Pagi hari setelah hujan reda adalah waktu yang tepat untuk menikmati indahnya alam Jantho. Meski didera kantuk yang sangat berat, namun saya tidak ingin melewatkan momen penting ini. Berjalan-jalan sendiri di sekitar RSUD Jantho seakan menjadi rutinitas saya jika sedang mendapat tugas piket di IGD. Semak belukar yang tumbuh di sepanjang jalan menuju tempat saya bekerja seakan memiliki magnet yang selalu menarik saya untuk menyaksikan aksinya di pagi hari. Begitu pula dengan pegunungan yang saban hari tertutup awan. Walaupun setiap hari hanya itu-itu saja yang dilihat, tapi bosan sampai sekarang belum menghampiri.
Pagi yang dingin itu semakin memesona oleh mekarnya bunga-bunga liar yang tumbuh di semak-semak yang langsung berbatasan dengan jalan. Sehingga saya pun menamakannya bunga di tepi jalan.
Tahukah kau kawan apa nama kedua bunga putih yang indah ini?
Nah, ketiga bunga di bawah ini adalah bunga rumput. Tapi saya juga tidak tahu namanya.
Bunga kuning yang indah ini adalah bunga ketepeng (Cassia alata L) yang daunnya dapat menyembuhkan penyakit panu dan kurap.
Kalau yang ini sudah pasti namanya bunga terong.
Berikutnya si kuning cantik dan menawan. Tapi lagi-lagi saya tidak tahu namanya.
Nah, bunga berwarna ungu ini saya tahu namanya, Clitoria mariana atau yang dikenal dengan bunga kupu-kupu
Tak hanya disuguhi oleh aneka ragam bunga, tetapi saya juga menemukan buah yang waktu saya kecil dulu sering menganalogikannya sebagai apel kecil.
Dan lagi-lagi, saya lupa menanyakan siapa namanya.
Fardelyn Hacky says
itu, bunga ya daunnya bisa untuk mengobati panu, saya malah baru bentuk bunganya seperti itu. Daunnya banyak kali tumbuh di sekitar kebun ayah saya, tapi baru kali ini lihat bunganya. Ternyata cantik juga ya bunganya 😀
tunis says
ketahuan ni kalo anda panuan ya, sengaja kali ayah anda menanamnya sebagia obat buat anda… #kaboooor….
Olive B says
Jantho … kapan ya bisa sampai sana? 😉
tunis says
yah,,,masa belum ke jantho? kan dekat sangat tuh…
cutisyana says
bagus banget kak bunga-bunganya.
Liza Fathia says
iya, kayak yang fotoin kan?
Alvawan Nazmi says
bunga di tepi di jalan indentik dengan negatif. 🙂
*teringat sinteron.
Liza Fathia says
Masa sih? Perasaan sinetron bunga di tepi jalan, yang jadi bunganya baik hati
Esti Sulistyawan says
Bunga yang bahkan tidak dipelihara cantiknya begitu ya mbak 🙂
Tita Bunda Aisykha says
Jantho tu dimana ya mba he he bunganya bgs2 bgt yaa,,tumbuh liar itu ya mba,,
Liza Fathia says
Di aceh besar mbak 🙂
Lusi says
Waktu aku kecil, yg bunga rumput itu aku jalin2 jadi bando 😀
Liza Fathia says
aih, sama mbak, tapi saya dijalinin sama teman n tinggal pake aja 🙂
debby says
Dr liza yg santun dan ramah. . .membaca artikel anda,membuat saya tdk sabar untk dpt melewati jalan nan panjang dgn pemandangannya yg indah.betapa smw terasa semakin menyemangati saya untk sgera memasuki wilayah nan indah itu.semoga!
Liza Fathia says
amiiin. dr. debby mau bertugas di jantho yaa?
rafal says
ternyata perbendaharaan kamus nama nama bunga dalam bahasa aceh benar benar sudah agak langka sekarang jujur saya juga banyak sudah lupa dengan nam nama bungan dalam bahasa aceh,,,paling hanya bungong surune dan bungong jarom ,,satu lagi bungog seulanga yg masibisa saya ingat:)
paket pulau pari says
bunga tersebut selalu ada di tepi jalan sis??? .. bagus ya