Kamu suka moody? Alias berubah-ubah mood nya? Jangan senang dulu, sebab perilaku dan kebiasaan seperti bisa berakibat buruk buat kamu, bahkan bisa sangat merugikan. Memang kita pikir sepele, sebentar moodnya baik, nantinya sudah jelek, dengan alasan yang tidak jelas, besok nya sudah baik lagi. Mungkin kamu pikir, “ah mood jelek ini kan Cuma sebentar, besok udah baik lagi, biasanya juag begitu?”. Tapi banyak pengalaman menunjukkan, kalau orang yang moody ini tidak disukai oleh teman-temannya, kurang disukai disekolah dan bisa sangat bermasalah di lingkungan kerja. Berikut ada kisah nyata tentang seorang cewek moody, yang belakangan sangat disesalinya.
Sebutlah namanya si Moody, saat itu dia sudah selesai kuliah dan sedang mencari kerja. Mungkin karena prestasinya yang biasa-biasa saja saat kuliah, jadinya dia juga sedikit kesusahan untuk mendapatkan kerja. Beberapa kali lulus uji tulis, tapi selalu gagal di wawancara. Bersyukur dia punya seorang kawan yang mengerti dengan perilaku moodynya? Mereka sudah berteman sejak kuliah dan di teman ini cukup sabar meladeni perilaku moodynya. Bahkan menurut di moody, hanya dia yang bisa mengerti moodnya dia, maklum, si kawan ini sangat baik orangnya.
Nah, si moody ini sangat ingin kerja di sebuah perusahaan, dimana si kawan dekatnya ini sudah bekerja sejak lulus kuliah. Tidak heran memang karena dia lulus dengan predikat sangat baik. Setiap mereka bertemu, si moody selalu bertanya ke kawannya, bagaimana cara ia bisa bekerja disana, sudah lima kali ikut tes, tapi selalu kandas di wawancara. Si kawan hanya bisa menasehati agar si moody tidak putus semangat dan selalau mencoba, dan bardoa agar hasil wawancara terakhir ini, dia bisa diterima. Si kawan ini juga mengingatkan agar moodnya si moody jangan suka berubah-ubah. Diingatkan begitu dia malah langsung bad-mood, marah ke kawannya dan langsung meninggalkannya, tidak mau bicara lagi “kamu juga sama kayak mereka, asik ingatin mood aku saja, emang aku suka badmood mau gimana?” sebutnya ketika pergi. Si kawan hanya berdiam, maklum sudah sangat sering begini, paling besok pagi dia sudah telepon, sambil tertawa-tawa cerita tentang film korea, tanpa ingat sama sekali apa yang diucapkan kemarin, orang moody emang suka begitu kan?
Suatu hari, si kawan ini mengirim SMS ke si moody, pesannya “say, buka email sekarang ya!, segera”. Karena hari itu si moody lagi bad mood, dengan penyebab yang tak seorang pun tahu kecuali dia, dia pun membalas sms kawannya tersebut, “lagi malas, lagi bad mood ni”, sadar dengan jawaban, si kawan ini coba menelpon si badmood, dan ketika telponnya diangkat, bukannya menjawab salam, dia malah langsung ngambek “apaan sih, kan udah aku bilang, aku lagi bad mood, lagi malas, gak mau buka, bulan depan aku buka email”, jawabnya dengan langsung menutup telpon, tanpa memberi kesempatan ke kawannya untuk menjelaskan. Kali ini si kawan hanya pasrah, tidak mau berusaha lagi.
Besok siangnya, ketika si kawan sedang rapat di kantornya, dia menerima telpon dari si moody, tapi karena sedang di ruang rapat, tentu dia tidak bisa menganggkat telponnya. Walau telponnya di reject, tapi si moody terus menerus menelpon. Hingga si kawan ini terpaksa mematikan telpon genggamnya. Waktu pulang kantor tiba si kawan pun bergegas keluar dari gedung kantornya, dan betapa terkejut ketika di depan pintu dia mendapati si moody yang berdiri tegak, matanya merah, seperti habis menangis berat. Kali ini dia tidak bisa berbicara, menunggu kawan dekat ini memulainya. Dasar orang baik, sudah dimarahi oleh kawannya, dia masih bisa tersenyum, “maaf, Cuma itu yang bisa aku bantu untuk kamu, aku sudah bica ke HRD, bahkan kupertaruhkan namaku, agar mereka mau menerima kamu, tapi kamu masih terlalu bangga dan senang dengan sifat moody kamu, aku sudah tak bisa lagi. Sepertinya sudah ada orang lain di posisi itu, tadi sore aku liat dia bawa berkasnya, maaf ya,” sebutnya, sambil berlalu, tidak mau memeluk si kawan ini yang membisu, si kawan ini ternyata harus buru-buru, ditunggu oleh suami dan anaknya dalam mobil di seberang jalan.
Tinggallah si moody sendiri, diantara orang yang lalu lalang pulang dari kantor, meratapi nasibnya, entah dia akan menemukan lagi sabahat sebaik kawannya ini, entah dia akan menemukan pekerjaan impiannya, entah dia akan menemukan menemukan suami, di usia kepala 3 ini dia masih tetap sendiri, tak ada lelaki yang sanggup bertahan dengan sifat moodynya dia.
Dia membuka smartphonenya, membaca lagi email yang masuk kemarin sore, saat dia lagi moody.
***
Yth Saudari M****
Selamat, berdasarkan wawancara kami dengan anda, tangga **/**/***** kemarin, dan juga berdasarkan keterangan staf kami, saudari ***** (kawannya) kami memutuskan untuk menerima anda bergabung di perusahaan kami. Karena posisi ini butuh orang segera, kami mohon anda bisa menjawab email ini segera, atau menelpon kami di bagian HRD. Kami tunggu paling lambat sampai besok jam 10 pagi, jika kami tidak menerima kabar apapun dari anda, baik dari email atau telpon hingga jam 10 pagi besok, kami anggap anda mengundurkan diri, dan posisi ini akan segera diisi oleh orang lain. Jika bersedia, harap lengkapi beberapa berkas, dengan list terlampir di email ini.
Kami tunggu balasan dari anda
HRD
***
Isak tangisnya kini kembali pecah, entah apa yang ada dalam benak si moody, ibarat nasi sudah jadi bubur, cita-cita bekerja yang bertahun-tahun diidamkan, kini lenyap dalam beberapa jam. Semua berasal dari sifat moodynya yang dipeliharanya dengan bangga.
Nah, itu kisah untuk orang yang moodnya berubah-ubah, saya yakin banyak yang seperti ini, tapi tidak pernah mau sadar, malah suka marah kalau ada yang mengingatkan. Benar tidak? Pokoknya jangan dipelihara ya sifat moody ini, karena kalau sudah parah, bisa masuk gangguan jiwa. Semoga bermanfaat!
cowok ganteng says
kalau moody atau bedmoodnya pas lagi lapar aja gimana tuh? 🙂 atau pas lagi tak ada uang??
Liza Fathia says
itu lapar namanya cowok, bukan moody 🙂
lintobaro says
sangat disayangkan… ngenes bgt hidup seperti itu.
http://lintobaro.blogspot.com
Liza Fathia says
sangat setuju bang linto baro, eh itu linto baronya sampai kapan ya? 🙂 eh, blog droen cukop keren ya 🙂
Hartomo says
Wah ini lagi ceritain tokoh kartun toy story ya moody? 😛 Iya saya juga kadang moody tapi gak parah parah amat wkwkwk.
Liza Fathia says
eh, iya jadi ingat si moody itu ya? hehe..
Moersalin says
kesian, kesian kesian…