• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Kesehatan / My Breast Feeding Story: The Power of Pumping

March 29, 2015

My Breast Feeding Story: The Power of Pumping

IMG 1932
Halo, nama saya Naqiya. Hobi saya jalan-jalan dan mimik susu. Tiga hal yang membuat saya rewel, 1. haus, 2. pingin digendong dan diajak jalan-jalan, 3. lagi asyik-asyik main eh udah mengantuk.

Sejak putri kami, Naqiya masih dalam kandungan, saya dan suami sudah bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuknya. While breastfeeding may not seem the right choice for every parent, it is the best choice for every baby, (Amy Spangler). Ya, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Dengan segala nutrisi yang terdapat di dalamnya tidak salah kalau ia disebut sebagai food from God. Namun, menyusui ternyata tidak segampang yang saya duga. Dulu saya berpikir menyusui itu mudah apalagi saat melihat ibu-ibu yang dengan santainya mentransfer ASI kepada buah hati mereka. Sekarang, ketika berada di posisi mereka, persepsi saya ternyata salah besar. Memberikan ASI itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menyusui itu butuh usaha. Tiba-tiba, saya teringat akan perjuangan mamak saat menyusui saya sampai 2 tahun, ah, jadi makin sayang padanya.

Karena melahirkan secara sectio caesaria, selama sehari gerak-gerik saya masih terbatas. Keesokan harinya saya baru bisa menyusui Naqiya sambil berbaring. Tapi, ternyata menyusui itu tidak hanya sekadar memasukkan puting ke dalam mulut bayi lalu secara spontan ASI keluar. Pemahaman saya selama ini sungguh salah. ASI saya tidak keluar sama sekali. Mirisnya lagi, saya tidak pernah melakukan breastcare saat hamil sehingga pori-pori yang ada di puting susu masih tersumbat. Syukurnya, saya memiliki suami yang berlatar belakang medis, dengan cekatan ia melakukan pijat laktasi sampai akhirnya setetes demi setetes colostrum keluar.

Drama menyusui belum usai dengan keluarnya colostrum. Ketika mencoba menyusui Naqiya, saya tidak tahu bagaimana posisi menyusi yang benar. Ditambah lagi puting saya sangat flat sehingga menjadikan menyusui yang seharusnya sangat menyenangkan malah sangat menyiksa. Keluarga menyarankan untuk memberikan sufor saja, mereka kasihan melihat Naqiya yang mulai kuning dan saya yang kesakitan. Sufor? Big No! Suami sangat menentang usulan Itu begitu pun saya. Kami yang masih dangkal pengalaman akhirnya browsing di internet. Dan Google dan Youtube juga juaranya, lewat video, saya belajar bagaimana menyusui yang benar, baik itu posisi bayi, dan cara agar flat nipple tetap bisa menyusui dan tidak lecet. Alhamdulillah, ASI saya mencucur deras dan Naqiya sangat bahagia.

Karena tidak bekerja, saya tidak pernah memompa ASI untuk stok. Buat apa? Toh saya akan bersama terus dengan Naqiya. Tapi, setelah sebulan berlalu, ternyata saya diterima menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintah yang seleksinya saya ikuti saat masih hamil. Hanya selang dua hari setelah pengumuman, semua calon pegawai sudah harus masuk kerja.

Busui mulai bingung. Kalau saya berkerja, bagaimana dengan Naqiya? Hampir saja saya mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut, tapi tahu sendiri kan kalau kita sudah diterima menjadi pegawai negeri lalu mengundurkan diri, maka sanksi berupa denda sebesar 200 juta imbalannya. Dari mana uang sebanyak itu? Saya pun berdiskusi dengan suami serta orang tua sampai akhirnya saya tidak jadi mengundurkan diri. Seharusnya saya bersyukur karena ini adalah rezeki lain yang Tuhan berikan kepada keluarga saya setelah kehadiran Naqiya.

