Assalamualaikum. Halo teman-teman semua? Apa kabar? Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman selama menjadi dokter di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Ya, selama 3 tahun mengabdi sebagai ASN di RSJ, banyak sekali cerita lucu dokter dan pasien Rumah Sakit Jiwa yang sayang kalau dilewatkan. Tidak hanya cerita lucu, cerita sedih yang menyayat hati juga ada. Pun cerita saat menghadapi keluarga yang tidak peduli dengan kondisi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang bikin tensi naik.
Ketika mendengar RSJ, pasti teman-teman langsung membayangkan bagaimana tempat saya bekerja, kan? Karena saya bertugas Instalasi Gawat Darurat alias IGD, maka setiap hari berbagai jenis pasien dengan gangguan jiwa yang datang. Ada yang mengamuk, teriak-teriak, bicara kacau, tertawa sendiri, dan lain-lain. Ada juga yang menangis histeris, tidak mau diajak berkomunikasi. Pokoknya banyak sekali cerita lucu dokter dan pasien rumah sakit jiwa.
Kali ini saya ingin berbagi tentang cerita lucu dokter dan pasien di RSJ. Kenapa lucu? Karen kalau mengingat kejadian itu membuat saya tertawa sendiri. Sampai-sampai suami saya heran, ini istriku kok suka sekali tertawa sendiri.
Ohya, saya tidak menggunakan istilah orang gila dan tidak menggunakan judul cerita lucu orang gila postingan ini. Karena menyebut mereka yang menderita gangguan jiwa dengan orang gila justru akan menimbulkan stigma dan berdampak buruk terhadap proses penyembuhan penyakitnya. Jadi, mari kita biasakan menyebut para penderita gangguan jiwa dengan ODGJ.
Cerita Lucu Dokter dan Pasien Rumah Sakit Jiwa
Bisa dibilang, Jumat adalah hari yang bikin deg-degan bagi saya dan dokter-dokter IGD lainnya. Soalnya kalau kena shift pagi IGD di hari itu, maka siap-siaplah kedatangan tamu yang tidak memiliki identitas alias gelandangan. Biasanya kalau hari Jumat, aparat kepolisian dan Satpol PP melakukan penertiban di jalanan termasuk ODGJ gelandangan. Kalau gelandangan dan pengemis (Gepeng) biasanya dibawa ke Dinas Sosial, maka yang ODGJ di bawa ke RSJ.
Benar saja, hari itu, mendekati waktu shalat Jumat, datanglah polisi dengan mobil patrolinya membawa seorang gelandangan.
“Izin Bu Dokter, ini ada ODGJ gelandangan yang meresahkan warga di seputaran Neusu. Makanya kami membawanya kesini.” Jelas pak Polisi tersebut.
“Ada identitasnya tidak, Pak? KK atau KTP?” tanyaku sambil melihat kondisi ODGJ tersebut.
Seorang laki-laki berbaju lusuh dan kotor, dengan rambut yang acak-acakan, berusia sekitar 30 tahunan. Ia tampak lemas dan tampak pasrah saja ketika polisi dan perawat menurunkannya dari mobil patroli lalu memasukkannya ke ruang triase.
“Enggak ada, Bu. Dia enggak bawa apa-apa. Cuma tadi pas kami lagi melakukan penertiban, dia lagi mondar-mandir di depan toko. Pemilik tokonya takut dan meminta tolong kepada kami.”
Aha! Bertambah lagi pasien tanpa identitas di RSJ, batinku.
“Mengamuk enggak tadi dia, Pak? Ada melawan waktu dibawa kesini? Bicara atau tertawa sendiri?” tanyaku kemudian.
“Seperti ibu lihat tadi, enggak ada respon apa-apa waktu dibawa masuk. Pasrah gitulah sepanjang perjalanan. Ditanya apapun enggak jawab. Lemas gitu.”
Setelah membuat berita acara serah terima pasien gelandangan, polisi itu pun pamit melanjutkan patroli.
Saya lalu menginstruksikan perawat untuk melakukan pemeriksaat vital termasuk tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh.
