• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Uncategorized / Ripe, Debus, Apa Gense dan Seudati Inong : Art and Music Weekend Show

April 16, 2011

Ripe, Debus, Apa Gense dan Seudati Inong : Art and Music Weekend Show

DSC02496

Sabtu dan Minggu adalah dua hari yang paling kutunggu dalam sepekan. Bukan karena ke dua hari itu adalah hari libur dan membebaskanku dari berbagai aktivitas. Bukan karena hari-hari itu adalah akhir pekan sehingga jadwal jaga di Rumah Sakit sedikit lenggang. Bukan. Tetapi karena di sore hari Sabtu dan Minggu ada acara Putroe Phang Art and Music Weekend Show. Pergelaran seni dan musik etnis Aceh di Taman Putro Phang Banda Aceh.

Sebenarnya, tidak setiap akhir pekan aku bisa menikmati pergelaran ini. Aktivitas yang lumayan padat membuatku harus berpuas hati walau hanya sebulan sekali kesenian Aceh ini dapat kunikmati. Nah, di hari Minggu sore ceria beberapa waktu lalu, aku bisa mengunjungi Putroe Phang Art and Music Weekend Show  yang menampilkan Ripe Aceh, Debus dan Puisi, Seudati Inong, dan Lawak Apa Gense.
DSC02466
Ripe Aceh, group musik yang memadukan antara musik etnis dengan musik modern membuka acara di sore Minggu itu. Dengan irama musik yang khas, yaitu perpaduan antara Rapai, gitar, biola, bass, dan keyboard, Ripe berhasil menggodaku dan penonton lainnya. Lagu Bungong Jeumpa dibawakan dengan aliran musip rap. Sangat menarik. Mungkin nama Ripe itu, sengaja dipilih oleh personel yang konon merupakan gabungan berbagai musisi di Aceh ini karena aliran musik mereka yang ngerap dan menggunakan rapai sebagai alat musik utamanya.
DSC02473
Setelah Ripe, debus atau yang lebih dikenal dengan Dabo’h di kalangan masyarakat Aceh membuat seluruh penonton histeris ketakutan. Dabo’h ini adalah salah satu atraksi budaya Aceh yang menggunakan benda tajam. Atraksi ini diiringi oleh permainan alat musik berupa rapai. 
Lelaki paro baya berjubah hitam mengambil tempat di depan penonton. Dengan iringan rapai, ia membaca puisi yang berjudul Mantra. “Mantra adalah puisi tertua di dunia,” begitu jelas pembawa acara sebelum atraksi ini dimulai. 
Lalu, semua penonton menjerit ketika lelaki berjubah hitam yang ternyata sang top daboh (orang yang melakukan atraksi debus) ini memulai aksinya. Pedang panjang yang sangat tajam diiris-iris di atas tubuhnya. Gergaji yang aku yakin tak kalah tajam dari mata pedang digesek-gesek pada lidahnya. Tak ada darah yang mengalir meski benda tajam itu menggores tubuh lelaki berbaju hitam dengan rambut panjangnya. Funtastic. Lelaki itu kebal terhadap benda tajam. 
Yang mengherankan adalah setiap atraksi debus selalu diiringi dengan rapai. Ada yang mengatakan kalau  yang membuat tukang top daboh itu kebal karena nuansa mistis yang hadir ketika bunyi rapai bergema.
Setelah ketakutan dengan atraksi debus, Apa Gense dan kawan-kawan menghibur semua penonton dengan lawakannya yang khas. Sambil ikut mempromosikan Visit Banda Aceh 2011 di setiap kalimat-kalimat lucunya, Apa Gense dkk berhasil mengocok perut penonton Putroe Phang Art and Music Weekend Show. Dalam atraksinya itu, Apa Gense membawakan drama tentang seorang bule yang berkunjung ke Aceh dan bertemu dengan penduduk Aceh yang hanya tahu Yes dan No dalam bahasa Aceh.
DSC02496
Seudati Inong menjadi penutup acara sore itu. Dengan kekhasannya yang menampilkan suasana yang heroik, tarian kebanggaan rakyat Aceh yang diambil dari bahasa Arab “syahadat” yang berati pengakuan itu ditarikan oleh perempuan-perempuan Aceh. Karena dimainkan oleh perempuan, maka seudati yang bisa dimainkan oleh minimal 6 orang ini dinamakan dengan seudati inong.
Jika kamu bosan dan ngga tahu kemana di akhir pekan. Sila kunjungi Taman Putroe Phang Banda Aceh untuk menikmati sajian musik dan kesenian Aceh yang sangat menarik.

Putroe Phang Art and Music Weekend Show
Tempat : Taman Putroe Phang Banda Aceh
Waktu : 17.00 WIB – 18.00 WIB

DSC02473DSC02474
DSC02480DSC02494

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Uncategorized

  • 1 Liza Fathia
    • Serunya Pakai Aplikasi Gym Indonesia untuk Atur Jadwal Latihan
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur

Reader Interactions

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • Serunya Pakai Aplikasi Gym Indonesia untuk Atur Jadwal Latihan
  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d