Rasanya bosan juga kalau ke Kuala Lumpur hanya mencicipi kuliner berupa nasi lemak, roti canai, dan teh tarik. Saya masih penasaran dengan kuliner lain yang ada di negeri Jiran ini apalagi Malaysia memiliki beberapa negara bagian. Sama seperti Indonesia yang punya puluhan provinsi yang setiap daerahnya memiliki makanan tradisional tersendiri, pastinya Malaysia pun demikian. Kelantan pasti punya kuliner andalannya, begitu pula Trengganu, Johor, Penang, Pahang, dan negara-negara bagian yang lain.
Baca Juga: Nikmati Citarasa Kari Khas Jepang di A&W Restoran
Ibarat gayung bersambut, tiba-tiba teman Bang Thunis yang merupakan warga asli Malaysia mengajak kami ketemuan sambil makan siang ketika tahu kami sedang berada di tanah airnya. Beliau adalah Encik Fachrul, seorang dokter yang pernah mengikuti short course di Berlin. Di sanalah mereka bertemu dan berteman sampai sekarang.
Hari mejelang siang ketika kami dijemput oleh Encik Fachrul dari penginapan di Pudu Raya. Lelaki itu mengajak kami ke Midvalley Megamall. Di lahan seluas 420.000 meter yang terletak di Jalan Seputeh ini berdiri kokoh sebuah megamall, puluhan kantor, dan beberapa hotel. Kami lalu memasuki food court “The Garden” yang ada di lantai dasar mall. Di kawasan ini terdapat aneka pilihan makanan, mulai dari masakan Jepang, Thailand, Chinese dan tentu saja Malay. Kami pun berhenti di Restoran Belanga yang khusus menyajikan masakan Melayu.
Menurut cerita Encik Fachrol, makanan yang disediakan di Belanga adalah makanan khas Kelantan, salah satu negara bagian Malaysia. Karena kantor beliau terletak di kompleks Midvalley, maka Belanga ini telah menjadi tempat langganan beliau untuk makan siang.
Saya melihat dengan seksama menu yang tertera di buku, ada Nasi Dagang, Nasi Tumpang, Nasi Berlauk, Nasi Lemak, Nasi Kerabu, dan beraneka ragam jenis makanan lain yang namanya masih asing bagi saya. Jika dilihat dari gambar, nasi kerabu itu seperti nasi kuning, dan nasi tumpang itu nasi berbentuk kerucut. Namun, ada beberapa menu yang sudah tidak asing lagi bagi saya seperti es teller dan es campur.
Karena bingung dengan menu yang ditawarkan, kami pun meminta rekomendasi Encik Fachrul. Bak seorang chef, dokter yang juga konsultan asuransi kesehatan itu menjelaskan pada kami satu persatu menu tersebut. Akhirnya kami pun memesan nasi kerabu, ayam percik, nasi berlauk, teh tarik plus es, es teller, lompat tikam dan minuman nusantara.
Setelah menunggu beberapa menit, pesanan kami pun tiba. Tadaa…
Kalau di Indonesia ada Nasi Kuning, maka di Malaysia ada Nasi Kerabu. Sebenanya nasi kerabu itu berwarna biru karena dimasak dengan mencampurkan sari kelopak Kembang Telang (Clitoria ternatea) dan diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan warna biru yang tetap aman dikonsumsi. Namun, nasi kerabu yang berwarna biru sudah habis di Belanga, yang tersisa hanya nasi kerabu berwarna kuning alias nasi kuning. Nasi ini disajikan dengan kuah tumis, telur asin, kol, seledri, mentimun, dan touge.
Nah, ayam percik ini juga merupakan sajian khas Kelantan dan biasanya dimakan bersama nasi kerabu. Saus ayam percik ini terbuat dari aneka bumbu seperti santan dan rempah-rempah. Yummy!
Daging bakar khas Kelantan ini juga menjadi menu yang disantap bersama dengan Nasi Kerabu. Rasanya juga tidak kalah lezat dengan ayam percik. Saya lebih suka daging bakar ini dibandingkan dengan ayam yang bersaus santan itu.
