Review Buku Bahagia Bersama
Berbagi, Memberi, Menyantuni
Tiga penggal kata, terus didenyutkan di nadi, didetakkan di jantung, dialirkan di aliran darah, dan diulang-ulang dilisankan tanpa henti, bak mantra yang terus digaungkan saban detik.
Tiga kata yang dijadikan syair kehidupan dalam panduan suara dan derap langkah semua orang yang bekerja, berbakti, dan mengabdi di tempat ini. Adakah itu sebuah “teori ekonomi nan sakti?” Atau, “pemanis di bibir belaka?”
Lalu bagaimana ceritanya berbagi itu tidak mengurangi? Malah sebaliknya. Dari semula hanya 8 beranak pinak menjadi puluhan ribu?
Mimpi harus diwujudkan! Jika ada gangguan dalam perjalanan, “Itu karena perbuatan baik kita masih kurang banyak,” tutur sang pemimpin.
Jangan cuma cari dunia, tapi juga akhirat,” tegas sang pendiri.
– Kang Maman @kangmaman1965, penulis buku Bahagia Bersama –
Daftar Isi
Buku Bahagia Bersama: Karena Energi Positif Selalu Bertemu dengan Energi Sejenis
Ketika membaca kalimat demi kalimat di dalam buku ini, perasaan saya bercampur baur. Rasa senang dan haru bersatu membuat saya kadang tersenyum sendiri dan kadang menitikkan air mata.
Kisah-kisah di dalamnya membuat saya semakin yakin bahwa dengan berbagi kita justru akan mendapatkan lebih. Berbagi tidak serta merta harus dalam bentuk materi, berbagi apa pun, yang baik-baik, pasti akan dibalas oleh Yang Maha Kuasa.
Berbagi, memberi, dan menyantuni. Membaca buku bahagia bersama membuat saya semakin banyak belajar tentang nilai-nilai berbagi. Karena berbagi tidak pernah rugi. Berbagi tidak mengurangi.
Buku setebal 190 halaman ini membuka mata saya bagaimana berbagi, memberi dan menyantuni perusahaan @jne_id semakin berkembang pesat menjadi perusahaan yang sehat sekaligus rajin beramal.
Buku ini berkisah tentang semangat berbagi dan menciptakan rasa bahagia bersama (connecting happines) yang dilakukan tidak hanya oleh direktur dan kurir JNE tetapi juga oleh anak-anak penjual gorengan hingga Komeng, komedian senior dan tersohorndi negeri ini.
Buku ini ditulis dengan apik oleh penulis favorit kesayanganku Kang Maman, dan dilustrasikan dengan indah oleh bang Muhammad Misrad @micecartoon.co.id
Buku Bahagia Bersama, Layak dibaca oleh Siapa Saja
Sejak gawai selalu di tangan, saya sudah jarang sekali membaca buku fisik. Padahal setiap mengajak buah hati ke toko buku, pasti ada buku yang ikut saya beli.
Akhir-akhir ini saya mulai menyadari jika kebiasaan yang bertahun-tahun telah saya lakoni itu tidak baik untuk kesehatan. Membaca lewat ponsel membuat minus mata saya semakin meningkat. Saya juga sering tidak fokus saat membaca karena pasti ketika membuka layar hp, berbagai aplikasi terutama media sosial seakan menarik jempol dan tulunjuk saya untuk membuka mereka. Niat hati ingin membaca buku elektronik, yang terjadi malah saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton gosip. Hehehe.
Dan saya pun bertekad untuk berubah. Setiap berangkat kerja, saya selalu menyelipkan sebuah buku ke dalam tas. Sambil menunggu pasien datang berobat, saya membaca buku.
Dan saat ini, saya sedang mengnamatkan buku bahagia bersama.
Tidak hanya saya yang tertarik untuk membaca setiap kisah yang ada di dalamnya, tetapi Naqiya, putri sulung saya yang berumur 6 tahun dan baru lancar membaca juga suka membaca buku ini.
Pernah suatu ketika saat saya ingin melanjutkan membaca, buku tersebut raib. Saya tanyakan kepada Muli, ART yang bekerja di rumah, dia pun tidak tahu. Saya mencari kesana kemari juga tidak ada.
Baru ketika Naqiya pulang sekolah, si sulung mengatakan kalau buku “mama” ada di kotak mainannya. Dan ia meminta saya untuk tidak memindahkan buku tersebut karena akan dibacanya lagi sambil bermain.
“Kak Yaya suka baca buku ini. Soalnya ada komiknya. Komiknya lucu-lucu dan bagus-bagus.” jelasnya
Saat saya memintanya untuk menceritakan kembali isi komik tersebut, dengan semangatnya Naqiya bercerita.
“Ada kan ma, abang-abang. Dia masih kuliah. Terus dia mau makan di gerobak. Disitu banyak penjahatnya. Penjahat itu mau jahatin dia. Tapi dia malah traktir mereka makan. Terus enggak jadi dijahatin deh abang itu,” ungkap Naqiya.
Saat mengikuti launching Buku Bahagia bersama, saya juga mendapat pencerahan tentang kisah dibalik penulisan buku ini.
Seperti yang saya paparkan di atas tidak hanya Kang Maman yang terlebat dalam penyusunan buku ini, tetapi ada juga kartunis keren dan beken Mice Cartoon yang menjadikan buku tersebut tidak hanya menarik dari segi cerita tapi juga visual.
Keterlibatan Mice dalam pembuatan buku Bahagia Bersama ternyata punya tantangan tersendiri. Pasalnya, buku tersebut harus dibuat secara berbeda agar pesan di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik ke seluruh golongan pembaca, termasuk anak-anak. Ia juga berharap, buku tersebut bisa semakin memantik semangat masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan, khususnya berbagi.
Dapatkan Buku Bahagia Bersama di Gramedia dan E Commerce
Bagi teman-teman yang ingin memiliki buku Bahagia Bersama, buku ini sudah dapat dibeli langsung di toko buku Gramedia atau melalui www.gramedia.com. Selain itu, buku tersebut juga tersedia di toko resmi JNE pada platform e-commerce, seperti Tokopedia dan Shopee.
Semakin Semangat Berbagi, Memberi, Menyantuni di Hari Jadi
Di tanggal 26 November 2021 ini, JNE akan merayakan hari jadi mereka yang ke-31.
Semoga di usianya yang tidak muda lagi, JNE tetap giat dalam “Berbagi, Memberi, Menyantuni.” semoga semakin sukses dan Pakeet yang diantarkan memberikan kebahagian untuk yang menerima.
Selamat membaca buku Bahagia Bersama dan semangat berbagi, memberi, dan menyantuni.
Ya, memberikan apa yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan, baik itu berupa materi, tenaga, bahkan pikiran, tidak serta merta membuat kita kekurangan. Malah Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda atas apa yang kita sedekahkan.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (rahmat) karuniaNya, lagi meliputi ilmu pengetahuanNya.” (Al-Baqarah:261)
Leave a Reply