“And we are angry and poor and happy and proud of seeing our names in print,” G.K. Chesterton
Jika William Shakerpeare pernah menulis, “what is a name” apalah arti sebuah nama, maka bagi saya nama itu sangat berarti. Sebuah nama mengandung doa di dalamnya. Setiap kali ia dipanggil, maka kebaikan dalam namanya itu akan selalu tersebut. Oleh karena itu, sebagai muslim kita dianjurkan untuk memberikan nama yang baik dan dilarang untuk memanggil/mengolok-olok seseorang dengan panggilan yang buruk.
Begitulah sebuah nama. Lewat nama kita dikenal, diingat, dan dikenang, bahkan ketika nyawa sudah terpisah dari raga.
Memilih nama bukanlah perkara mudah, sama seperti memilih pasangan. Cocok tidak cocok. Pasangan suami istri bisa bedebat panjang lebar dalam memutuskan nama anaknya, tidak jarang mereka bertanya kepada orang tua atau alim ulama tentang nama apa yang sebaiknya diberikan untuk sang buah hati.
Begitu juga dalam memilih nama blog terutama untuk personal branding. Terlihat simpel, tapi sebenarnya sangat sukar.
Jika dilihat dari definisinya Personal branding adalah proses memasarkan diri dan karier melalui suatu citra yang dibentuk untuk khalayak umum. Blog adalah salah satu wadah untuk merepresentasikan diri kita. Karenanya, kita harus menentukan nama terbaik untuk brand yang ingin kita bangun
Liza-Fathia.Com Nama Blogku
Pemilihan nama Liza-Fathia.Com sebagai nama blog saya bukanlah lahir secara tiba-tiba. Setelah bertahun-tahun menulis di blog, baru pada pertengahan 2018 kemarin saya memutuskan untuk memilih nama blog saya sesuai dengan nama domain. Alasannya? Karena saya ingin orang-orang tahu jika blog ini adalah milik saya, Liza Fathia. Ketika ada orang yang mengetikkan nama saya di mesin pencari maka ia akan langsung terarah ke blog rumah maya ini.
Karena blog ini adalah media saya untuk personal branding, maka saya ingin orang langsung tahu kalau sayalah sang empunya blog.
Seuramoe Liza
Sebelumnya, saya memberi nama blog ini dengan Seuramoe Liza. Seuramoe, istilah dalam bahasa Aceh yang berarti serambi atau teras. Tujuan saya memilih nama itu adalah jika orang-orang ingin mengetahui siapa sebenarnya Liza, silakan bertandang saja ke blog saya. Karena layaknya serambi rumah, maka di blog ini saya menyuguhkan berbagai informasi tentang kehidupan. Namun, penyajiannya hanya superfisialnya saja. Ibarat bertandang ke rumah orang dan hanya dipersilakan duduk di teras, begitu makna tersirat dari nama tersebut.
Argumentasi Seorang Anak Bangsa
Seuramoe Liza bukanlah nama pertama blog saya. Yang pertama menjadi nama blog ini adalah : Argumentasi Seorang Anak Bangsa. Wuesss, berat ya namanya. Maklum saja, nama itu saya pilih ketika saya masih duduk di bangku kuliah, masih berstatus sebagai mahasiswa yang sedang menggebu-gebunya menyampaikan opini ke khalayak ramai lewat tulisan. Hal ini bisa dilihat dari tulisan-tulisan lawas di blog ini yang berisi kritik sosial saya tentang banyak hal.
Lambat laun, seiring beranjak dewasa, lulus kuliah dan bekerja, saya ingin mengenalkan diri saya apa adanya kepada netizen. Tulisan saya pun tidak lagi bersifat kritikan atau opini-opini tentang kehidupan sosial bermasyarakat, melainkan cerita kehidupan saya sehari-hari. Bukannya tidak peduli dan tidak ingin menyuarakan isi hati lewat opini dalam bentuk tulisan, hanya saja, fokus saya saat ini sudah berbeda. Jika dulu, dengan mudah saya menuliskan beragam artikel untuk media massa dengan bahasa yang jika saya baca lagi saat ini kesannya “lumayan berat”, maka sekarang saya lebih menyukai tulisan yang ringan. Karena kehidupan setelah selesai di bangku kuliah itu lebih berat, berat badan pun semakin berat, jadi jangan tambahkan lagi dengan tulisan yang berat. Hidup harus seimbang bukan?
Itulah sejarah singkat kenapa saya memilih nama blog liza-fathia.com sebagai nama blog saya. Semoga dengan nama ini, saya semakin terkenal di jadad maya (eaaaa).
Ruth Vania Christine says
Unik juga nih Mbak Liza, di saat banyak blogger (termasuk saya) memulai blog dengan nama yg kekanakan atau bahkan dikatakan alay, Mbak malah memulai dengan nama yg amat sangat berat dan berfaedah! Hahaha. Setuju banget kalo yg namanya nulis harus seimbang, harus bisa ringan dan serius juga. Thank you for sharing Mbak 🙂