Saya juga mencoba mewawancarai pasien itu. Sayangnya dia tidak kooperatif sama sekali. Dari penampilan yang lusuh dan acak-acakan tampak kalau ia sudah berhari-hari tidak mandi.
“Kak, kalau vital signnya bagus, injeksi halo aja ya. Observasi 30 menit kalau aman, masukkan ke dalam ruang akut,” kataku kemudian kepada perawat.
Setelah disuntikkan obat, pasien gelandangan yang kami namai Mr. X Neusu itu pun didorong ke ruang akut.
Keesokan harinya, perawat di ruangan akut menemuiku dan menyampaikan jika pasien tersebut orang normal, bukan ODGJ. Penasaran saya pun ikut ke ruangan itu.
Disana tampak pasien yang apatis saat saya wawancara, kini segar kembali. Bajunya yang lusuh dan penuh debu pun sudah berganti dengan seragam pasien RSJ.
“Bu, saya enggak sakit, Bu.” Ucapnya.
Saya kemudian memeriksa tatapan matanya, normal. Tidak kosong seperti layaknya pasien jiwa kebanyakan.
“Siapa nama kamu?” tanyaku kemudian.
Lalu ia menyebutkan namanya dan menceritakan kalau ia sebenarnya berasal dari Binjai Sumatera Utara. Ia sudah menikah dengan orang Aceh Tamiang, memiliki anak satu, dan kini berdomisili di tempat istrinya. Ia juga menyebutkan dengan lengkap alamat rumahnya saat ini.
“Siapa nama kepala desamu?” tanya perawat yang ternyata mengetahui alamat tempat tinggalnya.
Ia lalu menyebutkan nama kepala desa tersebut.
“Benar itu, nama kadesnya, Dok. Saya pernah menghubungi bapak itu beberapa kali waktu mengantar pasien.” Jelas perawat ruang akut itu.
Sang perawat kemudian menghubungi kepala desa dan mengkonfirmasi apakah benar Mr. X Neusu ini adalah warganya. Dan ternyata benar. Tempat tinggal si Mr. X tidak jauh dari rumah pak kades.
“Coba Abang minta kirimkan foto KK Mr. X ini, biar kita crosscheck,” saranku.
“Bu, aku tidak dirawat di sini lagi kan, Bu. Aku tidak sakit jiwa, Bu. Aku baik-baiik aja.” Ucap Mr. X dengan suara memelas dan logat Medannya yang khas.
Saya kemudian melakukan penilaian status mentalnya untuk memastikan kembali apakah benar ia sehat atau tidak.
“Dalam seminggu terakhir apakah kamu pernah mendengar bisikan-bisikan atau merasa curiga sama orang-orang?”
“Enggak ada lah, Bu Dokter. Apa pula Ibu ini, dengar bisikan-bisikan.”
“Hari ini hari apa? Jam berapa? Kamu sekolah tamat apa? 5×7 berapa? Tong kosong nyaring bunyinya apa artinya?
Semuanya dijawab dengan benar oleh Mr. X.
“Lalu kenapa kamu dibawa polisi ke RSJ?”
Si Mr. X Neusu itu tersenyum saat menceritakan kronologis sampai ia dibawa oleh polisi ke RSJ.
Orang yang Berpenampilan Dekil dan Lusuh = Orang Dengan Gangguan Jiwa?
Menurut cerita Mr. X, ia merantau ke Banda Aceh untuk mencari kerja. Sesampainya di sini, ia bekerja di pabrik pembuatan batu bata. Sayangnya, setelah seminggu bekerja, ia tidak juga mendapatkan upah dari pemilik pabrik. Uang dikantongnya juga sudah habis.
Walhasil, ia pun mencoba mencari pekerjaan lain tetapi tidak kunjung dapat. Tas ransel yang berisi baju yang ia gunakan sehari-hari juga hilang entah kemana sehingga sudah berhari-hari ia tidak mandi dan ganti baju.
Pada hari Jumat yang naas itu, sebelum diangkut oleh polisi patroli Mr. X sedang lalu lalang di depan toko kue. Saat itu ia merasa sangat lapar karena sudah dua hari tidak makan.
