Sejak putri kami, Naqiya masih dalam kandungan, saya dan suami sudah bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuknya. While breastfeeding may not seem the right choice for every parent, it is the best choice for every baby, (Amy Spangler). Ya, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Dengan segala nutrisi yang terdapat di dalamnya tidak salah kalau ia disebut sebagai food from God. Namun, menyusui ternyata tidak segampang yang saya duga. Dulu saya berpikir menyusui itu mudah apalagi saat melihat ibu-ibu yang dengan santainya mentransfer ASI kepada buah hati mereka. Sekarang, ketika berada di posisi mereka, persepsi saya ternyata salah besar. Memberikan ASI itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menyusui itu butuh usaha. Tiba-tiba, saya teringat akan perjuangan mamak saat menyusui saya sampai 2 tahun, ah, jadi makin sayang padanya.
Karena melahirkan secara sectio caesaria, selama sehari gerak-gerik saya masih terbatas. Keesokan harinya saya baru bisa menyusui Naqiya sambil berbaring. Tapi, ternyata menyusui itu tidak hanya sekadar memasukkan puting ke dalam mulut bayi lalu secara spontan ASI keluar. Pemahaman saya selama ini sungguh salah. ASI saya tidak keluar sama sekali. Mirisnya lagi, saya tidak pernah melakukan breastcare saat hamil sehingga pori-pori yang ada di puting susu masih tersumbat. Syukurnya, saya memiliki suami yang berlatar belakang medis, dengan cekatan ia melakukan pijat laktasi sampai akhirnya setetes demi setetes colostrum keluar.
Drama menyusui belum usai dengan keluarnya colostrum. Ketika mencoba menyusui Naqiya, saya tidak tahu bagaimana posisi menyusi yang benar. Ditambah lagi puting saya sangat flat sehingga menjadikan menyusui yang seharusnya sangat menyenangkan malah sangat menyiksa. Keluarga menyarankan untuk memberikan sufor saja, mereka kasihan melihat Naqiya yang mulai kuning dan saya yang kesakitan. Sufor? Big No! Suami sangat menentang usulan Itu begitu pun saya. Kami yang masih dangkal pengalaman akhirnya browsing di internet. Dan Google dan Youtube juga juaranya, lewat video, saya belajar bagaimana menyusui yang benar, baik itu posisi bayi, dan cara agar flat nipple tetap bisa menyusui dan tidak lecet. Alhamdulillah, ASI saya mencucur deras dan Naqiya sangat bahagia.
Karena tidak bekerja, saya tidak pernah memompa ASI untuk stok. Buat apa? Toh saya akan bersama terus dengan Naqiya. Tapi, setelah sebulan berlalu, ternyata saya diterima menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintah yang seleksinya saya ikuti saat masih hamil. Hanya selang dua hari setelah pengumuman, semua calon pegawai sudah harus masuk kerja.
Busui mulai bingung. Kalau saya berkerja, bagaimana dengan Naqiya? Hampir saja saya mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut, tapi tahu sendiri kan kalau kita sudah diterima menjadi pegawai negeri lalu mengundurkan diri, maka sanksi berupa denda sebesar 200 juta imbalannya. Dari mana uang sebanyak itu? Saya pun berdiskusi dengan suami serta orang tua sampai akhirnya saya tidak jadi mengundurkan diri. Seharusnya saya bersyukur karena ini adalah rezeki lain yang Tuhan berikan kepada keluarga saya setelah kehadiran Naqiya.
Bagaimana dengan Naqiya saat saya bekerja nanti? Mamak bersedia menjaga Naqiya. Lalu dengan ASI? Masalah baru pun datang. Lagi-lagi keluarga menyarankan saya untuk memberikan sufor walau saya sudah menjelaskan panjang lebar tentang manfaat ASI dibandingkan dengan susu formula. Lalu, bagaimana saya tetap menyusui sedangkan dua hari lagi saya sudah bekerja. Hampir saja saya setuju untuk memberikan sufor tapi suami lagi-lagi mengingatkan, “Dik, adik bekerja untuk Naqiya, kan? Kita sama-sama nyari rezeki untuk anak kita. Tapi untuk apa punya banyak uang, sedangkan kewajiban utama Adik sebagai ibu untuk menyusui Naqiya tidak dijalankan. Apa enggak sedih Naqiya kecil? Sudah ditinggal kerja sama mamanya eh dapat susu formula juga.”
