Kalau jalan-jalan ke Malaysia, saya yakin teman-teman pasti tidak pernah melewatkan Pusat Kota Kuala Lumpur atau dikenal Kuala Lumpur City Center (KLCC). Belum sah datang ke Malaysia kalau belum melihat langsung Menara Petronas alias Twin Tower. Kalau sudah ke Twin Tower tentunya kita pasti akan singgah di KLCC Park yang sangat indah.
Di taman ini kita bisa duduk-duduk santai di tepi danau, sambil menikmati rerumputan nan hijau, mengagumi cakrawala kota, atau menjelajahi pemandangan dramatis di tengah hiruk pikuk kota Kuala Lumpur. Dan yang membuat KLCC Park semakin indah di mata wisatawan adalah pertunjukan air mancurnya. Melihat atraksi dancing water di KLCC Park adalah salah satu momen berharga yang selalu saya tunggu-tunggu setiap kali bertandang ke negeri jiran ini.
Baca juga: Sehari di Kuala Lumpur, Enaknya Kemana Aja, Ya?
KLCC Park, Tempat Rekreasi Populer di Kuala Lumpur
KLCC Park adalah sebuah mahakarya yang sangat popular dan dirancang oleh seorang seniman dunia yang ahli dibidang lanskap. Dia adalah Roberto Burle Marx. Seniman yang berasal dari Brasil ini berhasil merancang taman seluas 50 acre (20 hektar) yang kini menjadi tujuan rekreasi populer di Kuala Lumpur baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan mancanegara. Di lahan ini terdapat taman bermain dan hiburan untuk anak-anak, kolam jet bertekanan tinggi, jalur pejalan kaki dan joging, patung hijau, dan hamparan rumput.
Melihat Atraksi Dancing Water di Depan Twin Tower
Saat berkunjung ke Suria KLCC, matahari sudah mulai terbenam dan azan magrib sudah terdengar. Saya dan suami pun menumpang shalat di mushalla yang ada di sana. Setelah itu, kami pun keluar ke KLCC Park dan melihat para wisatawan yang berasal dari berbagai negara telah memadati taman yang terletak di selasar Menara Kembar tersebut.
Saya dan Bang Thoenis pun mengambil tempat di depan danau buatan yang di dalamnya terdapat air mancur yang disinari dengan lampu berwarna-warni. Tidak lama kami meluruskan kaki di depan kolam tersebut, air mancur di dalamnya bergerak layaknya ombak di lautan. Pancaran lampu yang beraneka warna semakin memperindah suasana.
“Enggak sia-sia kita kesini ya, Bang,” seruku. Ya, meskipun saya sudah pernah bertandang ke Menara Petronas, tapi saya belum pernah melihat atraksi water fountain seindah ini.
Dari situs Suria KLCC saya mendapatkan informasi jika pertunjukan air mancur KLCC berlangsung siang dan malam setiap hari: mulai pukul 12 siang hingga 14:00, dan pukul 18:00 hingga 23:00 selama hari kerja . Pada hari libur nasional dan akhir pekan, atraksi air mancur itu dimulai pukul 10:00 hingga 12 tengah malam.
Kita dapat menonton pertunjukan pada siang hari setiap hari jika tidak punya waktu untuk menyaksikan pertunjukan malam. Namun, pertunjukan air mancur KLCC akan jauh lebih megah dan mengesankan di malam hari. Atraksi air mancur di malam yang tidak hanya menampilkan lampu warna-warni, air mancur menari yang indah, tetapi juga musik yang indah untuk dinikmati. Pertunjukan ini sering dimulai pada jam 8 malam, 9 malam & 9.45 malam.
Ohya, pertunjukan dancing water di KLCC Park ini gratis, dan kita bisa mengagumi momen yang tidak terlupakan ini sesuka hati. Mau foto selfie, ngevlog, silahkan. Tidak perlu bayar.
Ketika kami berdua sibuk mengabadikan keindahan pertunjukan air mancur itu, tiba-tiba mulut kami ternganga dan spontan kami ikut bertepuk tangan seperti pengunjung lainnya saat melihat pancuran air yang berjumlah puluhan itu menari mengikuti irama musik yang diputar lewat pengeras suara. Saat lagu Habibi ya Nurul Aini didendangkan, maka air mancur itu menari layaknya seorang dancer yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya dengan lentur di atas panggung mengikuti alunan musik. Pun demikian ketika alunan musik My Heart Will Goon diputar, tarian air tersebut membuat suasana hati menjadi mellow sambil membayangkan film Titanic yang menguras air mata.
Usai ternganga menyaksikan keindahan dancing water, kami pun kembali ke dalam mall KLCC. Sebelum kembali ke penginapan ada beberapa hal yang ingin kami lalukan dan salah satunya adalah masuk ke dalam swalayan yang bernama i-Setan.
Minimarket asal Jepang itu benar-benar menarik perhatian kami karena namanya Setan. Ketika memasuki ke dalam, minimarket ini hampir sama saja dengan swalayan kebanyakan yang menjual beragam kebutuhan sehari-hari. Karena berasal dari Jepang, maka di bagian makanannya terdapat beraneka makanan Jepang seperti sushi. Selain itu ada juga makanan Korea seperti kimchi. Karena tidak suka dengan makanan seperti itu, kami hanya membeli beberapa Yougurt seharga 2 RM dan air mineral.
Sambil menunggu Bang Thoenis membayar di kasir, saya sempat berkenalan dengan seorang ibu bernama Yuliana. Yuliana adalah turis yang berasal dari Sudan. Sama seperti saya, dia sedang menunggu suaminya membayar belanjaan mereka di kasir.
Sebelum pulang, Bang Thoenis mengajakku singgah di café yang terletak tepat sebelum pintu keluar di KLCC. Café itu menjual makanan khas Malaysia seperti Nasi Lemak dan Teh Tarik. Namun, tahu sendiri kan harga makanan di mall, mahaal. Bang Thoenis terlihat mengambil bungkusan dalam daun yang terletak tepat di depan kasir.
“Adek ambil aja satu. Mau nasi atau bihun?” tawarnya. Saya pun melihat bungkusan tersebut, ternyata itu adalah nasi lemak porsi kecil yang kalau di Indonesia miri nasi kucing dan juga bihun porsi anak TK. Harganya lumayan murah, hanya 2 RM perbungkus. Karena masih kenyang dengan shawarma, saya pun mengambil bihun sedangkan Bang Thoenis mangambil nasi.
“Begini memang kalau mau jalan-jalan hemat. Harus tahu makanan apa saja yang mengenyangkan tapi murah,” ujar Bang Thoenis.
Kami lalu duduk di posisi paling susut di cafe, sambil saling mencicipi menu bungkusan yang kami miliki. Untuk minumannya, kami sudah memiliki yogurt dan air mineral yang kami beli di i-Setan.
Leave a Reply