Pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak bagi orang yang tinggal di daerah perkotaan. Mereka yang tinggal di pedesaan pun terkena imbasnya terutama pada sektor ekonomi. Contohnya ibu saya, ibu yang sehari-hari bekerja sebagai petani, karena pandemi covid-19, harga gabah turun drastis, ia harus menjual padi hasil panen dengan harga murah kepada pedagang perantara.
Mengetahui keadaan ibu, saya yang tinggal di ibu kota provinsi pun ikut prihatin. Memang, selama ini kebutuhan sehari-hari ibu tercukupi dengan kiriman dari anak-anaknya, tetapi kalau harus menjual padi dengan harga murah sedangkan modal yang dikeluarkan sangat banyak, rasanya kok enggak tega, ya. Bisa dibayangkan bagaimana jerih payah ibu merawat padi-padi di sawah, membayar petani lain untuk menanam dan memanen padi, dan ratusan hingga jutaan rupiah yang harus ia keluarkan untuk membeli pupuk tanaman.
Walhasil, saya pun memberikan ide agar padi tersebut tidak dijual lagi kepada tengkulak.
“Kita olah sendiri saja padi itu menjadi beras, lalu kita jual,” saran saya. Apalagi saat ini di kampung kami sudah ada kilang padi keliling yang siap dipanggil ke rumah warga untuk menggiling padi.
Siapa sih yang tidak mengenal beras Tangse, beras dari kampung halaman saya. Seluruh masyarakat Aceh sudah tahu bagaimana lezat dan pulennya beras dari dataran tinggi Tangse ini.
Lalu ibu pun menghitung harga jual padi dan dan membandingkannya jika dijual dalam bentuk beras. Ternyata dengan menjual beras, keuntungannya lebih besar. Tidak peduli berapapun harga padi, harga beras tetap stabil malah cenderung naik dimasa pandemi. Tidak hanya itu, bekatul dari penggilingan padi juga bisa dimanfaat untuk makanan ternak. Selama ini, ibu selalu harus membeli dedak untuk ayam dan bebek peliharaannya. Double untung jadinya.
Daftar Isi
Bersama, Melangkah Lebih Baik
Untuk memasarkan beras, bukan lagi ibu yang memegang kendali, melainkan saya yang juga dibantu oleh suami dan adik saya. Jika dulu, ibu langsung menjual padi hasil panen kepada tengkulak, sekarang tugas ibu adalah memproduksi beras dan mengirimkannya kepada saya yang berdomisi di Banda Aceh.
Mengutip apa yang dikatakan Henry Ford, pendiri Ford Motor Company “ If everyone is moving forward together, then success takes care of itself.” Ya, dengan membangun usaha ini bersama-sama, maka yang berat terasa ringan, dan yang susah terasa mudah. Kalau dulu rasanya sedikit sekali keuntungan dalam menanam padi, kini kami mulai merasakan nikmatnya menjadi petani.
Berani Lebih Baik
Pandemi covid-19 membuat kita harus beradaptasi dengan berbagai kondisi. Berbagai inovasi untuk bisa tetap bertahan mau tidak mau harus dijalankan.
Selama ini, penjualan beras Tangse hanya dilakukan secara offline. Pedagang mengumpulkan padi dari petani, lalu dijual lagi ke pemilik penggilingan padi. Setelah padi digiling menjadi beras, pemilik penggilingan akan menjual beras tersebut ke pedagang grosir berskala besar yang memiliki gudang penyimpanan.
Kemudian pedagang grosir berskala besar ini akan kembali menjual beras tersebut kepada pedagang grosir berskala kecil di tingkat provinsi atau kepada pedagang grosir antar pulau. Kemudian tersebut mendistribusikannya ke toko-toko.
Saya sadar, kapasistas dan kemampuan saya dan keluarga belum sepadan dengan pemilik penggilingan padi yang mempu mendistribusikan berton-ton beras ke penjual. Saya juga tidak ingin menerapkan metode konvensional dalam pemasaran beras kami.
Saat ini, beras Tangse yang saya jual masih sebatas dari produksi sawah sendiri. Untuk mutu dan kualitasnya langsung dipantau oleh ibu yang tinggal di Tangse. Mulai dari penyemaian benih, penanaman, panen, sampai pengeringan dan penumbukan padi menjadi beras, dikelola oleh ibu yang dibantu oleh tetangga sekitar rumah.
Oleh karena itu, saya harus berani lebih baik dari pengusaha beras konvensional agar bisa bertahan di masa pandemic covid 19 dan beras Tangse yang saya jual laku di pasaran.