Berdua dengan suami, kami kembali browsing di internet tentang cara agar dapat memberikan ASI meski sibuk bekerja. Maklum, saya tidak punya kenalan yang memberikan ASI saat bekerja, kalau pun ada, mereka biasanya pulang sebentar untuk menyusui. Tapi jarak anatara rumah dan kantor saya lumayan jauh dan tidak mungkin bisa pulang pergi. Akhirnya kami pun mendapat pencerahan lewat cerita-cerita working mom lain di forum ibu menyusui. Solusinya adalah dengan melakukan pumping.
Pumping, Pumping, Pumping
Tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI untuk bayi. Apalagi jika alibi yang digunakan adalah bekerja dan tidak ada stok ASI di rumah. Sebelum mulai bekerja, saya masih memiliki dua hari libur. Dua hari itu betul-betul saya manfaatkan untuk membeli perlengkapan pompa ASI, mulai dari breastpump, botol dan plastik untuk menyimpan asi perah, cooler bag, dan juga ice gel. Dalam dua hari itu pula saya mulai memompa untuk stok.
Karena sebelumnya tidak pernah memompa ASI, maka saya benar-benar stres ketika melihat ASIP yang berhasil saya pompa hanya sedikit. Badan juga mulai pegal-pegal karena harus memompa. Give up? Lagi-lagi tidak. Percuma saya menjuluki diri saya sebagai wanita yang pemberani dan pantang menyerah jika langsung menyerah. Suami pun menenangkan dan memberikan motivasi untuk saya. Walhasil, Ketika saya mulai rileks, hormon oksitosin pun terangsang, dan ASIP pun sedikit demi sedikit memenuhi botol. Setiap selesai menyusui, saya langsung memompa. Proses pompa dan menyusui saya lakukan secara bergantian antara payudara kanan dan kiri. Jika Naqiya nenennya sebelah kanan, maka yang saya pompa sebelah kiri. Jadi dalam dua hari itu, saya bisa mengumpulkan dua botol @100cc ASI. Cukup untuk persediaan setengah hari.
Masuk kerja, saya pun mencari-cari tempat yang bisa saya gunakan untuk memompa. Syukurknya, Ibu kepala kantor yang mengetahui saya baru melahirkan dan sedang menyusui, menyuruh saya untuk memompa ASI di kamar mandinya saja. Soalnya kamar mandinya lebih besar dan lebih bersih. Selain itu, tidak ada yang masuk selain beliau sendiri. Jadi, saya pun bisa dengan leluasa memompa. Setiap jam 10, jam 13, dan jam 15 , rekan-rekan kantor sudah paham jika saya masuk ke kamar mandi pimpinan. Apalagi kalau bukan untuk pumping 🙂
Awal-awal kerja, suami selalu menjemput ASI saat siang hari. Karena persediaan ASI hanya cukup untuk setengah hari. Tapi lama- kelamaan, suami tidak perlu lagi repot-repot menjemput ASI karena stok di kulkas cukup untuk minum sehari. Karena tekad untuk tetap memberikan ASI pada Naqiya, rasa pegal saat memompa pun sirna. Kulkas yang sehari-harinya hanya berisi 4 botol ASiP yang hanya cukup untuk sehari, perlahan mulai banyak. Jadi, ketika saya mendapat tugas keluar kota dan tidak bisa membawa Naqiya ikut serta, persediaan ASI masih ada dan Naqiya tetap bisa mimik susu. Saat berada di luar kota pun saya tetap memompa ASI sehingga ketika pulang ada oleh-oleh ASIP untuk putri kecilku tercinta.
Alhamdulillah tepat di tanggal 31 Maret 2015 usia Naqiya genap lima bulan. Itu artinya sebulan lagi sang putri akan lulus S1 ASI Eksklusive. Eits, itu bukan berarti predikat saya sebagai e-ping mom telah berakhir, ya 🙂 Selama Tuhan masih mengalirkan ASI di tubuh ini, InsyaAllah Naqiya harus lulus S2 dan S3. Amiin.
If a multinational company developed a product that was a nutritionally balanced and delicious food, a wonder drug that both prevented and treated disease, cost almost nothing to produce and could be delivered in quantities controlled by the consumers’ needs, the very announcement of their find would send their shares rocketing to the top of the stock market. The scientists who developed the product would win prizes and the wealth and influence of everyone involved would increase dramatically. Women have been producing such a miraculous substance, breastmilk, since the beginning of human existence…”– Gabrielle Palmer, in The Politics of Breastfeeding, London: Pandora Press, 1988, page 1.
