Ramadhan tinggal sejengkal. Tidak sampai satu hari bulan suci itu akan tiba. Berbahagiakah kita menyambutnya? Tentu, kesumringahan hadir ketika aroma bulan yang penuh ampunan itu hadir. Ketika meugang dilaksanakan. Maka jelaslah ramadhan akan datang dua hari kemudian.
Meugang, sebuah tradisi masyarakat Aceh menyambut bulan turunnya Al Quran. Di setiap rumah tercium aroma daging yang dimasak dengan aneka resep. Rendang, kari, sup, masak puteh, ah beragam bau rempah-rempah terhirup indra penciuman.
Pagi Senin yang ditemani rintikan hujan dan udara dingin, pasar Tangse telah ramai oleh mereka yang menjual daging kerbau dan mereka yang membeli. Harganya tidak melonjak meski BBM naik. Para pembeli hanya merongoh dompet sebanyak seratus dua puluh ribu rupiah. Sama seperti meugang sebelumnya. Dan ketika hari beranjak meninggalkan siang, berton-ton daging telah laku terjual.
Meugang telah dilaksanakan dan esok ramadhan datang. Suka citakah kita? Saya yakin, semua kita bergembira menyambut datangnya bulan penuh ampunan. Lantas apa yang kita harapkan dari ramadhan? Mampukah kita menyucikan diri di dalamnya? Menghapus segala perbuatan tercela dan dibenciNya? Insyaallah. Kita pasti bisa.
Apa yang menjadi target di bulan mulia ini? Ah, malu rasanya jika saya menargetkan banyak hal yang harus saya tempuh. Malu jika nanti hanya tanda palang yang tertera saat saya mengevaluasikannya kembali. Saya hanya ingin lebih baik dan tidak ingin menunda-nunda kebaikan. Fastabiqul khairat. Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Begitu titah sang Maha Kuasa. Tak jarang, seruan Tuhan saya abaikan. Menunda-nunda seakan telah menjadi bagian hidup saya. Menunda shalat ketika waktunya tiba. Menunda menyelesaikan tugas karena deadlinenya masih lama. Padahal, selama saya menunda setiap hal yang harus saya lakukan, saya malah tidak melakukan apa-apa. Dan pada ramadhan kali ini, saya ingin menjadi hamba yang fastabiqul khairat dengan tidak lagi menunda shalat dan berbagai kewajiban lainnya. Amiin.
Dan pada akhirnya saya menucapkan Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga Allah senantiasa menerima setiap amal ibadah yang kita perbuat. Maafkanlah segala khilaf dan dosa. Entah itu karena lisan yang tidak terkontrol saat berucap atau tulisan yang menimbulkan sakit hati saat dibaca. Mari kita mensucikan diri di bulan nan penuh ampunan ini.[]
Lidya says
Selamat menjalankan ibadah puasa ya mbak
Liza Fathia says
Sama2 mbak lyd
Lidya says
Mbak maaf kalau bumbu mie aceh itu dijual ya disana? harganya berapa? 🙂 pingin beli
Uncle Lozz says
saya enggak dibelikan juga mbak Lid 🙂
Liza Fathia says
Hehehehe.beliin untuk mas loz juga mbak lyd
Liza Fathia says
Iya mbak. Harganya 5ribu-10ribu tergantung kita Maunya berapa. Mbak lyd mau beli? Nanti saya tanyakan ada bumbu yg dijual kering or tdk. Tapi ada loh sodara liza di bekasi yang jual mie aceh, biasanya kalau kita mau beli dikasih
Moersalijn says
Kami disini tak perlu masak daging, karena sudah tersedia di masjid tempat kami berbuka nanti :p
Liza Fathia says
Ya lah, anda enak puasa di jerman. Kami lebih enak lagi
Insan Robbani says
Selamat menunaikan ibadah puasa ya mbak Liza
mohon dimaafkan diriku atas segala salah dan khilaf
Liza Fathia says
Iya mas insan. Maaf lahir batin juga
Uncle Lozz says
Selamat Ramadhan mbak Liza..
Aceh udah sahur belum enggak ya?
Liza Fathia says
Ini baru selesai sahur uncle