Sejak tinggal di Blang Pidie, kami sudah jadi langganan dengan beberapa perusahaan bus rute Tapak Tuan – Banda Aceh. Kenapa Tapan Tuan? Karena tidak ada bus yang langsung dari Blang Pidie ke Banda Aceh, melainkan dari dan ke Tapak Tuan, singgah Blang Pidie, baru langsung ke Banda Aceh. Awalnya kami sempat beberapa naik mobil travel, ya mobil keluarga biasa sepeti inova atau avanza yang dipakai untuk angkut penumpang. Alasan naik mobil ini karena itu mobil keluarga, jadi harapannya bisa nyaman, tidak terlalu ramai, dan sebagainya. Awalnya sih kami dapat “mobil rental” yang lumayan baik, tapi pernah juga ada mobil yang tidak mau hidupin AC, alasannya rusak, tapi kita pelanggan kan kepanasan sepanjang malam. Setelah beberapa pengalaman gak enak ini, akhirnya kami putuskan untuk naik mobil resmi saja, bus antar kota dalam provinsi.
Bus lintas Barat Aceh yang saya sebut ini mungkin tepatnya disebut jet bus, karena ukurannya kecil, bukan seperti bus lintas timur yang saya ceritakan sebelumnya. Ada dua perusahaan yang jadi langganan kami, Taradita dan Harapan Indah. Jika Taradita menggunakan minibus Toyota Hiace yang maksimal tempat duduknya 10 orang, Harapan Indah menggunakan bus Isuzu Elf yang berkapasitas 13 orang, kalau penuh semua. Kedua duanya sama-sama nyaman, servis dan harganya relatif sama. Ada wifi, Air Conditioner, selimut dan minuman. Tapi ada dua hal yang saya sesalkan dari perusahaan trasportasi ini. Pertama adalah hobi para supir menghidupkan musik sepanjang perjalanan. Ya saya ulang lagi, musiknya keras, dan gak pernah berhenti. Jadinya saya kesusahan tidur. Padahal kita sengaja naik mobil malam agar bisa tidur sepanjang malam, karena besoknya kita harus berkerja. Kalau saja pemilik perusahaan ini bisa mengerti, mereka bisa bilang ke supirnya untuk hanya menghidupkan musik ketika busnya berhenti atau mau jalan. Ketika sudah jalan, baiknya musik dimatikan, karena penumpang butuh istirahat. Logikanya, kalau ada penumpang yang mau dengar musik, mereka kan bisa bawa headset mereka sendiri, tanpa harus terpaksa mendengar musik selera bang supir.
Hal lain yang butuh perhatian para supir adalah agar mereka tidak membangunkan penumpang ketika waktunya makan. Iya, ada penumpang yang memang butuh tidur, jadi gak harus teriak teriak “makan minum” ketika tiba di warung makan dimana mereka istirahat untuk makan. Penumpang mungkin sudah makan duluan dirumah, jadi biarkan saja mereka tidur nyenyak, bang supir silakan makan sendiri.
Kalau kedua hal kecil ini bisa mereka perbaiki, bukan tak mungkin mereka menjadi pilihan penumpang yang melintasi pantai barat Aceh. Karena memang untuk urusan lain mereka sudah cukup bagus, tinggal dua hal ini saja yang butuh perhatian dari mereka, semoga.
Leave a Reply