Assalamualaikum sahabat blogger. Untuk yang mengikuti tulisan di blog liza-fathia.com pastinya sudah tahu kan kalau di laman maya ini saya juga mengulas profil para blogger yang saya rangkum di kategori Profil Blogger. Nah, kali ini, saya aka mengulas blogger yang setanah kelahiran dengan saya, Aceh, yaitu Alaika Abdullah.
Yuk, Kenalan dengan Alaika Abdullah
Nama Alaika Abdullah pastinya tidak asing lagi di telinga blogger Indonesia. Yup, blogger perempuan kelahiran Aceh ini memang sudah sangat lama berlalu lalang di dunia virtual ini. Yup, mbak Al, begitu ia sering dipanggil telah ngeblog sejak 2009, alias 11 tahun yang lalu.
Bagi Cutkak Al, panggilanku kepadanya (cutkak: kakak dalam Bahasa Aceh), blogging adalah sebuah bentuk terapi jiwa. A self healing method yang sangat ampuh dalam meredakan jiwa yang lelah. Menyejukkan hati yang sedang galau resah, dan menenangkan pikiran yang tadinya berkecamuk. Yup, menuliskan apa yang ada di pikiran ke dalam bentuk tulisan, pada umumnya akan memberi gambaran yang jelas bagi hati dan akal untuk melihat dengan jelas permasalahan, sehingga akan dapat kiranya akal merencanakan solusi yang tepat. Itu salah satu alasan mengapa Cutkak suka sekali menulis.
Berbekal keyakinan dan komitmen untuk menulis ini, mengantarkan sosok Alaika Abdullah menjadi seorang Srikandi Blogger 2013 versi ACER Indonesia dan Kumpulan Emak Blogger, yang diselenggarakan pada tahun 2013 lalu. Tidak hanya itu, Kak Alaika juga pernah menjuarai beberapa lomba menulis di blog [blog competition] dan juga diundang menjadi juri serta beberapa award lainnya.
Kiprahnya di blogosphere juga terlihat dari begitu familiarnya nama Alaika Abdullah di mata pencarian Google. Yup, ada 266ribu hasil pencarian jika kita mengetikkan “alaika Abdullah” di Google. Dan tentunya, yang nangkring di urutan pertama adalah blog alaikaabdullah.com, rumah mayanya kak Alaika.
Jika berkunjung ke alaikaabdullah.com, maka kita akan mendapatkan berbagai tulisan tentang keseharian perempuan berdarah Aceh ini. Bisa dikatakan, blog kak Alaika berniche lifestyle karena mengulas berbagai hal yang dianggapnya penting. Dan dari semua postingan kak Alaika, yang paling menarik menurut saya adalah rubrik Traveling yang ada di sana.
Pandemi Covid-19 membuat kita enggak bisa kemana-mana, lebih baik enggak kemana-mana, dan di rumah aja. Kalau lagi kangen traveling, membaca tulisan perjalanan adalah salah satu cara saya mengobati kerinduan itu. Dan saya sangat suka tulisan kak Alaika saat jalan-jalan ke Iran di tahun 2013 silam.
Jalan-jalan ke Iran bersama Alaika Abdullah
Mengapa saya tertarik dengan cerita perjalanan kak Alaika saat ke Iran? Karena pengalaman yang didapatkan oleh kak Al selama di sana menjawab berbagai pertanyaanku tentang Iran. Tentang ajaran Syiah yang berkembang di sana. Tentang kehidupan kaum Adam dan Hawanya. Tentunya juga tentang tempat wisata yang ada di sana.
Ketika mmebaca postingan berjudul Hello From Taheran, saya sempat takjub saat membaca paragraf:
“Well, lanjut ke waiting room, yang menurut papan display, kami kebagian gate numbe 205. Tapi membuatku jadi ragu begitu sampai di sana. Banyak sekali wanita cantik berwajah Arabia/Iranian gitu di sana, tapi pakaian mereka ini lho, celana jeans dengan kaos seksi bahkan backless! Apa ga salah nih? Pasti kita salah nih, Ndri, mungkin yang tujuan ke Tehran telah pindah gate. Check lagi gih!”
Dan paragraf berikutnya
Tiba waktunya landed, dan saatnya bersiap untuk turun. Di sinilah apa yang dikatakan adikku tadi bereaksi. Yeah, I am so surprised! Kebetulan aku duduk di kursi dekat gang, jadi berkesempatan untuk bisa bebas berdiri bahkan keluar lebih dulu. Tapi aku memilih untuk berdiri dan melihat-lihat sekitar. Para wanita berpakaian seksi tadi, kini telah berubah! Bukan jadi satria baja hitam lho! Tapi telah memakai jubah/mantel dan menutup kepalanya, ada yang dengan selembar selendang saja, ada yang membungkus ala jilbab Arabia. Wow! Begini rupanya.