Rinrin Irma says
Naqiya hebat, punya Mama & Papa yang juga hebat…
Liza Fathia says
Amiin. Semoga naqiya jadi anak salihah ya teh
Fardelyn Hacky says
Luar biasa Liza.
Pantas Naqiya cantik ya, hahaaaa *gak nyambung 😀
Liza Fathia says
Heheheh… Habis, mirip emaknya kak
Lidya says
Selalu ada jalan ya mbak kalau berniat memberikan ASI.
Liza Fathia says
Iya mbak lyd…
Edy BiGpoweR says
cntik. anak nyo Doktr. wajah nya campuran. indo.
Liza Fathia says
Alhamdulillah makasih mas edy
Annisa Steviani says
maaakk, ini mah bukan e-ping atuh namanya. naqiya tetap menyusu langsung kan ya kalau dirimu pulang kerja? kalau e-ping itu exclusive pumping, bayi nggak menyusu langsung dari payudara ibu karena satu dan lain hal. bayi minum asi tapi pakai media lain selain payudara.. 🙂
Liza Fathia says
Berarti enggak exklusive ya mak? Ok, segera dikoreksi 🙂
fanny fristhika nila says
wah…hebat…kakakku termasuk yg bisa ngasih asi ampe usia anaknya 2.5 thn… aku mah cuma bertahan 1 bulan … jujurnya krn emg ga niat sih mba 🙂
Liza Fathia says
Oh gitu…aku juga lagi berusaha biar bisa minimal 2 tahun maak
Sary Melati | @saryahd says
Salut dengan ibu-ibu yang tetap memberi ASI kepada bayinya meskipun sibuk bekerja. Tetap semangat, ya, Mak! 🙂
Liza Fathia says
Iya mak sari, insyaallah selalu semangat
Miss Fenny says
Fenny bisa deras pumping kalau sambil menyusui mbak, untungnya seh g kerja diluar rumah, cuma buat stock kalau pas kepepet pergi sendiri
Liza Fathia says
Iya sih mak, sama. Kalo nyusu langsung n di pompa dikit hasilnya
Ruffie Hikari Lucretia says
Semangat mak mompa-nyaaa!!!
Xd
bunda raka-alya says
Pantesan Naqiya nya ndut n cantik…mamanya tlaten:-)
Liza Fathia says
Alhamdulillah maak
Liza Fathia says
Iya maak…cemungut
nian astiningrum says
Semangat mak.. 19 hari lagi saya juga masuk kantor.. jaraknya ga memungkinkan utk pulang setiap kali menyusui jg..
Alhamdulillah stock ASI insyaallah cukup..
Tapi kegundahan apakah Mahesh akan selahap mimiknya seperti nenen langsung masih terbayang-bayang..
Liza Fathia says
Insyaallah bisa maak, cuma kenaikan BBnya ga se signifikan saat kita nyusui langsung
Chaera Lee says
MashaAllah bahagianya Naqiya punya mama yg berjuang untuk asi. Saya juga lagi menyusui mak. Baru kali ini belajar pumping. Jd aga down pas pumping cuma sedikit.
Liza Fathia says
Ayo semangat asi maak
cumilebay.com says
Bismillah semoga bisa terus lulus S3 nyaaaa … Naqiya nya lucuuu gemesin
nurdiana26 says
lucunya…
obat pelangsing alami
meli says
Kak liza.. kk nyetok asi nya di kulkas ya kak? Trus, pas ngasi ke dede bayi nya,caranya gmn? Apa hrs dipanasin dlu?
Liza Fathia says
iya meli, kalo di bagian bawah tahan seminggu, di freezer tahan berbulan2. waktu mau dikasih, yang di kulkas bawah panasin di air panas. jangan direbus, direndam di air panas aja. kalao di freezer, malamnya turunin dulu ke kulkas bawah, besoknya baru dihangatkan
meli says
Oooo di rendam di air panas pake botol susu bs kak? Oia kak, kulkas drmh ni campur2 isi nya. Kalo taruk di pintu kulkas aja bs tu kan kak?
Liza Fathia says
bisa dek,sebaiknya jangan di pintu karena kurang dingin. masukin ke dalam satu wadah (toples) aja. taruh di bagian belakang
meli says
Oke kak. Dlm plastik simpanan khusus asi bs ya kak, cthnya kyk natur, gabag.. soalnya klo dlm botol kaca tkut pecah.