Selama beberapa bulan bertugas di RSUD Kota Jantho, ada satu bangunan yang selalu membuat mata ini tercengang saat bus yang saya tumpangi melewatinya. Bangunan itu terletak tepat di sebelah kiri dari persimpangan Jalan Transmigrasi. Ia terlihat begitu kontras karena menjadi satu-satunya bangunan di antara semak belukar itu. Ukurannya begitu besar dan arsitekturnya mengikuti gaya Eropa dan Timur Tengah yang sangat menarik sehingga memesona setiap mata yang memandang.
Sejak pertama datang ke Jantho, saya sudah terpikat dengan bangunan itu. Ternyata di tengah-tengah hutan, ada istana yang berdiri kokoh di sana. Tetapi itu bukanlah istana raja melainkan kantor bupati Aceh Besar yang baru. Selama ini, kantor bupati terletak di kompleks perkantoran yang tidak jauh dari bagunan megah yang hampir selesai pembangunannya. Direncanakan, sang bupati bersama stafnya akan berpindah ke kantor baru itu jika ibukota Aceh besar tidak jadi berpindah ke Kecamatan Kuta Malaka. Ya, pada tahun 2013 silam, Pemerintah Aceh telah mengeluarkan qanun tentang pemindahan ibukota kabupaten ini dan pada awal Maret silam tim penilai kelayakan pemindahan dari Kemedagri Jakarta bertandang ke kota ini.
Meski setiap hari saya melewati kantor bupati yang hampir selesai itu, tetapi belum sekalipun saya melihatnya dari dekat. Bus yang saya tumpangi hanya melintas di depannya tanpa pernah berhenti walau sejenak. Lagipula, tidak mungkin bus pegawai itu berhenti di sana karena kami semua tiba di rumah sakit tepat waktu. Perjalanan dari Banda Aceh ke Jantho memerlukan waktu satu jam yang sangat melelahkan karena harus melewati jalanan yang berliku dan hutan belantara. Segera tiba di RS dan menyiapkan diri untuk melayani pasien itu lebih baik dari pada berlama-lama di jalan. Namun, dalam hati saya selalu bertekad agar suatu hari nanti saya bisa melihat dari dekat gedung yang megah itu dan foto-foto di depannya.
Walhasil, ketika saya mendapat tugas jaga malam di IGD, saya tidak ingin menyia-siakan kesempatan untuk berfoto di depan gedung. Letak gedung bupati tersebut sekitar 500 meter dari rumah sakit, jadi saya cukup meminjam motor karyawan lain agar tiba di sana. Hanya saja, kalau saya ke sana di waktu siang, saya harus berhadapan dengan tukang bangunan yang jumlahnya puluhan. Mandor dan kontraktor kemungkinan besar juga berada di sana. Ini bisa menghambat misi yang telah lama saya susun. Konon, mandor di sana terlihat sedikit sangar dan kurang bersahabat. Belum lagi belajar dari pengalaman teman saya yang pernah mencoba memotret gedung Wali Nanggroe yang sedang dibangun beberapa waktu silam di kawasan Lampeuneuruet, Aceh Besar, ia pernah diminta untuk menghapus hasil bidikannya dengan paksa oleh petugas yang ada di sana.
Setelah mempertimbangkan beberapa kemungukinan yang akan terjadi, saya pun memutuskan untuk mengunjungi gedung kantor bupati di pagi hari. Ketika hari mulai terang, saya mengajak seorang teman ke sana. Bravo! Gedung itu terlihat sepi, hanya satu dua tukang yang melintas. Lalu saya meminta izin untuk mengambil foto. Mungkin karena melihat dua perempuan lugu yang datang pagi-pagi ke sana, si tukang lalu merasa kasihan dan langsung mengizinkan kami untuk foto-foto.
Baru beberapa foto saya jepret dengan kamera ponsel, tiba-tiba seorang laki-laki menegur tukang yang tadi memberikan izin bagi saya.
βHei, kok kau izinkan foto-foto? Harusnya kan belum boleh karena belum siap?β
Mendengar ucapan bernada kasar itu, saya dan teman mulai was-was. Buru-buru kami berfoto di sana dan tidak lupa juga foto selfie. Kemudian saya segera menstarter motor dan kembali ke rumah sakit. di Di perjalanan pulang, saya sedikit merasa kecewa karena hanya foto bangunan secara keseluruhan yang terekam di kamera, saya tidak sempat menikmati arsitektur bangunan bergaya Eropa. Semoga saja nanti ketika gedung itu selesai dan terbuka untuk khalayak ramai, saya dapat mengabadikan keindahan bangunannya secara detail.[]
Bai RUindra says
Keren Liza π
Yusrizal Yusuf says
keren Kak π
Ahmad Zaki says
Megahnya…
Sayang kalau nggak jadi digunakan, mubazir.
Makmur Dimila says
Wah lebih megah dari Wali Naggroe punya ni. (Akhirnya) dilarang foto juga, dasar ya tu orang.
MS says
aku juga pernah foto bangunan bersejarah di sini yg lagi renovasi, tukangnya kasih masuk tapi akhirnya disuruh keluar sama mandor
tyas says
enak ja blang di tengah2 hutan belantara….kl nulis lhat2 dl mbak d skitar-a da ap ja???????
ahan crash says
anda bilang jantho ini hutan? coba anda bayangkan! pernah adakah ibukota seperti kota jantho?? saya rasa belum! dan ini menjadi sebuah tempat yang sangat luar biasa untuk saya! well, dont judge my city! dan saya sangan tidak setuju untuk ibu kota aceh besar dipindahkan! TIDAK AKAN DIPINDAHKAN! -_-
duniaely says
wow … megahnya istana di atas π
Ceudah says
Kayaknya saya pernah liat deh itu gedung π
Idah Ceris says
Enak buat refreahing, ya.
Megah banget kantor bupatinya, Liz . .
Skrg gentingnya udah ungu, ya.
Aulia says
betul-betul istana yang megah ya, auwooooo serasa di hutan π
khalidafitri says
wah cakep banget gedungnyaa
liza says
Giliran org GAM yg jd Bupati seenakx sj buang2 duit bwt bangunan semegah ini. Kerja tdk, kl habisn duit bwt korupsi dr anggaran proyek pemerintah it keahliannya. Luar biasa ni org..bnr2 parah.
Khaira says
Nah, kalo ibu kota pindah trus gedung itu jadi istana siapa, dong?
akucatcil says
Bagus dan megah banget gedung ungunya. Kenang2an bgt dong ya, soalnya pake deg2an khawatir foto diminta dihapus hehe
lisa Tjut Ali says
megah kali bangunannya kayak istana-istana eropa
maulidan, St. Mt says
Alhamdulillah, terimakasih atas semua penilaian dan tanggapan teman-teman atas sebuah karya arsitektur besar saya yang saya design tahun 2007 dan akhirnya saya sudah menduduki ruangan lantai 3 di bagian pembangunan karena saya pns di kantor bupati, semoga bermamfaat, dan saya sangat puas,bila kawan berminat design gambar rumah hubungi saya hp.08126925306 dan E-mail maulidan.akhi@yahoo.com,terimakasih paling besar ke bu liza krn sdh promosikan karya arsitektur saya,wassalam.
konveksi seragam jaket kaos says
wahhh kereeennn