Keherananku masih berlanjut ketika aku ke toilet. Tujuanku bukan untuk pipis, tapi hanya sekedar ingin lihat toilet di Iran itu gimana. Hihi.
Dan di sini, aku berkesempatanan ‘menonton’ dua wanita berpakaian seksi [entah dari penerbangan mana], sedang berganti kostum. Kaos ketatnya kini dilapisi jubah hitam panjang dan lebar. Praktis banget malah untuk menyembunyikan seorang anak kecil malah di dalamnya, haha. Dan kemudian, mereka pun melenggang dengan santainya. Begini rupanya. Begini rupanya. Hatiku pun manggut-manggut. Hihi. Dan aku sepakat banget, bahwa segala sesuatu itu memang harus dari hati. Bahkan konstitusi [hukum/syariah] pun, tak akan mampu mengikat warganya untuk senantiasa tunduk dan patuh untuk melakukannya. Mereka hanya akan taat di kala masih berada di wilayah hukum yang bumi yang dipijak, namun begitu berada di luar area itu, ya begitu deh! Jilbab pun terbang lepas, jubah masuk tas, dan jadilah wanita-wanita seksi yang mencuri pandang siapa pun. 🙂
Pengalaman wisata kak Alaika dan keluarga ke Iran bisa dibilang berbeda dari yang lain. Jika banyak traveller yang memilih Isfahan dan beberapa tempat keren lainnya, tetapi kak Alaika malah ingin melawan arus. Iran adalah sebuah negeri yang ‘unik’. Penganut paham Syiah Itsna Asyariyyah atau Syiah Imam Dua Belas. Desas desus tentang paham ini begitu bergema dan sering menjadi buah bibir. Rasanya sungguh disayangkan jika setelah menginjakkan kaki di negeri ini, kak Al tak memanfaatkan waktu untuk meng-eksplorasi kabar ini secara langsung.
Tidak hanya kak Al dan keluarga yang penasaran dengan Iran dan Syiahnya lho, saya dan banyak pembaca blog kak Alaika lainnya juga.
Di postingan Iran si Negeri Syiah Sejati, berbagai pertanyaan tentang ajaran Syiah di Iran terjawab sudah. Berikut saya kutip beberapa ya:
Benarkah kaum Syiah melaksanakan shalat tiga kali sehari? Azan hanya terdengar tiga kali sehari? Dan mesjid telah dikunci rapat usai mereka laksanakan shalat Maghrib?
Mas guide menjawab pertanyaan demi pertanyaan sensitif yang kami ajukan dengan baik dan terbuka. Jawaban yang walau telah kami duga benar adanya, tetap saja membuat kening kami sedikit bertaut. Ternyata memang benar, mostly kaum Syiah ini melaksanakan shalatnya tiga kali sehari. Yaitu pada pagi hari [Subuh], pada siang hari [Zuhur dan Ashar] dan pada malam hari [Maghrib dan Isya]. Namun jumlah rakaatnya, tetap 2, 4, 4, 3 dan 4, seperti yang kaum Sunni juga lakukan [tentang jumlah rakaat]. Mas guide menyatakan bahwa sebenarnya mereka tetap melaksanakan shalat lima kali sehari, tapi di dalam tiga waktu, yaitu pagi, siang dan malam. Namun, tambahnya, ada juga kaum Syiah Iran, yang taat shalat lima kali sehari sebagaimana layaknya dilakukan oleh kaum Sunni, tapi tidak secara berjemaah di mesjid-mesjid, melainkan secara personal. Mengapa ada yang demikian?
Karena, mereka mencontoh Rasulullah yang pernah menjamak shalat dalam situasi tidak sedang musafir, atau tidak sedang dalam situasi ketakutan atau hujan, atau situasi darurat lainnya. Alasan Rasulullah melakukan penjamakan itu adalah untuk tidak menyulitkan umatnya. Namun, Rasulullah sendiri senantiasa berusaha untuk mengutamakan shalat lima waktu ketimbang menjamaknya..
Benarkah kaum Syiah (Iran) itu kalo shalat senantiasa meletakkan Turbah/batu kecil (yang terbuat dari tanah Karbala) di bagian kepala sajadah untuk disujudi?
Benar, itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat Syiah Iran, yang senantiasa meletakkan batu tersebut [turbah] untuk menyentuh dahi mereka pada saat mereka bersujud.
