Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan untuk mendaki gunung Lange dan menikmati langsung Pantai Lange Aceh Besar bersama teman-teman Gam Inong Blogger. Ada Citra, Bang Hijrah, Syauqi, Sahar, Avri, Andika, sepupu Citra, dan tidak ketinggalan suami saya tercinta bang Thunis. Ini adalah debut hiking saya. Meski berasal dari pegunungan, belum sekalipun saya mendaki gunung yang tidak jauh dari rumah. Jadi, Lange yang terletak di Kecamatan Lhok Nga, Aceh Besar adalah destinasi hiking pertama saya.
Ketika Citra mengatakan kalau medan yang kami lalui sifatnya sedang, saya sama sekali tidak paham akan maksudnya. Awalnya saya menduga hiking itu ngga jauh berbeda dengan menaiki anak tangga. Pasti tidak begitu sulit. Dan memang ketika kami tiba di pegunungan Lange dan memarkirkan sepeda motor di lereng bukit, perjalanan yang saya lalui tidak begitu berat. Hanya saja ketika mendaki puncak Lange, saya sedikit ngos-ngosan.
“Kalau pergi memang tidak begitu susah, karena nanti setelah bukit ini kita akan menurun. Cuma pas pulang nanti, kita akan mendaki lebih jauh dari sebelum ini, “ terang Citra saat kami beristirahat sejenak di puncak.
Benar saja, rute yang kami lalui adalah turunan dan selebihnya datar. Meskipun demikian, saya tetap kesusahan. Berat badan yang sudah tidak ideal lagi menjadi inti masalahnya ditambah dengan ransel saya yang penuh dengan rantang makanan membuat perjalanan saya tidak semudah yang lain. Syukur ada suami yang setia menanti istrinya yang sok hebat mau hiking tetapi kenyataannya malah merepotkan dia (maafkan daku ya, Cinta :)). Jadi kalau teman-teman yang sudah merid pingin hiking, jangan lupa ajak suami ya, biar nanti ada yang pegangin atau pelukin kalau hampir jatuh
Satu jam lebih kami berjalan hingga akhirnya tiba juga di tempat tujuan.
Hamparan laut biru dengan pasir putih ini pasti menjadi pertanda akhir perjalanan kami. Tapi ternyata dugaanku salah. Pancuran di belakang bukit yang terbentuk dari batu karang di depan kami lah tempat peristirahatan nanti. Akhirnya saya kembali berjalan dengan sedikit terseok dan sepatu masuk ke dalam pasir. Ini pasti karena saya sudah “keberatan”. Orang lain berjalan dengan santai di atas pasir, sedangkan saya seperti berjalan di dalam lumpur saja. Saya harus diet!

Tidak lupa untuk foto-foto bersama sambil menunjukkan gaya masing-masing. Ada bang Thunis, saya, bang Dika, bang Hijrah, Syauqi, dan Sepupu Citra
Setelah mendaki bukit yang sedikit terjal itu, akhirnya kami pun tiba di tempat yang menurut Citra sangat eksotik. Beda dengan pantai-pantai lain yang ada di pesisir Aceh. Yuhuu. Citra benar dan tidak lebay. Pantai bernama Ie Rah ini memang sangat ciamik. Ia tidak hanya menyuguhkan pasir putih dan lautan biru, tetapi juga rumput laut yang tumbuh di atas karang sepanjang pantai. Dan yang membuat mulut saya ternganga adalah ketika melihat ada pancuran di antara karang dan rumput laut itu. Pancuran yang terbentuk dari air laut yang masuk lewat celah-celah karang dan menimbulkan tekanan ke atas sehingga terlihat bagaikan pancuran.
Tak hanya itu, rumput nan hijau dan bukit yang ditumbuhi pohon ketapang juga menjadi pemandangan yang tidak kalah indah di Lange. Rasa-rasanya ketika duduk diatas permadani yang terbuat dari rerumputan dan menatap laut lepas yang masih alami ini, tak ingin diri ini kembali ke rumah. Apalagi ketika memikirkan perjalanan pulang yang lebih berat dibandingkan saat pergi. Maunya pingsan saja dan dibopong sama suami
Pantai Lange, April 2014
Indah, Maakk, pantainya… Aku juga mau hiking ke sana, meskipun jauh, yang penting ujungnya bisa ngelihat laut…
Ayooo mak, kpn nih ke Aceh.
pantainya bagus bangeeeeeeet! ah iri ini saya pengen ada di sana juga 😀
Iya mak, meski cape hiking, langsung segar pas liat pantai
Waduh, kk ga bisa hiking lagi nih. Tahun depan yaa… Atau nnti klo org ini pergi kk kabari dekya
Wah, aku belum pernah kesini, ntar kalo pulkam harus menginjakkan kaki di sini nih, Za, Hayuk hikin lagi yuk!
Hayuk kak…
Seruuuuuuuuuuuuuuuu banget ya, kami gagal pergi minggu lalu karena Citra bilang nga dapat izin dari pak mukim (biasa ada yang melanggar peraturan hiks)
Wah, itu rupanya penyebab ngga jadi pergi kemarin minggu. Semoga dikasih lagi ya kak
Gak kebayang capeknya punggung yg bawa rantang. Hihihi
BTW, berhenti berapa kali, Mba?. 😆
Keren pantai dan pancurannya!.
Berhentinya puluhan kali mbak idah, yang lain udah smp diriku masih ngos-ngosan di belakang
Hahahahah.. asyiik ada kawan
Masya Allah.
Indaaaahnyaaaa…
indah banget memang mbak
pakat2 lah….
lain kali beh 🙂
Pasty seru banget
pastinya 🙂
kalau di aceh banyak banget mbak lyd
Rutenya lewat mana aja ya
Lewat lamhom/lambadeuk lhoknga
lautnya cakep, mak. 😀 apalagi masih bersih gitu hehe
Kelak, kami juga ajak pasangan ke Lange. 😀
amiinnnn….semoga segera terlaksana ya Makmur 🙂
Amiin.. 😀
Romantisnyaaa… 😀 Walaupun hiking rame-rame, pasti Liza dan Bg Thunis merasa dunia milik berdua. Hehehe
Foto yang di atas pancuran kayak penampakan aja Mbak. hehe
jaringan TELKOMSEL ada kk?
Ada dunk
artikelnya bagus, ijin share di http://ksmtour.com ya. Terima kasih