Kalau waktu pergi ke Kuala Lumpur saya berbarengan dengan suami. Nah, giliran pulangnya, kami sendiri-sendiri. Saya sendiri, Bang Thunis sendiri. Kok bisa? Ya iyalah, kan dari awal saya sudah bilang kalau saya ke KL sekalian ngantarin suami kembali ke benua biru. Ngantarnya hanya sampai kampungnya Ipin dan Upin, setelah itu ya pulang lagi ke Banda Aceh.
Pesawat yang membawa Bang Thunis pergi berangkatnya pagi-pagi buta, sedangkan yang membawa saya pulang kebalikannya, si burung besi itu baru terbang ketika sore. Walhasil, sangak-merangaklah saya di bandara. Awalnya saya pingin keliling-keliling bandara KLIA, tapi urung, karena bertingkat-tingkat dan sangat luas. Takut nyasar. Jadi, saya pun memutuskan untuk ke bandara LCCT saja. Soalnya saya numpang pesawat AA untuk ke tanah air tercinta.
Hari masih pagi, jam di tangan baru pukul sepuluh. Pesawat saya berangkatnya pukul empat sore. Itu artinya ada masih ada waktu selama enam jam berleha-leha di bandara low budget airlines ini. Berhubung sejak pagi si perut belum diisi nasi, maka mulailah saya mencari informasi tempat makan yang murah di bandara yang ukurannya berkali lipat lebih besar dari Bandara Sultan Iskandar Muda. Caranya? Apalagi kalau bukan tanya sama oom google. Sambil nyari posisi pewe di salah satu sudut bandara, mulailah saya mengetik “tempat makan murah di bandara LCCT”. Tanpa perlu waktu lama, si Oom Google langsung menampilkan blog para traveler yang mengulas dengan lengkap tempat makan murah di bandara. Dan jawabannya adalah Food Garden atau disebut juga dengan food court, orang Malaysia menyebutnya dengan medan selera.
Sambil membaca tulisan yang ada di blog tersebut, saya pun melangkah pasti mencari petunjuk-petunjuk yang disebutkan. Food Garden itu letaknya dekat dengan tempat mangkal bus-bus LCCT. Hanya berjalan beberapa langkah dari bagian depan bandara, lalu belok kiri. Sambil berjalan, saya menemukan koridor kecil yang di samping kiri terdapat mushalla dan samping kanan tempat parkiran bus. Tidak jauh dari sana, Food Garden berada.
Wow! Di dalam food garden itu rupanya ada lapak yang menjual nasi Padang. Saya pun kegirangan sendiri. Akhirnya saya makan nasi Padang. Setelah melihat menu dan harga yang ditawarkan saya pun memesan nasi dengan telur mata sapi. Terus waktu melihat ada sambal balado, saya pun meminta ditambahkan sesendok saja sambal cabe yang pedas itu. Makan rasanya nggak lengkap kalau nggak ada sayur, jadi saya pun meminta ditambahkan sesendok kol tumis.
Di papan menu, harga nasi plus telur hanya empat ringgit. Tapi ketika saya tiba di kasir dan hendak membayar, tiba-tiba kasirnya mengatakan kalau saya harus membayar enam ringgit. Hwaaa… rupanya sesendok sambal dan sesendok kol tumis juga dihitung, masing-masing seringgit. Ternyata mau dia masakan padang atau masakan melayu, tetap aja harus bayar lebih kalau mau makan sayur. Tapi untuk ukuran bandara, harga makanan yang ditawarkan Food Garden lumayan murah, lho. Asumsi bahwa semua makanan serba mahal kalau di bandara seakan tidak berlaku di sini. Tidak hanya makanan Padang yang ada di kantin bandara ini, tetapi ada juga beraneka makanan lain seperti Melayu, India, fast food, kue, dan aneka minuman segar.
Selain itu, di Food Garden ini juga disediakan tempat colokan listrik dan free wifi. Jadi kalau batre laptop atau ponsel udah habis, silakan aja diisi di sini sekalian internetan ria. Itu juga yang saya lakukan sambil menunggu jam empat sore tiba. Bosan juga kan enam jam menunggu kalau hanya duduk-duduk aja, jadi mendingan nongkrong di food garden.
Fardelyn Hacky says
Saya selalu makan di Food Garden kalo turun di LCCT sebelum melanjutkan nasi bus yang akan ke KL Central. Dan yihaaaaa….selera kita kok sama ya? saya selalu makan di warung makan padang itu. Menurut saya, makana-makanan di sini agak mahal dibanding di luaran, diabdnign Chowkit misalnya, xixixiii…
Trus lagi, makanan Padangnya tak seenak makanan warung Padang yang ada di Indonesia. Beda rasanya. Mungkin karena yang masak orang Malaysia kali ya 😀
Liza Fathia says
Iyaa kak, yang lain tak selera. Untuk ukuran makanan di bandara not bad lah kak
Liza Fathia says
Iya mbak lyd. Enak di Negara sendiri ya mbak
beumeutuah says
wah, nunggu ganti pesawat enam jam … aha, saya pun pernah menghabiskan waktu enam jam di polonia sekadar menunggu ganti pesawat. dapat ide lagi buat menulis … 🙂
sammy88 says
Masakan padang ada di Bandara Kuala Lumpur?Hemmhh…lucu juga.Rasanya padang atau penang tuhh hihihii…
Pulau Pramuka
cumilebay.com says
Aku perna tidur di mushola food garden saat nunggu pesawat esok pagi nya. Makanan nya lumayan murah dan rasa nya masih wajar 🙂 tapi gw paling demen makan di food court nya KL Sentral
Liza Fathia says
Kalo KL sentral emang enak kak,