Mas guide dan beberapa sumber lainnya yang sempat kami tanyai di Hazrat Fatima al-Ma’sum [Fatime Mesume Shrine] di kota Qom, menjawab seperti ini:
Dalam hal aqidah, kami sama dengan Sunni dan umat muslim lainnya, hanya menyembah Allah SWT, tidak menyembah makhluk-Nya, apalagi menyembah batu atau tanah. Jika kaum Sunni dan muslim lainnya bersujud kepada Allah di atas kain sajadah, maka kami bersujud kepada Allah di atas turbah, di atas tanah. Di situ saja perbedaannya. Persamaan keduanya adalah sama-sama menggunakan suatu media untuk alas bersujud, begitu kan? 🙂
Mengapa turbah? Karena turbah dianggap sebagai pengganti tanah, karena bagi kami sujud harus benar benar dilakukan di atas tanah murni atau apa yang tumbuh diatas tanah tersebut, asalkan tidak dimakan atau dipakai. Jadi, jika kami sedang berada di luar negeri, di mana turbah tidak tersedia atau terlupa untuk kami bawa, maka kami menggunakan benda lainnya yang berbahan dasar/terbuat dari alam, seperti tissue, kertas, dan lain-lainnya sebagai alas.
Bagaimana pandangan kaum Syiah [Iran] terhadap shalat Jumat? Apa benar kaum Syiah Iran menganggap shalat Jumat itu tidak wajib dilaksanakan? Dan jika pun melaksanakan shalat Jumat, maka tetap harus melaksanakan shalat Zuhur?
Hm, this question required a long answer! Jawabnya seraya tersenyum, tapi kemudian si Mas guide malah diam sejenak. Mungkin sedang mencoba menjawab dengan bijak. 🙂 Lalu, si mas yang tampan ini mulai menjelaskan, bahwa memang banyak sekali yang menuding demikian. Dan pada kenyataannya, banyak sih lelaki-lelaki Iran yang tidak ke mesjid untuk shalat Jumat. Tapi itu bukan berarti bahwa shalat Jumat itu tidak wajib. Namun, pelaksanaan shalat Jumat di Iran memang unik. Tidak seperti di negeri-negeri muslim lainnya, di mana shalat Jumat di laksanakan di mesjid-mesjid desa, kota atau di mana pun. Nah, kalo di Iran, setiap kota hanya menyediakan satu tempat untuk ibadah shalat Jumat. Misalnya, untuk di Tehran, pemusatan shalat Jumat adalah dilakukan di Universitas Tehran. Lebih uniknya lagi, jemaah shalat Jumat ini, tidak terbatas pada kaum pria saja, namun juga diramaikan oleh kaum wanita. Jadi bisa dibayangkan, betapa ramainya arena shalat Jumat yang hanya terpusat di satu tempat [Universitas Tehran] ini, menampung penduduk kota Tehran yang populasinya mencapai 12 juta jiwa, dan hari Jumat adalah hari libur di sana, sehingga kesempatan untuk bersiap-siap untuk shalat Jumat menjadi lebih besar bagi orang-orang yang meyakini keutamaan shalat Jumat. Apalagi, pemerintah Iran, menyediakan angkutan-angkutan umum/bus jemputan untuk menjemput jemaah yang berada jauh dari tempat ibadah. Jadi kalo dikatakan bahwa tidak wajib shalat Jumat di Iran, rasanya kurang tepat. Begitu jawaban diplomatis dari mas guide. 🙂
Bagi teman-teman yang ingin membaca lebih jelas pengalaman kak alaika selama di Iran bisa langsung di postingan Kak Alaika di sini
Menarik sekali bukan cerita perjalanan kak Al selama di Iran. Mata saya terbuka lebar setelah membaca postingan tersebut dan banyak sekali informasi yang bermanfaat di dalamnya.
Bagi teman-teman yang ingin mengenal kak Alaika, yuk follow sosial medianya
Email: alaikaabdul@gmail.com
Instagram: @alaikaabdullah
Twitter: @alaikaabdullah
seva pusat mobil murah says
keren kaka alika
Jiah Al Jafara says
Aku udah kenal Mbak Al (Sok kenal) sejak lama. Dari zaman-zaman masih pakai gratisan, hahaha. Aku juga punya novelnya. Sayangnya belum ketemu secara langsung
Efi Fitriyyah says
Aku pernah bca postingan Mbak Al tentang Iran ini. pas baca postingan Mak Liza berasa dejavu jadinya. Btw aku pernah juga lihat perempuan orang arab lagi touch up di wc mall (dia pake abaya sih) dan cantiiik banget. Abis touch up dia pasang cadar dan cuek melenggang. Aku sama pengunjung lain sampe saling tatap-tatapan lho. Ga kenal tapi kayak bahasa tubuh kayak mau bilang, cantiiiik banget
Farida Pane says
Betul sekali. Kisah mbak alaika yang ini sangat bikin penasarn untuk membaca dengan teliti sampai tuntas, ya.