“Aku pingin minta kue disitu tapi enggak berani karena aku enggak punya uang,”jelasnya kemudian.
Karena penampilannya yang kotor dan mirip ODGJ, pemilik toko ketakutan dan menghubungi polisi yang sedang melakukan penertiban.
“Nah, tiba-tiba aja aku ditangkap polisi. Aku pikir mau dibawa ke kantor polisi, takut aku. Mana belum makan juga, makin lemas lah aku.” Ceritanya.
“Terus waktu di wawancara di IGD, kenapa kamu dia aja?”
“Aku lemas kali waktu itu. Enggak ada lagi tenaga. Jadi, mau dibuat apa terserah aja. Habis itu aku tidur dan enggak sadar apa-apa lagi.”
Saat terbangun keesokan harinya, Mr. X ia sangat terkejut.
“Waktu itu aku pikir tempat apa ini? Kenapa ada orang tertawa sendiri, ada yang nyanyi-nyanyi tidak jelas, ketawa besar-besar, maki-maki, terus ada yang telanjang juga. Terkejut kali aku bu. Aku pikir apa aku sudah mati. Apa ini kuburan tempat aku dimakamkan.”
Mendengar kisahnya, saya dan perawat di ruang itu tidak bisa menahan tawa.
“Baru aku tahu ini rumah sakit jiwa habis tanya ke perawat.” Jelasnya berapi-api. “Bah, kenapa pula aku dibawa ke RSJ.”
“Makanya, besok-besok kau harus rajin mandi dan ganti baju biar enggak dikira orang gangguna jiwa,” kata perawat jaga.
“Iya nya. Itu baju udah seminggu aku pake. Baju kerja di pabrik bata. Makanya kotor kali.”
Mr. X itu ikut tertawa membayangkan kisahnya.
“Aku bisa pulang kan, Bang? Tapi aku tidak punya uang.”
Perawat ruangan itu mengangguk dan mengatakan kalau ia bisa pulang ke rumahnya. Untuk biaya transportasi di tanggung oleh pihak rumah sakit.
Bagaimana? Bikin tertawa sendiri kan cerita lucu dokter dan pasien rumah sakit jiwa? Kalau iya, jangan lupa komentarnya. Kalau kurang lucu, berikan juga komentar dalam bentuk kritik dan saran. Terima kasih.
Nchie Hanie says
ahhaaa,lucu banget kisahnya atulah, kasian si Mr X orang normal berada di RSJ dengan melihat segala kelakuaknnya berasa di kuburan ya, duh saking pasrahnya kemana pun dia ngikut.
Tapi miris juga ya, moga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya yaa.
dennisesihombing says
Lucu dan penuh drama haru ceritanya ya dok. Terkadang orang melihat casingnya dan menarik kesimpulan. Padahal kumuhnya karena gak ada baju, linglung karena kelaparan. jadi pembelajaraan bersama ya dok untuk kita semua
omnduut says
Lucu dan kasihan. Jadinya prihatin saking lemesnya gak makan jadi blank saat diajak ngomong. Bagusnya beliau nggak mencuri. Semoga si abang rezekinya dilancarkan Tuhan, amin.
ameliatanti says
yaa Allaah “terkutuk” tuh pemilik pabrik bata tempat dia bekerja 🙁
kasian ya, dia modnar mandir kelaparan
Katerina says
Ya Allah, aku pengen ketawa, tapi gak jadi. Bagaimana pun, kisah ini sesungguhnya sebenarnya kan sedih. Gak bisa bicara saking lemahnya karena beberapa hari gak makan. Yang ada, aku prihatin dengan kondisinya. Nasibnya sedang susah. Semoga Allah mudahkan rejekinya, dapat pekerjaan yang baik, dan dapat bayaran yang sesuai dan tepat waktu.
AKu pun mungkin akan takut kalau ada orang bertampang gelandangan dan pengemis mondar-mandir dekat rumah, tapi dari cerita ini aku jadi punya sudut pandang lain.
