi inspirasi bagiku untuk terus bangkit
Kau menjadi pompa semangatku
Dan kau adalah hidupku
Aku tak tahu mama
Apa yang akan terjadi padaku
Jika Tuhan memisahkan kita
Mama,..
Aku ingin selalu bersamamu
Mendengar suaramu sepanjang waktu
Melihat senyum yang selalu terukir dari bibirmu
Aku sangat bersyukur pada Allah
Karena Dia telah melahirkanku dari rahimmu
Karena Dia telah menganugrahiku seorang mama sepertimu
Mama,..
Satu hal yang harus kau tahu
AKU AKAN SELALU MENCINTAIMU
sido says
baguuuuuuuuuss .. menyentu sekali.. hiks…. kepingin nangis.. hiks
sido says
kepingin nangis..hiks.. mama..
adn@n says
good words. pilihan katanya pas banget. keep writing…:)
adn@n says
Waalaikumsalam…
Thanks atas kunjungan balasannya…:)
Meski sudah banyak menulis, saya juga masih dalam proses belajar yang terus-menerus untuk memperbaiki kekurangan.
Apabila Lisa memang berminat untuk menulis skenario, Lisa bisa membaca tulisan saya mengenai teori penulisan skenario di blog saya : adnanscript.blogspot.com di situ saya juga menampilkan salah satu skenarioku yang pernah diproduksi dan ditayangin di SCTV dan diedarkan dalam bentuk vcd. Sekadar infomasi, itu adalah skenario pertama dan alhamdulillah sempat di masuk nominasi panasonic award lho, meski gak menang, lumayanlah masuk nominasi…:)
So tidak menutup kemungkinan, Lisa juga bisa seperti saya dulu, meski skenario pertama dan masih belajar, namun bisa langsung diterima masyarakat.
Okay, selamat datang di dunia tulis-menulis…:)
liza fathiariani says
oke mas adnan
maksih banayk ya
aR_eRos says
mama oh mama
hayuk posting lagi
KABASARAN says
SEPOTONG PUISI BUAT BUNDA
Buat Bundaku Yang Jauh di seberang Sana dan buat bunda-bunda lainnya.
Bundaku ,
Dalam manis dan lezatnya kehidupan
Cintamu ada dalam syukurku
Dalam pahit dan getirnya kehidupan
Kasihmu ada dalam Sabarku
Dalam sulit dan berlikunya jalan
Kompasmu ada dalam pikiranku
Dalam gesekan dan benturan pergaulan
Bijakmu ada dalam hatiku
Adakah cinta yang melebihi cinta sang bunda ?
Adakah kasih yang melebihi kasih sang bunda ?
Tidak seperti sang matahari yang masih menyisakan malam
Tidak seperti sang udara yang masih mengosongkan ruang hampa
Tidak seperti samudra yang masih menghamparkan daratan
Cintamu adalah sejati-jatinya cinta
Kasihmu adalah sebenar-benarnya kasih
Dalam darahku mengalir darahmu
Dalam dagingku menempel dagingmu
Dalam pikiranku menumpuk pintarmu
Dalam hatiku menggunung bijakmu
Harimu adalah hari-hari ku
Dalam kasih ku ada kasih mu
Tak satupun mampu memisahkannya
Tidak jarak, tidak waktu dan tidak juga dimensi
Setiap hari adalah hari-hari mu ,Bunda
leli says
Puisinya gak main main.. baguuus ^^
Baka Kelana says
Indah banget..jadi teringat Mama saya di Nanggroe
liza fathiariani says
Tq baka kelana
jufrizal says
Terima kasih ya liza, udah singgah ke blog aku. keknya kamu udah jadi bagian aku deh!!he..he..he..
gak berlebihan ko aku komentarin,puisi kamu mengigit banget!! tapi jujur aku blom baca sih!! nebak aja…
ko mau belajar feature? boleh. tapi gulanya juga dibawa sekalian ya!gak enak kan ko aku suguhin garam doang!!
senang bisa kenalan dgn liza.
o_chan says
Kalau aku jadi ibu, betapa senangnya punya anak seperti kamu.
cerpen kita
liza fathiariani says
makasih banyak ya jufrizal juga buat cerpenkita
cIa says
qUu tErhaRu mEnden9ar pUisI iNii……
ba9ussss b9t,,,pAss b9t bUuaT kHdPanDqUu……
Rach Alida Bahaweres says
Mba Liza, membaca puisi ini, seperti halnya membaca puisi mba DIni, membuatku langsung teringat almarhum Mama 🙁
Beruntunglah teman2 yang masih bisa ngobrol bercanda dengan mama ….
leli says
Puisinya sederhana, tidak bertele tele.. jelas maksudnya apa.
Terharuuu ^^
Saya dulu waktu masih kecil juga sering bikin puisi buat ibu. Dengan bahasa yang jauh lebih sederhana.
Nurul Fitri Fatkhani says
Ibu…akan selalu menjadi inspirasi buat anak-anaknya, ya, Mbak…
Jadi kangen ibu saya ….
ira duniabiza says
mamaaa…. oh mamaaa…
Sebuah puisi untuk mama memang tak pernah cukup ya mba.
Duh jadi rindu Amak di kampung…
Mamaaaa… kutitipkan doa lewat angin yang berhembus ke pucuk rindu,..
Helena says
Wow ini puisi dari tahun 2008? Selamat hari ibu!