Harta yang paling berharga adalah keluarga,
Istana yang paling indah adalah keluarga,
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga,
Mutiara tiada tara adalah keluarga. (OST Keluarga Cemara)
Setelah melewati delapan minggu koas di bagian Penyakit Dalam, saya semakin menyadari betapa pentingnya arti sebuah keluarga. Keluarga yang tak hanya bersama ketika suka, tapi di saat duka tengah menyelimuti mereka juga hadir dan memberikan kekuatan yang tak terhingga. Itulah yang saya rasakan ketika melihat pasien-pasien yang harus terbaring tanpa daya lalu ditemani sanak family yang tak kenal siang maupun malam tetap setia di sampingnya.
Seolah ada magnet yang luar biasa yang menarik sang pesakitan untuk segera bangkit dan sembuh. Tak hanya bergantung pada butiran pil, obat suntik, infus, dan berbagai jenis terapi yang diberikan oleh dokter. Terlebih lagi saat mereka mulai putus asa sampai tak ingin sesuap nasi pun masuk ke mulut, maka kata-kata “Ibu! Ibu mau kan lebaran di rumah dengan keluarga? Jadi, kalau Ibu mau, Ibu harus makan dan minum obat biar Ibu cepat sembuh.” Spontan mereka mengangguk dan memaksakan diri untuk makan meski lidah terasa pahit dan kelu. Bisa kembali berkumpul dengan keluarga! Itulah yang membuat para pasien itu semakin bersemangat.
Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga? Dari sekian pasien yang ditemani oleh anak-istri-suami mereka, ternyata ada juga yang bernasib malang. Sebut saja dia dengan Ny. S. Wanita paro baya ini dirawat dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Foot Wagner 5 (luka di kaki akibat DM) dan harus diamputasi. Saban malamnya ia hanya bisa meringis kesakitan menahan sakit. Ny. S sudah tidak mampu berjalan. Bahkan untuk duduk saja ia harus dipapah.
Hampir setiap malam, ketika saya mendapatkan tugas jaga Ny.S selalu sendiri. Ketika melewati bangsal tempatnya di rawat, ia selalu memanggil saya dan teman-teman dokter muda yang lain (yang melintas di depannya) untuk membantunya duduk.
“Adik baju putih, tolong Ibu sebentar,” lirihnya, “tolong pegang Ibu. Ibu mau duduk.”
Setelah permintaannya dipenuhi, ia lalu berkata, “Dik, sering-sering ke tempat Ibu ya. Jenguk Ibu. Ibu sendiri di sini.” Dengan suara lirihnya ia mempersila saya atau teman yang lain untuk kembali ke ruangan kami.
Dari seorang lelaki yang pernah membesuknya, saya baru tahu kalau Ny. S masih perawan di usianya yang sudah mendekati setengah abad. Ia tidak memiliki suami dan juga anak-anak. Sedangkan saudara-saudaranya yang lain sudah tua dan sibuk dengan keluarganya masing-masing sehingga tak sempat menemaninya setiap hari.
Lain lagi dengan Ny.M. Penderita kanker payudara yang sudah metastase (menjalar) sampai ke otaknya. Setiap hari ia hanya ditemani oleh seorang anak perempuan (sebut saja namanya Ipah) yang berumur 10 tahun. Setelah berbicara lama, ternyata anak itu adalah anak kedua Ny. M. Anak pertamanya berumur 12 tahun dan tinggal di rumah untuk menjaga adiknya yang masih balita. Jadi yang menemani wanita yang terbujur lemas di atas kasur itu adalah anak keduanya yang masih tergolong di bawah umur.
Meski masih kecil, Ipah cukup cekatan merawat ibunya. Meski kerap makian keluar dari mulut ibunya karena Ipah tertidur dan tidak memijit ibunya kesakitan, tapi gadis mungil yang duduk di kelas 5 SD itu tetap saja tersenyum lalu kembali memijit ibunya. Jika sepray tempat sang ibu tidur kotor karena darah yang masih keluar, dengan cepat Ipah menggantikannya. Walaupun tak dapat berbuat banyak, setidaknya Ipah bisa memijit ibunya dan melakukan hal-hal lain yang ia bisa. Keinginan anak itu hanya satu, ibunya segera baikan dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga.