Ada 5 langkah yang saya tempuh dalam penjualan beras Tangse, diantaranya adalah:
1. Promosi langsung dari mulut ke mulut
Dengan tetap menerapkan protocol Kesehatan berupa menjaga jarak dan memakai masker, saya mempromosikan secara langsung usaha yang sedang keluarga saya rintis ini. Entah kepada rekan kerja, saudara, atau pun teman-teman. Jika tidak bisa bertemu secara langsung, saya menggunakan media telepon atau mengirim pesan untuk memrpomosikan produk yang saya jual.
2. Promosi lewat Media Sosial
Dengan kecanggihan teknologi digital saat ini bukan hal sulit untuk mempromosikan produk beras Tangse ke khalayak ramai. Bermodalkan ponsel dan media sosial, dengan jari-jemari, saya bisa memasarkan beras Tangse. Tidak masalah walaupun penjualannya masih dalam lingkup Banda Aceh sekitarnya.
Mengutip apa yang disampaikan oleh Jack Ma, pendiri Alibaba, bahwa globalisasi yang dulu dipimpin negara maju sekarang berubah arah ke negara berkembang. “Siapa pun dengan ponsel bisa menjalankan bisnis global. Dalam 3 dekade ke belakang, sekitar 6.000 bisnis besar mendikte globalisasi, tapi masa depan akan diputuskan oleh 60 juta bisnis kecil yang menjadi global. Digitalisasi tentu akan mengubah seluruh industri,” papar dia.
3. Berjualan di Marketplace
Seiring berjalannya waktu, jumlah martetplace yang hadir di Indonesia semakin bertambah. Kesempatan ini juga saya manfaatkan untuk berjualan beras Tangse. Berjualan di marketplace juga ada trik tersendiri. Logo produk, foto produk, deskripsi hingga metode pembayaran harus benar-benar diperhatikan agar menarik minta pembeli.
4. Memanfaatkan jasa endorsement
Jualan beras tapi pakai jasa endorsement? Mengapa tidak. Cara ini sangat efektif dalam mendrobrak angka penjualan. Tidak dipungkiri, biaya mengendorse para influencer tidak lah sedikit, tetapi tidak sedikit juga para influencer yang mau mempromosikan produk kita hanya dengan barteran dengan produk.
5. Kolaborasi dengan pengusaha kecil lainnya
Kolaborasi atau berkerja sama dengan pengusaha kecil lainnya juga berdampak positif untuk mempromosikan produk yang saya jual. Misalnya saya berkolaborasi dengan teman saya yang memiliki usaha menjual tanaman. Sambil ia mempromosikan dagangannya, ia juga menyelipkan beras tangse. Pun sebaliknya. Dengan berkolaborasi seperti ini, audien yang tidak ada di dalam circle saya juga mengetahui produk yang saya jual.
Sudah hampir setahun saya dan keluarga menggeluti usaha penjualan beras ini. Syukur alhamdulillah, minat konsumen sangat tinggi yang ditandai dengan tingginya repeat order dari beras yang kami jual.
Memanfaatkan Aset yang Ada untuk Penyimpanan dan Distribusi
Karena merupakan usaha rumahan, selama ini beras yang dijual kami simpan di rumah. Untuk pendistribusiannya, selain menggunakan jasa kurir, untuk jarak dekat kami menggunakan mobil pribadi atau sepeda motor. Rumah, mobil, dan motor adalah aset yang saat ini kami miliki dan manfaatkan untuk kelancaran usaha ini.
Terkadang, saya merasa khawatir saat membaca atau menonton berita tentang kebakaran rumah, kecelakaan atau pencurian kendaraan. Bagaimana jika hal itu terjadi pada rumah atau kendaraan yang kami miliki? Bagaimana dengan kelangsungan usaha rumahan yang sedang kami rintis ini? Ketidakpastian itu membuat saya menjadi cemas dan khawatir
Ketidakpastian dan Pentingnya Asuransi
Saya pun menyadari bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Namun, dengan memiliki asuransi, setidaknya mampu mengikis rasa cemas dan takut akan ketidakpastian.
Berbicara tentang ketidakpastian dan asuransi, saya langsung teringat dengan film Titanic dan kesombongan Philip Franklin, Wakil Presiden White Star Line, perusahaan kapal terbesar di dunia yang membuat kapal Titanic. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin Titanic akan tenggelam.
Naasnya, pada 15 April 1912 dini hari, lima hari setelah berlayar, Titanic, sang raksasa di lautan itu harus karam karena menabrak gunung es. Kecelakaan yang menewaskan lebih dari 1.600 orang ini dianggap sebagai salah satu kecelakaan laut paling mengerikan dan menyedihkan. Kapal yang dianggap mustahil tenggelam itu pada akhirnya harus terkubur dengan tubuh terbelah dua di kedalaman 3.784 meter Lautan Atlantik. Bangkainya baru bisa ditemukan pada tahun 1985.
