“Kesehatan adalah mahkota di kepala orang yang sehat. Ia tidak terlihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.” Pepatah Arab.
Siapa sih yang tidak ingin sehat? Saya dan teman-teman sekalian pasti kepingin hidup dalam keadaan sehat walafiat sepanjang hayat. Beragam cara akan kita tempuh agar nikmat sehat itu tetap terjaga. Mulai dari makan-makanan yang bergizi, olah raga teratur, dan menghidari konsumsi makanan serta tindakan yang menyebabkan kita jatuh sakit. Namun, apa daya kalau setelah kita begitu telaten menjaga tubuh kita, tiba-tiba pada keadaan tertentu kita tetap harus masuk rumah sakit dan dirawat di sana.
Ketika sakit, kita pasti menginginkan pelayanan yang memuaskan. Namun, ketika berbicara tentang kepuasan, otomatis ada harga mahal yang harus dibayar. Seperti yang dijelaskan dalam artikel Perkiraan Biaya Perawatan Medis di Indonesia yang dilansir dari situs liveolive.com menyebutkan bahwa beberapa orang rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari pihak rumah sakit. Itu juga yang menjadi alasan bagi Butet ketika memilih layanan rumah sakit. Saat terkena penyakit tipes beberapa waktu lalu, ia memilih menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta Selatan dengan tarif Rp 750.000 di kelas 1 per hari. Tarif rawat inap di rumah sakit ini memang tergolong lebih mahal jika dibandingkan dengan RSCM yang memasang biaya Rp 490.000 per hari di kelas yang sama. Sama seperti Butet, salah satu saudara saya saat didiagnosa dengan Hepatitis A pun bertindak demikian. Demi mendapatkan pelayanan yang memuaskan, ia mau mengeluarkan uang lebih banyak dengan memilih dirawat di rumah sakit swasta. Sebenarnya, bisa saja ia memilih rumah sakit umum pemerintah yang biaya rawatannya lebih murah. Namun, jumlah pasien pasien di rumah sakit umum sangat banyak dengan kasus yang sangat gawat. Tidak jarang, ada pasien yang tidak memiliki ruangan untuk mendapat perawatan.
Di sinilah asuransi kesehatan diperlukan. Dulu, saya sering menganggap remeh karena Alhamdulillah saya belum pernah dirawat di rumah sakit. Pada kenyataannya asuransi kesehatan tidak hanya diperlukan oleh orang yang sering sakit-sakitan tetapi juga menjadi perlindungan bagi mereka yang sehat. Kita tidak bisa menebak atau memastikan kapan “si sakit” itu akan menimpa meskipun kita menjaganya dengan sangat baik. Syukurnya jika saat itu kita memiliki uang yang cukup, tapi akan berbeda ceritanya jika suatu hari nanti saya atau Anda jatuh sakit sedangkan uang sudah tidak ada lagi. Jadi, agar kesehatan kita tetap terlindungi, kita harus menjaga tubuh dengan makanan bergizi, olahraga yang teratur, serta menyiapkan asuransi kesehatan. []
Lusi says
Iya nih, mentang2 masih ditanggung perusahaan suami, belum mikir asuransi. Padahal penting itu.
Liza Fathia says
iya kak lusi. saya dulu sebelum menikah masih punya askes, sekarang ngga punya jaminan apa-apa. ada sih Jaminan Kesehatan Aceh, tapi yang namanya gratisan pasti banyak peminat dan kalau banyak orang ya harus bersabar-sabar
moer says
wah, udah ol lagi ya mbak? mantap nih tulisannya…
arip says
Ya, dua kenikmatan yg sering dilupakan manusia. Kesempatan dan kesehatan.
Preventif lebih murah ketimbang kuratif.
Liza Fathia says
Benar banget. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, betul?
arip says
Betul banget. Kan harus jaga sehat sebelum sakitmu.
acehtraveller says
jadi terpikir untuk buat asuransi juga ya Liz
Liza Fathia says
yup. benar banget