Dari pasien-pasien tersebut saya banyak belajar. Saya menjadi mengerti mengapa seseorang ingin berkeluarga dan memiliki keturunan. Ya, walaupun sakit bukanlah sebuah keinginan dan tak bisa diduga kapan datangnya. Namun, kehadiran keluarga menjadi penyemangat tersendiri untuk tetap bangkit. Berkumpul kembali bersama keluarga seakan memberikan energi yang tak bisa tertandingi. Karena harta, istana, puisi, dan mutiara yang paling indah adalah keluarga. Sungguh merugilah orang-orang yang ketika Allah anugerahi sebuah keluarga, tapi mereka menyia-siakannya. Keluarga = Family = FAther, Mother I Love You
Wendy Achmmad says
Pertamax .. hehehe … wah setuju … kerasa sekali kalau sudah lama pergi merantau dan pulang ke kampung … seperti menemukan tanah impian …
Liza Fathia says
hehehhe… pertamaxnya sudah diamankan ya wend 🙂
setitikharapan says
Alangkah indahnya bertemu keluarga. hal itu juga saya rasakan saat lebaran. Ayah dan Ibu semua bahagia saat kami berkumpul.
Liza Fathia says
bener banget mas edy.
windisy ali says
keluarga memang yang paling utama
Liza Fathia says
setujuuu
narno says
maka itulah aku sering menyempatkan diri untuk pulang kampung berkumpul dengan ibu dan kakak-kakak
lowongan pekerjaan says
memang bagaimanapun juga, keluarga mesti diutamakan. Mo segimana sibuknya bekerja, tetep perlu kasih waktu untuk keluarga. Terutama anak dan istri.
Aal says
Hmm, what a very touching story, emang sih keluarga sangat berarti buat kita, kunjungan sanak famili dan orang yang kita sayangi juga semacam sugesti pasien untuk menjadi cepat sembuh, bukankah begitu bu dokter?
Fadli Idris says
Artikelnya mantap. Salam kenal…!
TRIMATRA says
I love my family…!!!
watch vampire diaries online says
ijin mbaca dulu
mei ing says
kangen ngumpul sama keluarga lagi,,,,
salam kenal ya mba 🙂
toko online says
Waduh saya jadi terharu membaca artikel anda, sungguh mulia gadis kecil itu..disaat tugas dia harus belajar, tapi dia ada tugas lain untuk merawat ibunya dengan harapan ibunya sembuh dan dapat berkumpul dengan anggota keluarga yang lain. Memang benar keluarga merupakan harta yang paling bermakna, kita hidup juga tujuannya untuk keluarga. Terimakasih atas artikel anda, saya akan lebih memeknai arti kata keluarga.
belajar bisnis internet says
posting yang sangat menyentuh hati, iya setuju keluarga adalah segala-galanya..disaat kita berada nun jauh disana pasti tidak akan pernah melupakan keluarga.,
ipops says
wow wow terharu biru merah kuning hijau buuu….
keuereeen….
Eh iya… kalo mau cari kado buat orang tersayang, mampiir dooonkk ke http://www.ipopscollections.com 🙂
story song says
http://www.storysong.co.cc/2010/09/hidup-1-by-ebiet-g-ade.html
suatu cerita yang membuat kita terenyuh, tapi juga merenung. Begitulah kodrat kita yang diciptakan secara berpasangan. saling berbagi. saling memberi dan menerima. kita tak bisa menyelesaikan persoalan kita sendiri. silaturahmi dengan hari, penuh keihlasan seperti 0 dan 1. he..he.. terima kasih, saya menikmati cerita ini. Selamat bertugas bu dokter, bekerjalah dengan hari.
mempawah creation says
theme yang bagus, sederhana tapi manis. Keluarga adalah suatu yg utuh. trims untuk cerita ini
Private Server Ragnarok Indonesia says
ya memang keluarga lah yang paling indah