Yang menariknya dari musibah tenggelamnya kapal Titanic adalah ternyata kapal raksasa ini telah diasuransikan ke Lloyd, salah satu perusahaan asuransi ternama saat itu. Karena risikonya besar, tak heran kalau nilai tanggungannya amat mencengangkan. Untuk asuransi badan kapal saja nilainya mencapai 1 juta Poundsterling, yang kalau diukur dengan nilai sekarang mencapai 95 juta Poundsterling.
Kenapa mereka membuat asuransi jika yakin Titanic tidak akan tenggelam? Sebab, seyakin yakinnya White Star Line akan kekuatan Titanic, mereka tak ingin menanggung risiko. Mereka menyadari bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia, termasuk karamnya Titanic, dan asuransi setidaknya akan membuat pikiran mereka tenang.
Terus Melangkah Maju Tanpa Khawatir dengan Tugu Insurance
Salah satu perusahaan asuransi umum yang bisa memberikan rasa tenang adalah Tugu Insurance. Perusahaan asuransi yang berdiri sejak 25 November 1981 merupakan perusahaan asuransi umum di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Tugu Insurance memiliki ruang lingkup kegiatan di sektor industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah. Pada 2018, Tugu Insurance mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuka Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat umum.
Asuransi yang ditawarkan oleh Tugu Insurance ada 10 jenis, termasuk asuransi di sektor energi, kebakaran & properti, penerbangan, rekayasa, rangka kapal, pengangkutan, dan protection & indemnity, kredit & penjaminan, hingga asuransi berbasis syariah. Namun yang paling sesuai dengan kebutuhan saya saat ini adalah Asuransi Retail.
Asuransi retail Tugu Insurance menawarkan jaminan kerugian keuangan dan melindungi berbagai aset berharga, seperti rumah, kendaraan bermotor, serta keselamatan diri. Premi yang harus dibayar setiap bulannya juga cukup terjangkau mulai dari Rp 4.000an sampai dengan Rp 33.000 perbulannya.
Untuk asuransi mobil atau Tdrive misalnya, ada dua jenis pertanggungan yang bisa kita pilih yaitu Comprehensive dan Total Loss Only (TLO). Comprehensive merupakan penjaminan yang memberikan pertanggungan atas kendaraan yang mengalami kerusakan baik Sebagian maupun kerusakan total juga memberikan pergantian atas kehilangan kendaraan. Sedang TLO merupakan pertanggungan atas kendaraan yang hilang dan tidak Kembali, juga untuk kerusakan kendaraan yang melebihi 75% dari harga pembelian akibat kecelakaan atau kebakaran.
Pengklaiman asuransi Tdrive ini juga sangat mudah melalu TDrive apps yang bisa diunduh lewat smartphone atau bisa juga melalui website, call TIA, dan dating langsung ke kantor cabang Tugu Insurance terdekat.
Setelah mempelajari lebih lanjut tentang asuransi, saya menyadari bahwa apa yang ditawarkan Tugu Insurance adalah esensi dari segala jenis asuransi: perasaan tenang dan aman dalam menghadapi ketidakpastian di dunia. Dan sebagaimana semua yang telah dijamin, ia membuat kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman. Termasuk bagi penjual beras seperti saya yang harus bertahan di tengah pandemi covid-19 ini.
Dwi Puspita says
Asuransi memang sangat penting banget ya, apalagi saat kita butuh banget saat itu. Iya kalau ada keluarga yang mau menjamin. Apa2 memang kita sendiri yang perlu menyiapkan
Dian Restu Agustina says
Sepakat, begitu bermanfaat asuransi, karena dengan memilikinya akan ada perasaan tenang dan aman dalam menghadapi ketidakpastian di dunia. Dan saya baru tahu kalau Tugu Insurance punya asuransi untuk kendaraan. Mudah pengajuan dan klaimnya ya..hemat pula preminya.
Saya dan suami selalu mengasuransikan kendaran kami, karena kami pecinta road trip..lebih senang perjalanan via darat. Jadi bisa buat proteksi kalau ada apa-apa nanti
Mugniar says
Ah iya ya … salah satu yang dipelajari dari peristiwa tenggelamnya kapal Titanic adalah proteksi asuransi.
Sukses ya usaha beras Tangsenya, Liza. Masya Allah, kolaborasinya mantap.
Nchie Hanie says
Jaman pandemic begini melahirkan berbagai macam profesi baru, berjualan beras salah satu trik yang oke banget tuh, mau ga mau beras kebutuhan pokok yang pasti dibeli meski harga tinggi ya Liz.
