
Jadi ceritanya malam ini saya kembali menulis blog. Sambil duduk di kamar jaga dokter IGD, saya kembali membuka blog yang dulu pernah saya deklarasikan sebagai rumah ke dua saya. Saya ingin menulis dengan sebenar-benarnya menulis. Tanpa harus didekte dengan tema tertentu atau meminta bantuan pada chatgpt untuk menemukan ide.
Ya, entah kenapa malam ini setelah mengikuti kuliah Digital Public Health yang usia dosennya terpaut bebrapa tahun di bawah saya dan beliau termasuk dalam top 2% scientist dunia, saya kepingin menulis di blog ini lagi, tentunya dengan bahasa saya sendiri. Ohiya, keinginan ini lebih tepatnya terpancing setelah membaca tulisan-tulisan lawas saya yang pernah saya tulisakan 10 tahun silam. Kok, dulu saya bisa menulis semengalir itu, ya? Bahasa yang saya gunakan sederhana tapi mengena. Kalau sekarang, tulisan saya masih bagus sih, tapi entah kenapa saya sudah terlalu bergantung pada AI. Jadi malam ini, saya ingin ngalor ngidul di blog ini sampai pasien datang ke IGD.
Saya akui, ngeblog itu sudah tidak seasyik dulu. Kalau dulu, 5-10 tahun yang lalu, rasanya tiada hari tanpa membuka blog. Entah iseng utak atik template, membalas komentar teman, kembali blogwalking dan membaca tulisan terbaru dan sesama blogger, pokoknya ngeblog itu sangat mengasyikkan. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika media sosial semakin marak terutama instagram dan tiktok, banyak waktu yang saya habiskan hanya untuk scrolling engga jelas di sana. Dan blog ini pun mulai terbengkalai. Ditambah lagi, tidak ada lagi yang berkunjung ke blog ini dengan sukarela, tidak ada komentar dari teman yang harus dibalas, jadinya makin engga semangat menulis blog.
Sebenarnya ada sih beberapa update tulisan terbaru, tapi itu hanya sponsored post atau guest post yang berbayar. Itung-itung untuk membantu perpanjangan domain dan hostingan. Selebihnya, tidak ada tulisan organik yang saya hasilkan. Dan entah kenapa saya merindukan tulisan-tulisan saya yang apa adanya seperti dulu. Tulisan yang ringan dan bercerita tentang keseharian saya dan keluarga. Tulisan yang murni tanpa embel-embel review atau advertorial.
Bisa enggak ya saya menulis seperti itu lagi? Bisa-bisa aja sih. Buktinya sekarang, dalam waktu 10 menit saya sudah menulis 5 paragraf. Namun, terkadang saya terlalu banyak excuse yang tidak jelas. Malas lebih tepatnya dan tidak menjadikan menulis blog sebagai prioritas lagi. Seandainya 15 menit saja saya meluangkan waktu untuk menulis seperti ini, mungkin ikatan batin antara saya dan blog yang telah saya bangun selama hampir 2 dekade ini akan kembali seperti dulu lagi. Seperti masa-masa yang tiada hari tanpa menulis.
Akankah konsisten melakukannya? Nah, ini dia yang menjadi bumerang dalam hidup saya juga. Dulu, dari semua kegemaran yang saya lakukan, ngeblog menjadi sesuatu yang tidak pernah saya tinggalkan. Sedangkan yang lain, angin-anginan. Sampai teman karib saya berdecak kagum akan keteguhan saya ini. Dan, ya, buah dari kekonsitenan ini juga sudah beberapa kali saya petik. Contohnya saja memenangkan lomba blog yang membuat saya bisa bersalaman langsung dengan Menteri Kesehatan atau Menteri UMKM. Belum lagi materi yang saya hasilkan. Pun demikian dengan relasi serta teman-teman baru yang saya jumpai.
Dan saya ingin, mulai malam ini saya kembali bersemangat seperti dulu. Semangat menulis apa saja yang ada di benak sebagai salah satu usaha membangun kembali keistiqamahan yang sering up and down. Hehehe. Baiklah, berhubung sudah ada konsul dari ruangan, saya sudahi dulu aja cuap-cuap malam ini. Semangat ngeblog.
Leave a Reply