IMG 1934
Naqiya sangat suka dengan keramaian. Di sana dia bisa senyam -senyum dengan siapa saja yang menyapa. Kalau Naqiya haus, tinggal cari tempat yang pewe dan tertutup untuk breastfeeding

Bagaimana dengan Naqiya saat saya bekerja nanti? Mamak bersedia menjaga Naqiya. Lalu dengan ASI? Masalah baru pun datang. Lagi-lagi keluarga menyarankan saya untuk memberikan sufor walau saya sudah menjelaskan panjang lebar tentang manfaat ASI dibandingkan dengan susu formula. Lalu, bagaimana saya tetap menyusui sedangkan dua hari lagi saya sudah bekerja. Hampir saja saya setuju untuk memberikan sufor tapi suami lagi-lagi mengingatkan, “Dik, adik bekerja untuk Naqiya, kan? Kita sama-sama nyari rezeki untuk anak kita. Tapi untuk apa punya banyak uang, sedangkan kewajiban utama Adik sebagai ibu untuk menyusui Naqiya tidak dijalankan. Apa enggak sedih Naqiya kecil? Sudah ditinggal kerja sama mamanya eh dapat susu formula juga.”

Berdua dengan suami, kami kembali browsing di internet tentang cara agar dapat memberikan ASI meski sibuk bekerja. Maklum, saya tidak punya kenalan yang memberikan ASI saat bekerja, kalau pun ada, mereka biasanya pulang sebentar untuk menyusui. Tapi jarak anatara rumah dan kantor saya lumayan jauh dan tidak mungkin bisa pulang pergi. Akhirnya kami pun mendapat pencerahan lewat cerita-cerita working mom lain di forum ibu menyusui. Solusinya adalah dengan melakukan pumping.

Pumping, Pumping, Pumping

Tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI untuk bayi. Apalagi jika alibi yang digunakan adalah bekerja dan tidak ada stok ASI di rumah. Sebelum mulai bekerja, saya masih memiliki dua hari libur. Dua hari itu betul-betul saya manfaatkan untuk membeli perlengkapan pompa ASI, mulai dari breastpump, botol dan plastik untuk menyimpan asi perah, cooler bag, dan juga ice gel. Dalam dua hari itu pula saya mulai memompa untuk stok.

Karena sebelumnya tidak pernah memompa ASI, maka saya benar-benar stres ketika melihat ASIP yang berhasil saya pompa hanya sedikit. Badan juga mulai pegal-pegal karena harus memompa. Give up? Lagi-lagi tidak. Percuma saya menjuluki diri saya sebagai wanita yang pemberani dan pantang menyerah jika langsung menyerah. Suami pun menenangkan dan memberikan motivasi untuk saya. Walhasil, Ketika saya mulai rileks, hormon oksitosin pun terangsang, dan ASIP pun sedikit demi sedikit memenuhi botol. Setiap selesai menyusui, saya langsung memompa. Proses pompa dan menyusui saya lakukan secara bergantian antara payudara kanan dan kiri. Jika Naqiya nenennya sebelah kanan, maka yang saya pompa sebelah kiri. Jadi dalam dua hari itu, saya bisa mengumpulkan dua botol @100cc ASI. Cukup untuk persediaan setengah hari.

Masuk kerja, saya pun mencari-cari tempat yang bisa saya gunakan untuk memompa. Syukurknya,  Ibu kepala kantor yang mengetahui saya baru melahirkan dan sedang menyusui, menyuruh saya untuk memompa ASI di kamar mandinya saja. Soalnya kamar mandinya lebih besar dan lebih bersih. Selain itu, tidak ada yang masuk selain beliau sendiri. Jadi, saya pun bisa dengan leluasa memompa. Setiap jam 10, jam 13, dan jam 15 , rekan-rekan kantor sudah paham jika saya masuk ke kamar mandi pimpinan. Apalagi kalau bukan untuk pumping 🙂