Mugniar says
Wah saya terlewat kisah jalan-jalan Kak Al ke Iran. Yang ke Turki tempo hari saya baca. Terima kasih sudah mengulas di sini, Liza.
naniknara says
Pernah beberapa kali juga berkunjung ke blog mbak Al, tapi tulisan tentang Iran ini belum pernah saya baca. Jadi penasaran pengen baca kisah selengkapnya
Dian E. Suryaman says
Wah menarik banget loh fakta-fakta Iran yang diceritakan kak Al..apalagi terkait Sunni dan Syiah ya… Saya udah lama follow medsos kak Al…Ada beberapa grup juga sama kak Al…tapi emmang cerita unik lebih banyak bisa kita dapatkan di blognya…
Dedew says
Wah, Kak Al mainnya jauh ya sampai ke Iran, pengalaman berharga banget bisa ke sana..mampir ah ke blognya…
Dian says
Wah keren sekali kak Al ini…
Uda jalan jalan kemans mana
lendyagasshi says
Kangeeen kak Al…
Suka banget sama tulisan kak Al yang penuh energi positif, membuat para pembaca penasaran dan membaca lagi dan lagi tema-tema yang segar.
hidayahsulistyowati says
Aku baca juga artikel mba Al yang traveling ke Iran, udah lama banget sih. Jaman ngeblog masih suka suka, dan saling berkunjung membaca artikel di blog teman.
Dan artikel tentang Iran memang menarik karena mengupas banyak hal yang selama ini hanya jadi pertanyaan
andyhardiyanti says
Wihh banyak juga yaa yang cari kata kunci Alaika Abdullah. Apa saya buat juga nih tulisannya? wkwkwk. Sama nih, saya juga suka postingannya mbak Al pas jalan jalan ke Iran.
Ade UFu says
Wah menarik banget ya, Mba bacanya. Saya pun kaget pas baca tentang wanita seksi berubah menjadi ksatria baja hitam. Ooogitu toh rupanya.. begitu pun baca soal sholat dan alat sholatnya jadi mau kesana. Btw, Saya baru tau loh kalau mba Alaika itu org Aceh. Saya pikir org bandung.
herva yulyanti says
huah ga sangka ternyata Mba Al pernah ke Iran nih, mantul ya mba aku udah ketemu mba Al dan ga nyangka aja udah pernah ke sana hehehe
Elly Nurul says
baru dikasih liat beberapa bait aja, aku udah tertarik banget untuk baca keseluruhan cerita perjalanan Mbak Al selama di Iran dan pasti banyak informasi yang bermanfaat dalam tulisan mbak al tersebut ya
Liswanti says
Aku baru tahu tulisan mba Al yang Iran, mau baca keseluruhannya ah. Menarik ini, biar tahu juga
duniabiza says
Salah satu postingan di blog Mba Alaika yang menarik ya soal perjalanan dan pengalaman selama di Iran. Banyak insight menarik dari tulisan2 beliau. Ceritanya luwes dan pemilihan katanya menarik. Ah jadi ingat udah lama ga mampir ke blog Mba Alaika… Cuss ah…
Milda Ini says
Wow, the review is complete and interesting so you know more about the other side of Mba Alaika. if you are an older sister from Aceh, what’s we should call
Andiyani says
Btw mak, aku pun penasaran dan banyak pertanyaan terkait syiah, seperti pertanyaan shalat mereka, tentang hijab dll
Adriana Dian says
akupun kenal sama kak Al, blognya keren, blogger panutan dari BPN yaaa.. Dah lama juga nih ga mampir ke blog kak Al, abis ni mau mampirin aaaah.. hihi.
Sri Widiyastuti says
Wajah Mba Al itu mirip banget dengan kakak sepupuku, tapi da berdarah Padang. Tapi mirip hehe
btw saya juga sudah kenal dengan mbak Al, pernah juga jumpa sekali di acara Uricran dan beliau ramah banget dan humble.
ainunisnaeni says
Iran negara yang masuk wishlist kesekian untuk dikunjungi
baca blog mba liza, jadi keinget kalau aku udah lama nggak berkunjung ke rumah mayanya