Naqiyyah Syam says
Ya Allah sedih plus senyum2 kenapa bisa terjadi ya salah tangkap gitu jadi ingat orang yang gangguan jiwa di sekitar rumahku, namanya Ujang dan suka pakai baju kumal.
Vicky Laurentina says
Pasien nyasar, hadoooh..!
Ya memang kasihan juga sih dia, telantar nggak jelas karena nggak dapat penghasilan.
Untung nggak langsung difiksasi waktu datang ya, Liz. Eh, kalau masuk ruang akut itu diapain, Liz?
Indah Savitri says
kerapkali penampilan memang menjadi penilaian pertama ya mbaaa.. dan kalau sudah begini, kita harus extra hati – hati dan tidak mengambil asumsi ya
Emak2blogger says
fix, kalau dekil, kumal, kotor banget memang mirip IDGJ ya.
Ku geli membayangkan dia bangun tidur tiba-tiba dengar ketawa~tawa nggak jelas
Rosanna Simanjuntak says
Bisa aku bayangkan logat Medannya yang kental itu!
Btw,
Kalau ada orang mondar-mondir di depan rumahku dengan pakaian lusuh, kumal dan kotor, aku rasa pastilah aku punya praduga yang sama juga.
… plus pucat-pasi juga akutu.
Nah,sama kayak ibu dokter Vicky, ada apa di ruang akut itu Dok?
Kek horor kali perasaanku.
Rach alida says
ya ampun mba entah sedih apa ketawa ya. Kalo aku yang nerima ya pasti ketawa karna kagak kebayang orang tak ada gangguan tapi dkira ada gangguan karena penampilan. Tapi perjalanan hidupnya ya bikin sedih 🙁 . Semangat ya mba Liza
lendyagassi says
Agak sedih pas bacanya, Bu Dokter.
Rasanya lika-liku perjalanan hidup manusia tuh yaa.. Tapi beneran kalau sampai ketangkep satpol PP berarti rejekinya ya…pulkam itu ya..
Gaji yang tertunda, diikhlaskan.
Gusti yeni says
Ya Allah saking penasarannya sampai baca pelan-pelan aku maaak, lucu yaa orang sehat di kira gila, kasian sekali Mr X.
Semoga segera mendapatkan pekerjaan buat Mr X
nurulfatkhani says
Jadi sedih baca latar belakangnya ya, Mbak. Kasihan dia gak dapat upah dari tempatnya bekerja, jadi dia seperti gelandangan bahkan sampe disangka ODGJ.
Syukurlah bapak itu bisa pulang kembali ke rumahnya. Terima kasih pada pihak RS yang sudah memfasilitasi bapak itu untuk pulang kembali.
Hani S. says
Lucuuuu, haha. Aku bacanya sambil bayangin gimana kalau cerita ini dibikin Sitkom? kocak sih pasti 😀
Meskipun ada part yang bikin sedih dan hati rasanya nyess waktu Mr. X ceritain kenapa bisa sampai diangkut ke RSJ, huhu. Semoga Mr. X sehat2 selalu ya dan mendapatkan pekerjaan yang layak, Amiiiin
Jiah Al Jafara says
Hahaha, ya ampun! Emang lucu ini
Kupikir kisah kaya gini cuma cerita. Eh ternyata betulan ada ya, Mbak. Semoga Mr. X habis ini rajin mandi dan dapat kerjaan. Duh jadi kita juga jangan sampai salah sangka kaya Satpol PP ya
Utie Adnu says
Jadi jatuhnya kasihan ya mba.. banyak disini Juga kayak gitu pada akhirnya stress karena memang gk punya siapa2, gk punya kerjaan, mudah2an bnyak yg tertolong yakkk utk org Bernasib kayak igni
Nia Haryanto says
Hehehe, ada-ada aja ya kelakuannya. Pasti banyak deh kisah kayak gini di RSJ. Dari yang salah tangkap kayak di cerita ini, ada yang ngamuk, dan mungkin bikin takut. Kebayang deh kerja di sana kayak gimana. Kalo aku kayaknya ketakutan deh 😆
Milda Ini says
Menarik sekali cerita dan pengalaman Mak, saya juga dulu pernah magang di RSJ Palembang dan Bengkulu. Di sana banyak bersyukur, ada rasa kasihan dan juga kadang dapat hiburan. Seiring waktu imej RSJ sekarang kan sudah berubah jadi lebih comport aja sih kalo ke RSJ
echaimutenan says
wkwkkwkw maain tangkap aja itu pakpol
tapi ya kenapa ga ditanya dulu pelan2 kasih minum makan gitu dll ya biar rada ngerti ini odgj apa bukaaan
Sri Widiyastuti says
Ya ampun,beneran ya kadang penampilan itu menipu hehe untung aja gak dikasih suntikan orgil yang ngamukan ya mbak, bisa salah masukin orang normal ke RS Jiwa ini yaa.