Awal-awal kerja, suami selalu menjemput ASI saat siang hari. Karena persediaan ASI hanya cukup untuk setengah hari. Tapi lama- kelamaan, suami tidak perlu lagi repot-repot menjemput ASI karena stok di kulkas cukup untuk minum sehari. Karena tekad untuk tetap memberikan ASI pada Naqiya, rasa pegal saat memompa pun sirna. Kulkas yang sehari-harinya hanya berisi 4 botol ASiP yang hanya cukup untuk sehari, perlahan mulai banyak. Jadi, ketika saya mendapat tugas keluar kota dan tidak bisa membawa Naqiya ikut serta, persediaan ASI masih ada dan Naqiya tetap bisa mimik susu. Saat berada di luar kota pun saya tetap memompa ASI sehingga ketika pulang ada oleh-oleh ASIP untuk putri kecilku tercinta.

Alhamdulillah tepat di tanggal 31 Maret 2015 usia Naqiya genap lima bulan. Itu artinya sebulan lagi sang putri akan lulus S1 ASI Eksklusive. Eits, itu bukan berarti predikat saya sebagai e-ping mom telah berakhir, ya 🙂 Selama Tuhan masih mengalirkan ASI di tubuh ini, InsyaAllah Naqiya harus lulus S2 dan S3. Amiin.

IMG 1933
Hi, all. Naqiya and mama are ready to go.

If a multinational company developed a product that was a nutritionally balanced and delicious food, a wonder drug that both prevented and treated disease, cost almost nothing to produce and could be delivered in quantities controlled by the consumers’ needs, the very announcement of their find would send their shares rocketing to the top of the stock market. The scientists who developed the product would win prizes and the wealth and influence of everyone involved would increase dramatically. Women have been producing such a miraculous substance, breastmilk, since the beginning of human existence…”– Gabrielle Palmer, in The Politics of Breastfeeding, London: Pandora Press, 1988, page 1.

 

 

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Kesehatan, Opini, Parenting Tagged With: ASI ekslusif, exclusive pumping, pompa ASI

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Rinrin Irma says

    March 29, 2015 at 9:34 PM

    Naqiya hebat, punya Mama & Papa yang juga hebat…

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:20 AM

      Amiin. Semoga naqiya jadi anak salihah ya teh

      Reply
  2. Fardelyn Hacky says

    March 30, 2015 at 1:53 AM

    Luar biasa Liza.
    Pantas Naqiya cantik ya, hahaaaa *gak nyambung 😀

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:21 AM

      Heheheh… Habis, mirip emaknya kak

      Reply
  3. Lidya says

    March 30, 2015 at 10:29 AM

    Selalu ada jalan ya mbak kalau berniat memberikan ASI.

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:21 AM

      Iya mbak lyd…

      Reply
  4. Edy BiGpoweR says

    March 30, 2015 at 11:54 AM

    cntik. anak nyo Doktr. wajah nya campuran. indo.

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:22 AM

      Alhamdulillah makasih mas edy

      Reply
  5. Annisa Steviani says

    March 31, 2015 at 5:46 PM

    maaakk, ini mah bukan e-ping atuh namanya. naqiya tetap menyusu langsung kan ya kalau dirimu pulang kerja? kalau e-ping itu exclusive pumping, bayi nggak menyusu langsung dari payudara ibu karena satu dan lain hal. bayi minum asi tapi pakai media lain selain payudara.. 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      March 31, 2015 at 5:56 PM

      Berarti enggak exklusive ya mak? Ok, segera dikoreksi 🙂

      Reply
  6. fanny fristhika nila says

    March 31, 2015 at 6:18 PM

    wah…hebat…kakakku termasuk yg bisa ngasih asi ampe usia anaknya 2.5 thn… aku mah cuma bertahan 1 bulan … jujurnya krn emg ga niat sih mba 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:19 AM

