• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Advertise
  • Disclosure
  • Contact

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

  • ABOUT ME
  • Traveling
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Feature
  • Kuliner
You are here: Home / Opini / Mutiara Itu Bernama Keluarga

September 20, 2010

Mutiara Itu Bernama Keluarga

Harta yang paling berharga adalah keluarga,

Istana yang paling indah adalah keluarga,

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga,

Mutiara tiada tara adalah keluarga. (OST Keluarga Cemara)

Setelah melewati delapan minggu koas di bagian Penyakit Dalam, saya semakin menyadari betapa pentingnya arti sebuah keluarga. Keluarga yang tak hanya bersama ketika suka, tapi di saat duka tengah menyelimuti mereka juga hadir dan memberikan kekuatan yang tak terhingga. Itulah yang saya rasakan ketika melihat pasien-pasien yang harus terbaring tanpa daya lalu ditemani sanak family yang tak kenal siang maupun malam tetap setia di sampingnya.

Seolah ada magnet yang luar biasa yang menarik sang pesakitan untuk segera bangkit dan sembuh. Tak hanya bergantung pada  butiran  pil, obat suntik, infus, dan berbagai jenis terapi yang diberikan oleh dokter. Terlebih lagi saat mereka mulai putus asa sampai tak ingin sesuap nasi pun masuk ke mulut, maka kata-kata “Ibu! Ibu mau kan lebaran di rumah dengan keluarga? Jadi, kalau Ibu mau, Ibu harus makan dan  minum obat biar Ibu cepat sembuh.” Spontan mereka mengangguk  dan memaksakan diri untuk makan meski lidah terasa pahit dan kelu. Bisa kembali berkumpul dengan keluarga! Itulah yang membuat para pasien itu semakin bersemangat.

Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga? Dari sekian pasien yang ditemani oleh anak-istri-suami mereka, ternyata ada juga yang bernasib malang. Sebut saja dia dengan Ny. S. Wanita paro baya ini dirawat dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Foot Wagner 5 (luka di kaki akibat DM) dan harus diamputasi. Saban malamnya ia hanya bisa meringis kesakitan menahan sakit. Ny. S sudah tidak mampu berjalan. Bahkan untuk duduk saja ia harus dipapah.

Hampir setiap malam, ketika saya mendapatkan tugas jaga Ny.S selalu sendiri. Ketika melewati bangsal tempatnya di rawat, ia selalu memanggil saya dan teman-teman dokter muda yang lain (yang melintas di depannya) untuk membantunya duduk.

“Adik baju putih, tolong Ibu sebentar,” lirihnya, “tolong pegang Ibu. Ibu mau duduk.”

Setelah permintaannya dipenuhi, ia lalu berkata, “Dik, sering-sering ke tempat Ibu ya. Jenguk Ibu. Ibu sendiri di sini.” Dengan suara lirihnya ia mempersila saya atau teman yang lain untuk kembali ke ruangan kami.

Dari seorang lelaki yang pernah membesuknya, saya baru tahu kalau Ny. S masih perawan di usianya yang sudah mendekati setengah abad. Ia tidak memiliki suami dan juga anak-anak. Sedangkan saudara-saudaranya yang lain sudah tua dan sibuk dengan keluarganya masing-masing sehingga tak sempat menemaninya setiap hari.

Lain lagi dengan Ny.M. Penderita kanker payudara yang sudah metastase (menjalar) sampai ke otaknya. Setiap hari ia hanya ditemani oleh seorang anak perempuan (sebut saja namanya Ipah) yang berumur 10 tahun. Setelah berbicara lama, ternyata anak itu adalah anak kedua Ny. M. Anak pertamanya berumur 12 tahun dan tinggal di rumah untuk menjaga adiknya yang masih balita. Jadi yang menemani wanita yang terbujur lemas di atas kasur itu adalah anak keduanya yang masih tergolong di bawah umur.

Meski masih kecil, Ipah cukup cekatan merawat ibunya. Meski kerap makian keluar dari mulut ibunya  karena Ipah tertidur dan tidak memijit ibunya kesakitan, tapi gadis mungil yang duduk di kelas 5 SD itu tetap saja tersenyum lalu kembali memijit ibunya. Jika sepray tempat sang ibu tidur kotor karena darah yang masih keluar, dengan cepat Ipah menggantikannya. Walaupun tak dapat berbuat banyak, setidaknya Ipah bisa memijit ibunya dan melakukan hal-hal lain yang ia bisa. Keinginan anak itu hanya satu, ibunya segera baikan dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga.

Dari pasien-pasien tersebut saya banyak belajar. Saya menjadi mengerti mengapa seseorang ingin berkeluarga dan memiliki keturunan. Ya, walaupun sakit bukanlah sebuah keinginan dan tak bisa diduga kapan datangnya. Namun, kehadiran keluarga menjadi penyemangat tersendiri untuk tetap bangkit. Berkumpul kembali bersama keluarga seakan memberikan energi yang tak bisa tertandingi. Karena harta, istana, puisi, dan mutiara yang paling indah adalah keluarga. Sungguh merugilah orang-orang yang ketika Allah anugerahi sebuah keluarga, tapi mereka menyia-siakannya. Keluarga = Family = FAther, Mother I Love You

Share this:

  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Filed Under: Opini, Serba serbi Tagged With: diabetes mellitus, keluarga, pasien

  • 1 Liza Fathia
    • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
    • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
    • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
    • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
    • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Reader Interactions

Comments

  1. Wendy Achmmad says

    September 20, 2010 at 12:14 PM

    Pertamax .. hehehe … wah setuju … kerasa sekali kalau sudah lama pergi merantau dan pulang ke kampung … seperti menemukan tanah impian …

    Reply
    • Liza Fathia says

      September 20, 2010 at 10:01 PM

      hehehhe… pertamaxnya sudah diamankan ya wend 🙂

      Reply
  2. setitikharapan says

    September 20, 2010 at 1:03 PM

    Alangkah indahnya bertemu keluarga. hal itu juga saya rasakan saat lebaran. Ayah dan Ibu semua bahagia saat kami berkumpul.