Di antara semua menu yang dipesan, yang paling membuat saya penasaran adalah es teler. Sama nggak ya es teler yang ada di Indonesia dengan yang di KL ini? Penasaran? Ini dia es teler ala Belanga.
Ternyata dari penampakannya, es teler ala Belanga Malaysia itu berbeda dengan es teler yang sering saya seruput di Banda Aceh. Es teler ini dipenuhi dengan biji-biji delima warna-warni yang terbuat dari tepung, beberapa potong nangka, dan alpukat. Komposisi esnya lebih sedikit.
Yang terakhir ini adalah dessert di restoran Belanga. Namanya lucu ya, lompat tikam. Sama seperti menu yang lain, lompat tikam ini juga merupakan makanan khas Kelantan. Kudapan yang merupakan pencuci mulut ini terbuat dari tepung yang disiram dengan santan dan air gula. Mungkin karena adonan tepungnya yang suka melompat-lompat ke dalam santan dan untuk memakannya harus ditangkap/tikam dengan menggunakan sendok sehingga makanan ini dinamakan lompat tikam.
Secara keseluruhan, makanan yang disajikan di Belanga cocok di lidah kami dan semoga restoran kuliner Kelantan ini tetap menjaga kualitasnya. Belanga juga menjadi salah satu pilihan kuliner jika sedang jalan-jalan ke megamall ini. Letaknya langsung terhubung antara food court The Garden dengan Midvalley Megamall.[]
Fardelyn Hacky says
Sama kayak aslan, bikin ngileeeeeer pagi-pagi lihat resep ini. jadi hawa, huhuhuuu….
Liza Fathia says
Hihihihi… Liza dari swmalam hawa lagi kak, mana ga bisa tidur n ga ada makanan
Liza Fathia says
Hehehhe.. ini ditraktir aslan.cuma kan agak2 gimana gitu kalo kita posting harganya. Soalnya ga liat sih. Hihihi
Mama Obito says
Wow, enak bener deh kayaknya.
Liza Fathia says
Pastinya mbak. Tapi tetap enak masakan kampung sendiri
citramanica says
Yummy… Aku yang belum pernah coba itu nasi kerabu, yang biru tapi…. Asli penasaran banget…..
Liza Fathia says
Iya, aku juga kemarin ga ada lagi nasi kerabunya mbak
monda says
unik juga ya nama makanannya lompat tikam, rasanya manis ya Liz…?
Liza Fathia says
Iya kak monda. Dimakan pake saus gula merah n santan gitu
Tinanic says
Hallo mak salam kenal.
Oh jadi itu ya si”lompat tikam” lucu banget… jadi kepengen maaakk. Lapeeerr jadinya…
Liza Fathia says
Iya mak. Udah kayak lempar takram aja yaa
Moersalijn says
hai buk, salam kenal, enak kali ya makan2..rasanya tabar tidak? secara pemerintah malaysia udah ngurangin subsidi gula? 🙂
Liza Fathia says
Itu kalo minuman pak, kalau makanan pake gula malah ga enak
Liza Fathia says
Iya mbak ade. Mungkin karena lebih banyak santan n rempahnya ya
lisa tjut ali says
sedap liza nasi kerabu kuningnya, nasi kerabu warna biru pake ulam juga enak, kapan-kapan kesana lagi boleh coba, jangan lupa juga makan kue badak berenang, hampir sama juga dengan lompat tikam, kalo liza pingin mencaoba kuliner malaysia secara lengkap, berkunjung lah saat bulan puasa, setiap sore mereka akan mengadakan stand-stand bazar kuliner berbagai daerah untuk juadah berbuka puasa. kalau pingin makan khas kelantan jangan lupa makan pudu.
Liza Fathia says
Waaaaa..pingin lagi ke sana kak. Kak Lisa lama ya waktu itu tinggal di Malay?
Makmur Dimila says
Whahaha, bikin laper bacanya. “Lompat tikam”, namanya sadis, rasanya pasti manis. 😀
Liza Fathia says
Benar sekali makmur, rasanya manis
Liza Fathia says
Iya mbak lyd
siianeukbunda says
haduhhh … kirain restoran beulanggong tadi 😀