      Oh gitu…aku juga lagi berusaha biar bisa minimal 2 tahun maak

      Reply
  7. Sary Melati | @saryahd says

    March 31, 2015 at 7:45 PM

    Salut dengan ibu-ibu yang tetap memberi ASI kepada bayinya meskipun sibuk bekerja. Tetap semangat, ya, Mak! 🙂

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:22 AM

      Iya mak sari, insyaallah selalu semangat

      Reply
  8. Miss Fenny says

    March 31, 2015 at 9:44 PM

    Fenny bisa deras pumping kalau sambil menyusui mbak, untungnya seh g kerja diluar rumah, cuma buat stock kalau pas kepepet pergi sendiri

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:23 AM

      Iya sih mak, sama. Kalo nyusu langsung n di pompa dikit hasilnya

      Reply
  9. Ruffie Hikari Lucretia says

    March 31, 2015 at 10:09 PM

    Semangat mak mompa-nyaaa!!!

    Xd

    Reply
    • bunda raka-alya says

      April 1, 2015 at 2:26 AM

      Pantesan Naqiya nya ndut n cantik…mamanya tlaten:-)

      Reply
      • Liza Fathia says

        April 1, 2015 at 11:23 AM

        Alhamdulillah maak

        Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:23 AM

      Iya maak…cemungut

      Reply
  10. nian astiningrum says

    April 1, 2015 at 6:16 AM

    Semangat mak.. 19 hari lagi saya juga masuk kantor.. jaraknya ga memungkinkan utk pulang setiap kali menyusui jg..
    Alhamdulillah stock ASI insyaallah cukup..
    Tapi kegundahan apakah Mahesh akan selahap mimiknya seperti nenen langsung masih terbayang-bayang..

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:24 AM

      Insyaallah bisa maak, cuma kenaikan BBnya ga se signifikan saat kita nyusui langsung

      Reply
  11. Chaera Lee says

    April 1, 2015 at 6:29 AM

    MashaAllah bahagianya Naqiya punya mama yg berjuang untuk asi. Saya juga lagi menyusui mak. Baru kali ini belajar pumping. Jd aga down pas pumping cuma sedikit.

    Reply
    • Liza Fathia says

      April 1, 2015 at 11:25 AM

      Ayo semangat asi maak

      Reply
  12. cumilebay.com says

    April 6, 2015 at 3:04 PM

    Bismillah semoga bisa terus lulus S3 nyaaaa … Naqiya nya lucuuu gemesin

    Reply
  13. nurdiana26 says

    April 11, 2015 at 5:01 PM

    lucunya…

    obat pelangsing alami

    Reply
  14. meli says

    September 5, 2016 at 11:43 AM

    Kak liza.. kk nyetok asi nya di kulkas ya kak? Trus, pas ngasi ke dede bayi nya,caranya gmn? Apa hrs dipanasin dlu?

    Reply
    • Liza Fathia says

      September 5, 2016 at 12:18 PM

      iya meli, kalo di bagian bawah tahan seminggu, di freezer tahan berbulan2. waktu mau dikasih, yang di kulkas bawah panasin di air panas. jangan direbus, direndam di air panas aja. kalao di freezer, malamnya turunin dulu ke kulkas bawah, besoknya baru dihangatkan

      Reply
      • meli says

        September 5, 2016 at 2:00 PM

        Oooo di rendam di air panas pake botol susu bs kak? Oia kak, kulkas drmh ni campur2 isi nya. Kalo taruk di pintu kulkas aja bs tu kan kak?

        Reply
        • Liza Fathia says

          September 5, 2016 at 2:54 PM

          bisa dek,sebaiknya jangan di pintu karena kurang dingin. masukin ke dalam satu wadah (toples) aja. taruh di bagian belakang

          Reply
          • meli says

            September 5, 2016 at 4:18 PM

            Oke kak. Dlm plastik simpanan khusus asi bs ya kak, cthnya kyk natur, gabag.. soalnya klo dlm botol kaca tkut pecah.

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d