Akhir pekan adalah waktu yang paling tepat untuk jalan-jalan bersama keluarga. Jauh hari, saya dan suami sudah merencanakan untuk mengajak Naqiya berpelisiran ke tempat-tempat wisata terdekat di Aceh Barat Daya. Berbekal daftar objek wisata yang kami peroleh dari internet dan bertanya pada teman di kantor, maka setiap Sabtu Minggu kami kunjungi satu persatu tempat wisata tersebut.
Kali ini kami mengunjungi Objek Wisata Putroe Aloh, Alur Sungai Pinang. Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Pucok Krueng karena terletak di hulu sungai. Sebelumnya, kami sudah beberapa kali ke sungai yang airnya sangat jernih ini, tetapi karena cuaca yang tidak memungkinkan, akhirnya kami hanya singgah sebentar tanpa sempat merasakan sejuknya air sungai. Jadi, tujuan kami ke Pucok Krueng lagi adalah untuk mandi-mandi di sana.
Pukul sepuluh kami langsung berangkat ke Alur Sungai Pinang dari rumah kami di Blangpidie. Dengan menggunakan sepeda motor, sepuluh menit kami tiba ke sungai yang berjarak sekitar 5km dari ibukota Abdya ini. Untuk sampai ke Putroe Aloh tidaklah sulit, kami cukup melihat petunjuk arah yang bertuliskan Putroe Aloh lalu melewati jalan yang ada gapura putih di simpangnya. Jaraknya hanya sekitar 1km dari jalan raya. Asal muasal dinamakan objek wisata Putroe Aloh ternyata tidak jauh berbeda dengan cerita Malem Diwa dan tujuh orang putri khayangan yang ada di Sungai Pasee Bireuen dan legenda Jaka Tarub dan 7 bidadari di Pulau Jawa.
Hari Sabtu adalah pilihan yang tepat untuk menikmati sungai Pucok Krueng. Pada hari ini, tidak banyak warga yang berlibur ke sana. Bisa jadi karena anak-anak masih sekolah pada hari itu. Karenanya, kami bisa menikmati dinginnya air sungai tanpa terusik oleh pengunjung lain. Gemericik air sungai, kicauan burung, dan desiran angin yang bergesekan dengan daun pala semakin membuat syahdu suasana.
Naqiya dan ayahnya bagaikan mandi di pemandian pribadi. Bebas berekspresi dan berenang dengan gaya apapun berdua saja di sungai itu. Jangan tanya bagaimana senangnya putri kami yang masih bayi itu. Dia begitu girang saat kakinya masuk ke dalam air yang dingin. Tertawanya sangat lepas saat tubuhnya masuk ke dalam sungai. Berdua dengan ayahnya, asyik sekali bermain air. Sedangkan saya? Hanya bisa mengabadikan kesenangan ayah dan anak itu leqat bidikan kamera ponsel.
Setelah puas mandi-mandi di sungai, kami beristirahat di saung tepat di pinggir sungai yang disediakan oleh pemilik warung yang berjualan disana. Kami pun memesan mie aceh dan es teh. Puas bermain air dan menyantap makanan, kami pun kembali ke rumah.
Fahmi (catperku) says
Aaaa! Sungainya bersiiih! Coba sungai di jakarta bisa sebersih ini 🙁 enak buat nyebur kan 😐
Liza Fathia says
Ayo ke Abdya kk fahmii
fardelynhacky says
Mamaknya kenapa gak berenang ni? airnya jernih kaliiiii
Citra Rahman says
Ini Naqiya mandi di dekat jalan kan? Kami naek lagi ke atas. Ada kolamnya. Asli segar kali mandi di situ. 😀
Liza Fathia says
Di atas ada kolamnya lagi? Waah penasaran pingin ke kolam itu juga. Sabtu ini cari lagi aaah
Citra Rahman says
Ada banyak kolam-kolam kecilnya. Kalo ke atas lumayan bersih dan tentunya lebih sepi lagi.
Liza Fathia says
Susah ga ya kalau bawa Naqiya? Tapi coba liza pergi aja dulu laah
Lidya says
ke objek wisata ini harus bawa kendaraan sendiri atau ada kendaraan umum kah mbak?
Liza Fathia says
Bawa kendaraan sendiri mbak lyd
Ririn Ranuarti says
wisatanya keren sekali, jadi pengen kesana