Semoga kita dapat bertahan terus dimasa yang ga pasti ini apalagi lebih berani menyiapkan proteksi diri untuk masdep lebih baik
Mia Yunita says
Semoga kita selalu diberi keberkahan dalam rejeki kita, meski sekarang masih pandemi. Aamiin ya rabbal’alamiin
armitafibriyanti says
Memang sebaiknya diasuransikan ya Mba untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Apalagi ini preminya murah hanya Rp 4.000- Rp 33.000 per bulannya
@nurulrahma says
“ If everyone is moving forward together, then success takes care of itself.”
Quote by Hendi Ford ini mantuull banget mbaaa
Semangaatt untuk kita semua, ya.
Kuat bin strong selaluuuu!
mega says
proteksi memang penting banget ya mbak untuk segala hal yang tidak pasti di dunia ini. Seperti kesehatan, aset berharga juga lainnya. Solusi banget nih ada Tugu insurance jadi gak worry lagi ya mbak
Dedew says
Zaman sekarang memang kudu kreatif, inovatif dan Berani mencoba peluang baru ya..pilih juga asuransi yang mudah klaimnya juga mudah saat bayar premi…
Evi says
Beras sudah bernilai tambah dari padi, dan harganya lebih stabil. Semoga saja semua petani padi seperti ibunya Mbak melakukan hal serupa, menjual beras, bukan lagi padi. Jadi anak-anak yang sudah berpendidikan tinggi dan melek internet misalnya bisa membantu memasarkan. Selamat ya Mbak, semoga selalu sukses membantu ibu
Andiyani Achmad says
dengan adanya asuransi bisa menjamin lebih baik dan lebih tenang ya..nah iya aku setuju banget jaman sekarang harus kreatif dan inovatif dalam melakukan bisnis
Juliastri Sn says
Ibarat sedia payung sebelum hujan, asuransi menjadi proteksi yang sangat bermanfaat di masa pandemi ini. Semoga usaha berasnya lancar selalu ya mba
Dian says
namanya hidup ya mbak, semuanya serba tak pasti..
jadi penting bgt buat punya perlindungan seperi asuransi tugu ini
Aprillia Ekasari says
Semoga sukses mbak bisnisnya 😀 . Penasaran deh rasa berasnya. Kalau main ke Aceh masakin ya pakai beras itu #maksa hehe
Asuransi zaman now emang penting sekali ya mbak utk proteksi keluarga ya. Soalnya makin ke sini penyakit tambah aneh2 jg 🙁
Semoga kita semua selalu sehat aamiin
andyhardiyanti says
Sebagai makhluk sosial, bagaimanapun juga, manusia akan selalu membutuhkan satu sama lain yaa. Persis nih dengan konsep melangkah bersama yang ada pada Tugu Insurance.
lendyagasshi says
Waah….keren juga yaa…
Selalu ada langkah preventif yang dilakukan sebelum kejadian terburuk.
Bagaikan kejadian kapal titanic yang fenomenal.
Larasati Neisia says
Gara-gara pandemi aku jadi sadar pentingnya punya asuransi nih mbak. Jadi pengen kepoin lebih jauh si Tugu Insurance ini, keren sih banyak jenis asuransinya.
echaimutenan says
Mari kita berpegangan tangan bersama mak semoga selalu kuat hadapi ini. Seneng rasanya kalau kita memang kudu proteksi diri dan keluarga untuk banyak hal yang kita tidak tahu nanti
Milda Ini says
terima kasih atas support dan tipsnya, di tengah pandemi gini emang butuh banyak triks dan info cara jualaan yang smart
Herva Yulyanti says
Wah mba menarik ceritanya sedih juga ya emang kalau lamgsung jual tengkulak pasti ya rugi sementara biayanya aja mahal yah untunglah mba dan keluarga bisa jeli jadinya bisnis berasnya lanjut semoga terus berkembang ya mba
Uniek Kaswarganti says
Kasus Titanic itu emang menyadarkan kita ya mba untuk tidak takabur. Apa saja bisa terjadi, tugas kita untuk menyediakan berbagai perlindungan diri sebisa mungkin.
Dawiah says
Miliki asuransi cukup membantu ya mbak, apalagi di saat seperti sekarangi ini dimana hampir semua usaha mengalami pasang surut. Kalau usaha mengalami penurunan, maka asuransi bisa membantu agar bisa bangkit lagi.
Rohmahdg says
Proteksi diri maupun benda berharga emang wajib dimiliki ya mbak, krna sewaktu2 ga tau apa yg akan terjadi di masa mendatang. Terlbih kalau punya usaha, nggak ada salahnya emang utk diasuransikan
Smoga bisnis dan usaha nya lancar selalu ya mbak