“A developed country is not a place where the poor have cars. It’s where the rich use public transportation” – Gustavo Petro, Mayor of Bogotá
Dulu, saat duduk di bangku sekolah sampai kuliah, transportasi publik seperti Bus Damri dan Labi-labi adalah andalan saya. Kadang-kadang saya juga menumpang becak kalau lagi buru-buru dan labi-labi tak kunjung lewat. Namun sekarang moda transportasi umum di dalam kota Banda Aceh sudah jarang ditemui dan berganti dengan kendaraan pribadi.
Syukurnya sekarang telah ada Trans Koetaradja. “Bus Tayo” Begitu sebutan anak-anak saya untuk bus Trans Koetaradja. Disebut bus Tayo karena warna dan bentuk Bus Rapid Transit (BRT) ini mirip seperti Tayo, bus biru nan lincah dalam serial kartun favorit mereka.
Ketika masuk ke dalam bus dan mengambil posisi duduk, sambil melihat Pak Sopir memegang setir, mereka pun menyanyikan lagu Wheel on the Bus dengan riang gembira. “The wheels on the bus go round and round…”
Saya sengaja membawa anak-anak naik Trans Koetaradja untuk memberi gambaran kepada mereka akan suasana moda transportasi umum yang selama ini hanya disaksikan lewat video atau buku. Kebiasaan setiap akhir pekan ini ternyata mampu menumbuhkan ketertarikan Naqiya dan Queeva akan kendaraan umum tersebut.
***
Dulu, setiap berkunjung ke luar kota atau ke luar negeri dan menjelajahi setiap sudut kotanya dengan menumpang bus, saya selalu bergumam di dalam hati, “Kapan, ya, Banda Aceh memiliki alat transportasi umum seperti ini?”
Sebuah transportasi massal yang ketika saya keluar dari rumah hendak ke kantor atau anak-anak pergi ke sekolah, kami cukup berjalan kaki ke halte terdekat. Jadwal kedatangan bus tertulis jelas dan selalu tiba tepat waktu.
Di dalam bus, kita tidak perlu berdesak-desakan karena jumlah armada bus yang ada selalu disesuaikan dengan jumlah penumpang. Kalaupun harus berdiri, itu hanya sebentar saja. Interior bus juga sangat nyaman karena telah dilengkapi dengan AC dan juga CCTV. Sambil duduk, penumpang bisa membaca buku, membalas e-mail, membuat atau mengedit konten yang akan dipublikasikan di media sosial, atau membaca kembali materi pelajaran bagi mereka yang masih sekolah.
Daftar Isi
Trans Koetaradja, Wajah Baru Transportasi Publik di Banda Aceh
Kehadiran Trans Koetaradja bagaikan angin segar dalam mengatasi keterbatasan transportasi publik di dalam Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Impian akan hadirnya mode transportasi umum yang nyaman pun terwujud dengan hadirnya bus jenis BTR 2016 silam. Bus yang bersih dengan kursi yang empuk dan dilengkapi dengan AC dan CCTV menjadikan pengalaman naik kendaraan umum sangat luar biasa.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan syariat Islam di Aceh, posisi duduk laki-laki dan perempuan di dalam bus dipisah. Meski demikian, untuk memberikan penghargaan terhadap sesama juga sediakan kursi prioritas yang dikhususkan bagi wanita hamil, difabel, lanjut usia, dan orang yang membawa bayi.
Pada masa pandemi Covid-19, layanan bus Trans Koetaradja juga mengikuti protokol kesehatan dengan mewajibkan penumpang untuk memakai masker, mencuci tangan menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan pada pintu bus, menempati tempat duduk yang telah diberi jarak, dan mengurangi interaksi antar penumpang di dalam bus baik fisik maupun berbicara.
Armada bus ini beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00—20.00 WIB. Kehadirannya mampu menunjang berbagai aktivitas masyarakat, seperti kuliah, bekerja, berbelanja ke pasar, ataupun aktivitas lainnya. Menariknya lagi, sejak diluncurkan sampai sekarang, penumpang tidak dikenakan biaya.
Ketidakpastian Waktu Kedatangan atau Keberangkatan
Di sisi lain, pengguna moda transportasi ini juga memiliki beberapa keluhan terkait tingkat kualitas pelayanan yang diberikan. Salah satunya adalah ketidakpastian waktu keberangkatan maupun kedatangan bus di setiap halte. Akibatnya, produktivitas penumpang menjadi terganggu.
Hal ini ditakutkan dapat menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan Trans Koetaradja atau bahkan beralih ke moda transportasi lain. Selain itu, tidak tersedianya informasi mengenai jam kedatangan dari setiap bus dan informasi perubahan rute jalur yang dilalui juga menjadi problematika bagi pengguna Trans Koetaradja dalam menentukan rencana perjalanan.
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan Trans Koetaradja dengan memberikan informasi keberadaan bus secara real-time dan informasi rute bus yang up to date.
Digitalisasi dan Tidak Takut Terlambat (Lagi)
Permasalahan terkait ketidakpastian jadwal keberangkatan dan kedatangan bus Trans Koetaradja kini telah ada solusinya. Seperti yang dilansir dari tabloid Aceh Transit edisi 3 tahun 2021, Dinas Perhubungan Aceh telah meluncurkan beberapa inovasi yang akan diterapkan pada pelayanan Trans Koetaradja.
Di antaranya adalah peresmian 12 unit armada baru Trans Koetaradja dan Ruang Pusat Kendali Trans Koetaradja, serta peluncuran aplikasi ETA (Estimate Time Arrival) dan prototype e-ticketing hasil kerja sama dengan Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Dengan bertambahnya 12 unit bus baru berukuran sedang diharapkan dapat memperkecil jarak waktu tiba antarbus di halte agar sesuai dengan time table yang telah disusun.
Pun demikian dengan adanya Ruang Pusat Kendali yang berfungsi sebagai media pengawasan terhadap operasional Trans Koetaradja di lapangan. Ruang ini didukung sejumlah perangkat baru seperti; NVR (Network Video Recorder), People Counting Camera, CCTV dan Digital Signage yang terpasang di setiap halte.
Sedangkan aplikasi ETA yang diberinama TranskoETA berguna untuk memudahkan masyarakat mengetahui lokasi bus yang terdekat dengan halte. Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di Play Store melalui handphone berbasis android. Sedangkan e-ticketing, yang sudah diprogramkan sejak tahun 2016, ditujukan untuk pendataan dan akuntabilitas pendapatan Trans Koetaradja.
Semoga digitalisasi Trans Koetaradja ini segera terwujud, ya.
***
“Seru sekali keliling kota naik Trans Koetaradja,” ujur si sulung Naqiya, “busnya ber-AC, tempat duduknya juga nyaman.”
“Dengan naik kendaraan umum, kita bisa mencegah kemacetan dan menjaga lingkungan,” tambahku.
Ayo naik bus, dan mari kita jaga bumi Serambi Mekah tercinta agar terbebas dari polusi udara.[]
Leave a Reply