    Reply
    • Liza Fathia says

      September 20, 2010 at 10:07 PM

      bener banget mas edy.

      Reply
  3. windisy ali says

    September 20, 2010 at 8:50 PM

    keluarga memang yang paling utama

    Reply
    • Liza Fathia says

      September 20, 2010 at 10:10 PM

      setujuuu

      Reply
  4. narno says

    September 21, 2010 at 8:55 AM

    maka itulah aku sering menyempatkan diri untuk pulang kampung berkumpul dengan ibu dan kakak-kakak

    Reply
    • lowongan pekerjaan says

      October 3, 2010 at 9:41 AM

      memang bagaimanapun juga, keluarga mesti diutamakan. Mo segimana sibuknya bekerja, tetep perlu kasih waktu untuk keluarga. Terutama anak dan istri.

      Reply
  5. Aal says

    September 21, 2010 at 10:51 AM

    Hmm, what a very touching story, emang sih keluarga sangat berarti buat kita, kunjungan sanak famili dan orang yang kita sayangi juga semacam sugesti pasien untuk menjadi cepat sembuh, bukankah begitu bu dokter?

    Reply
  6. Fadli Idris says

    September 22, 2010 at 5:53 PM

    Artikelnya mantap. Salam kenal…!

    Reply
  7. TRIMATRA says

    September 23, 2010 at 2:47 AM

    I love my family…!!!

    Reply
  8. watch vampire diaries online says

    September 24, 2010 at 1:48 PM

    ijin mbaca dulu

    Reply
  9. mei ing says

    September 29, 2010 at 1:09 PM

    kangen ngumpul sama keluarga lagi,,,,
    salam kenal ya mba 🙂

    Reply
  10. toko online says

    October 2, 2010 at 12:10 PM

    Waduh saya jadi terharu membaca artikel anda, sungguh mulia gadis kecil itu..disaat tugas dia harus belajar, tapi dia ada tugas lain untuk merawat ibunya dengan harapan ibunya sembuh dan dapat berkumpul dengan anggota keluarga yang lain. Memang benar keluarga merupakan harta yang paling bermakna, kita hidup juga tujuannya untuk keluarga. Terimakasih atas artikel anda, saya akan lebih memeknai arti kata keluarga.

    Reply
  11. belajar bisnis internet says

    October 2, 2010 at 1:05 PM

    posting yang sangat menyentuh hati, iya setuju keluarga adalah segala-galanya..disaat kita berada nun jauh disana pasti tidak akan pernah melupakan keluarga.,

    Reply
  12. ipops says

    October 4, 2010 at 1:42 PM

    wow wow terharu biru merah kuning hijau buuu….

    keuereeen….

    Eh iya… kalo mau cari kado buat orang tersayang, mampiir dooonkk ke http://www.ipopscollections.com 🙂

    Reply
  13. story song says

    December 5, 2010 at 12:40 PM

    http://www.storysong.co.cc/2010/09/hidup-1-by-ebiet-g-ade.html

    suatu cerita yang membuat kita terenyuh, tapi juga merenung. Begitulah kodrat kita yang diciptakan secara berpasangan. saling berbagi. saling memberi dan menerima. kita tak bisa menyelesaikan persoalan kita sendiri. silaturahmi dengan hari, penuh keihlasan seperti 0 dan 1. he..he.. terima kasih, saya menikmati cerita ini. Selamat bertugas bu dokter, bekerjalah dengan hari.

    Reply
  14. mempawah creation says

    April 9, 2011 at 12:21 PM

    theme yang bagus, sederhana tapi manis. Keluarga adalah suatu yg utuh. trims untuk cerita ini

    Reply
  15. Private Server Ragnarok Indonesia says

    September 24, 2015 at 4:06 PM

    ya memang keluarga lah yang paling indah

    Reply

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Liza Fathia

Welcome to liza-fathia.com!

Hi, I 'm Liza, a working mom with a beautiful daughter who loves blogging and traveling. I started blogging to create a lifestyle and travel blog that allows me to spend more time focusing on the things I love. Grab a cup of coffee and enjoy reading this blog. I hope you leave the site with some new exciting ideas!

Follow Me

  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Facebook

Recent Posts

  • 8 Kafe Unik dan Cozy yang Wajib Dikunjungi di Tokyo
  • Stabilizer Listrik: Lindungi Peralatan Elektronik Anda
  • Membangun Keluarga Bahagia dengan Sekolah Keluarga Samara
  • Mengenal Tanda-tanda Hamil Anggur
  • Keuntungan Memilih Bayar Listrik Online di Aplikasi Belanja Online

Community

blogger perempuantravel blogger indonesiagaminong blogger

Copyright© 2023 · by Liza Fathia

%d