Ira Hamid says
Orang dengan penampilan kumal memang rentan dikira odgj yaa, padahal ada juga loh odgj dengan tampilan bersih. Tapi apapun itu semoga Mr X dapat mengambil pelajaran dari kisahnya tersebut yaa
Nathalia DP says
Antara lucu tapi sedih juga ya… Saking lemesnya sampai engga sadar dibawa ke rsj…
Okta says
Ya ampun, ko jadi lucu + kasian bacanya. Cuma karna dekil dibilang odgj. Tapi emang bener sih, pasti pada takut klw ada yg penampilan kaya gitu. Ya begitulah klw udh ga punya kerjaan + ga punya duit, berasa jadi gelandangan apalagi ga punya siapa”.
Ulfah Aulia says
Oalahh Bapaknya pasrah aja dibawa ke RSJ karna udah kelaparan plus semua barang2nya hilang yaa mba.. Duh semoga rezeki bapaknya lancar selalu…
lendyagassi says
Pas banget, kak Liza.
Aku lagi baca buku yang penulisnya juga seorang psikiater.
Aku jadi auto inget kak Liza.
Kebijaksanaan seseorang bisa datang dari mana saja yaa..
Tak terkecuali saat menghadapi kasus pada hari itu.
Hiihi…kalau diingat-ingat, lucu.
Andrie Kristianto says
Wahhh membaca ini harus rajin mandi dan ganti model baju deh, soalnya rata-rata model baju saya sama semua. Dikira gak ganti baju, padahal modelannnya emang gitu semua (mirip-mirip) hha
Diah Kusumastuti says
Ya Allah.. jadi saking lemesnya sampai dia gak kuat ngomong apalagi jelasin statusnya ya waktu diangkut mobil patroli dan saat di RSJ. Duh.. kasian banget.. tapi jadi ketawa sendiri pas udah sadar posisi, hahaha..
Pelajaran nih buat diri sendiri atau keluarga, kalau pakai baju yang pantes, jangan lusuh-lusuh amat 😀
Makasih sharing ceritanya, Mbak Liza 🙂
ayanapunya says
hihi lucu banget mbak cerita dia pas bangun dari tidur. memang kalau orang yang bajunya sudah gembel banget trus suka berkeliaran nggak jelas itu suka dikira sebagai ODGJ ya. mana kadang juga bau karena lama nggak mandi
Faradila Putri says
Geli sih tapi kok sedih pas baca tentang pengalaman dia mencari kerja dan kehilangan tasnya huhuhuhu. Coba kalau kondisi sesuai harapan, pasti ga akan “nyasar” sampai RSJ seperti ini hehehe
Eni Martini says
Ya ampun, aku ketawa dan sedih, karena bayangin dia kerja seminggu gak digaji, lapar, penampilan hancur-hancuran, barang hilang. Bangun-bangun di rumah sakit jiwa, tapi karena ini jadi dapat tiket pulang gratis ya
Azhar Ilyas says
Ya ampun, kasihannya bapak itu ya, mudah-mudahan dia dan keluarganya segera dimudahkan. Sedihlah hatinya sudah bekerja tidak dibayar, ada saja masih kelakuan majikan yang semacam itu, mudah-mudahan disadarkan dan dibukakan hidayah buat mereka..